10 DIAMOND

66 25 81
                                    

Benar-benar cara melepas kepergian yang terlewat ramah.

Joseph mesti merasakan guncangan maha dahsyat, dari tangan yang menggenggam tuas kendali, hingga pantat yang duduk di kursi pilot. Kalau dipikir-pikir, naik jet coaster tanpa sabuk pengaman jauh lebih tidak apa-apa, ketimbang semua kegilaan ini.

Lelaki itu tidak punya banyak pilihan.

Mestinya ada wahana khusus untuk menembus atmosfir Planet ME-124. Bila gravitasi 12G-nya tak mampu membuat benda terbang apapun terbanting kembali ke tanah, masih ada lapisan tipis asam belerang yang sanggup membuat logam terkeras di Galaxy Zwazwovsky tak ubahnya selembar kerupuk tercelup air.

Sebagai seorang Sat-PAM, Satuan Pengaman Antariksa M, ketertiban di teritori antariksa sekitar sini adalah tanggung jawab kesatuannya. Cara apapun ditempuh untuk itu.
Termasuk, mesti menebar pesona lewat wajah permakan kepada gadis imut penjaga persewaan kapal ruang angkasa. Buruannya merupakan bandit kelas kakap, semua upaya harus dikerahkan demi suksesnya misi. Biarpun sempat terbersit di benak Joseph, apa klaim asuransinya sanggup menutupi hutang operasi implan tulang hidung tempo hari, bila wahana terbang separuh bobrok ini, jadi kembang api tiba-tiba.

Pikiran lelaki itu teralihkan ketika dari alat komunikasi nirkabel, yang tersangkut di telinga kanannya, terdengar suara statis.

"Joseph, masuk!?"

Disusul seseorang berujar dari arah seberang. Joseph sendiri, kedua tangan lelaki itu masih mati rasa. Setelah dipastikan tremornya sedikit reda, dia menekan sesuatu di alat komunikasinya.

"Nyawaku masih kerasan di tubuh ini, Vic. Jadi, tenang saja. Ganti!"

"Kecuali akal sehat yang sudah menyublim dari otakmu, aku percaya dengan semua yang kau ucapkan. Lalu, sebutkan statusmu."

"Kalau komunikasi kita tersambung kembali, itu artinya aku sudah lepas dari atmosfir ME-124. Sekarang tinggal melakukan pengejaran begundal cilik itu."

Mengira sudah terputus, mengingat jeda yang tercipta terlalu lama, lelaki itu dikejutkan oleh suara Victoria.

"Sat-PAM Sepuluh Diamond, Joseph Mangkuprojo. Kuharap kamu tahu betul, selicik apa kurcaci yang sedang dirimu hadapi ini."

Intonasi suara Victoria terasa begitu berawan. Joseph, yang masih mengamati keadaan luar pesawat lewat monitor, harus menghela napas berat sebelum buka suara.

"Madam As Diamond, Nona Victoria Lucharte. Anda tenang saja, akan saya selesaikan Operasi Benih Labu menyebalkan ini, meski harus kehilangan nyawa sekalipun."

"Aku lebih suka bila kau tetap bernyawa setelah misi ini. Sudah ada 15 Sat-PAM 10 Diamond yang gagal, jangan sampai tambah satu lagi."

"Itu tak akan terjadi, Vic. Kau tenang saja."

Joseph menanggapinya tanpa fokus penuh. Dia mesti jeli menatap 6 monitor plasma layar lebar di depannya. Biarpun, yang memenuhi bidang pandangnya cuma kegelapan antariksa tanpa batas. Melacak jejak satu wahana luar angkasa seperti ini, rasa-rasanya mencari jarum di tumpukan jerami terlihat jauh lebih mudah.

Sampai perhatiannya tertuju pada kilau sesaat di monitor 4. Joseph mesti memperbesar gambar atau tampilan 20 kali untuk memperjelas penglihatan.

"Hei, Jo, ada apa. Kau terdiam cukup lama?"

Suara Victoria itu, membuat Joseph terhenyak.

"Ini gawat, vic! Sepertinya buruan kita tahu benar keunggulan kendaraan antariksa model G-0177 U."

"G-0177 U katamu!? Berarti kurcaci itu sanggup melakukan...."

"Ya, Warp Drive, tehnologi perjalanan antar bintang dengan memanfaatkan prinsip pemampatan ruang. Menyebalkannya di model G-0177 U, piranti secanggih itu ditanam secara portabel, benar-benar merepotkan. Lebih merepotkan lagi, bila lompatannya berhasil. Kita akan kehilangan jejak, bocah cilik nakal yang suka jajan kwaci pakai bitcoin."

10 Diamond Kisah Kuaci Dan Akhir DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang