#8 ( Confuse )

87 12 19
                                    

Di tengah lapangan Carel tampak celingak-celinguk mencari keberadaan seseorang, siapa lagi kalau bukan Willy sang pujaan hati. Jenny yang melihat raut wajah sedih dari Carel pun merasa simpati, namun di sisi lain ia juga kesal dengan Willy yang masih terbayang-bayang masa lalunya.

Bahkan 5 menit sebelum pertandingan dimulai, Carel masih menyempatkan diri untuk naik ke tribun. Ia berusaha membelah lautan manusia di sana yang  tak sedikit juga yang meneriakkan namanya, hanya untuk menemui 4 gadis cantik yang duduk berderet.

"Willy mana? Dia gak nonton? Kelas dia kan juga lagi main!" tanya Carel pada keempat gadis yang hanya terdiam dan saling menatap satu sama lain. Hingga akhirnya Jenny memberanikan diri untuk buka suara.

"A-ada kok Rel! Dia pamit ke toilet tadi, palingan abis ini juga balik kok." jawab Jenny yang masih berusaha menutupi kebenaran dari keberadaan Willy saat ini.

"Ohhh syukur deh kalo gitu,,, gue kira Willy gak bakal dateng. Kan gue jadi lebih semangat gitu kalo ada dia... hehehe." Setelah lega mendapatkan jawaban dari Jenny, Carel pun berencana akan kembali ke tengah lapangan. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti ketika mendengar kalimat yang diucapkan Salsa.

"Ehhh gaess! Ini Willy bales Line gue, katanya dia lagi nonton pertandingannya anak futsal!" Seketika Jenny, Yumni, dan Airin langsung melotot sebal ke arah Salsa. Sumpah serapah, makian, dan emosi dari mereka bertiga sepertinya sudah sangat meletup-letup ingin ditumpahkan, jika saja mereka tak ingat bahwa Salsa adalah sahabat mereka.

Pertandingan benar-benar berlangsung dengan kacau, Carel seperti tidak fokus dalam bermain. Meskipun di tim masih ada Kenan yang juga mahir dalam bermain basket, tetap saja ketidakfokusan Carel membuat strategi permainan tim mereka berantakan. Dan untuk pertama kalinya dalam sejarah pekan olahraga, tim Carel kalah dalam pertandingan, yang bahkan masih gelombang pertama.

Seusai pertandingan Carel tampak sangat murung, ia merasa bersalah karena membuat timnya kalah. Ia berulang kali meminta maaf kepada timnya, tapi mereka sama sekali tak marah pada Carel. Karena bagi mereka, menang atau kalah bukanlah yang terpenting, yang terpenting mereka sudah berusaha dan ikut berpartisipasi dalam pekan olahraga kali ini.

Saat ini Rooftop menjadi satu-satunya tujuan Carel, ia mungkin hanya butuh waktu untuk sendiri dan ruang untuk ketenangan. Padahal ia sudah bertekad untuk mengejar Willy, tapi baru segini saja rasanya ia ingin menyerah.

Otak Carel kini dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti 'Apa Satria sebegitu berartinya bagi Willy? Ia bahkan sampai meninggalkan pertandingan kelasnya, hanya untuk mendukung Satria. Rasanya seperti ia sengaja memasang pagar pembatas, agar tak siapapun bisa masuk'.

Carel benar-benar terkejut, ketika mendapati mentari yang mulai menghilang saat ia terbangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Carel benar-benar terkejut, ketika mendapati mentari yang mulai menghilang saat ia terbangun. Spontan ia langsung melihat arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya, yang kini menunjukkan pukul 5 sore. Ia pun segera kembali ke kelas untuk mengambil tas nya, dan berencana untuk pulang. Tapi tiba-tiba ia dikejutkan dengan suara notifikasi dari handphone nya, yang memunculkan nama yang sangat tak asing lagi baginya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Probably I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang