CHAPTER 12

16 2 0
                                    

Setelah berbincang dengan Rion, Yena memutuskan untuk membuang rasa ragunya dan mulai percaya pada Yohan. Sekarang, Yena dan Yohan sudah seperti sepasang sepatu, dimana ada Yena disitu juga ada Yohan. Cara bicara dan sikap Yohan terhadap Yena juga berubah.

"Na, kamu pulang sama siapa?" Yohan

"Sama Vano dan bang Ken Yoh. Ada apa?" Yena

"Oh gitu, tadi rencanya mau ngajakin kamu pulang bareng tapi nggak jadi deh kalau gitu. Aku temenin kamu nunggu mereka aja."

"Oh iya Na, gimana kalau besok kita berangkat sekolah bareng?" Yohan

"Ngerepotin kamu nanti Yoh, aku berangkat bareng Vano, bang Ken atau Rion aja. Kaya biasanya" Jawab Yena dengan tersenyum

"Nggak ngerepotin Na, lagian rumah kita kan deket jadi bisa sekalian."

"Jangan-jangan kamu masih nggak nyaman ya deket-deket aku" Kata Yohan sambil membuat raut wajah kecewa.

"Nggak gitu Yoh, aku cuma nggak mau bikin kamu repot atau bikin kamu nungguin aku" Jelas Yena

"Santai aja Na. Lagian nunggu lama juga nggak pa-pa kalo buat kamu mah, hehe" Yohan

"Gombal banget sih, Yoh. Oke kalau gitu, besok kita berangkat sekolah bareng ya" jawab Yena

"Siap komandan" Kata Yohan sambil hormat

"Yess, besok pagi berangkat sekolah bareng peri cantik" kata Yohan lagi

Yena pun memukul pelan bahu Yohan karena malu. Tak lama Ken dan Vano datang. Yena pamit pada Yohan untuk pulang lebih dulu.

Keesokan Harinya

Sesuai janji, hari ini Yohan datang menjemput Yena. Yohan menunggu Yena yang bersiap, ditemani oleh si bungsu Vano. Mereka banyak bertukar cerita tentang sekolah hingga basket. Vano memang sangat suka dengan basket dan kebetulan Yohan ini kapten basket jadi mereka nyambung banget waktu ngobrol. Mulai hari ini, Vano sudah menetapkan Yohan menjadi idola serta panutannya. Yohan tuh ya, udah kapten basket, pinter, keren, ganteng, baik dan seru pula kalo diajak ngobrol. Pokoknya the best deh, siapa coba yang bisa menolak pesona abang satu ini.

*Dih... nggak tau aja ni si Vano kalo Yohan tuh lagi punya niat jelek ke kakaknya* kata author

Tak lama Yena bergabung dengan mereka. Ia bingung kenapa Vano masih dirumah, padahal tadi Bang Ken kan udah ngajak ni bocah berangkat.

"Van, lo kok masih dirumah sih? Bukannya lo bareng Bang Ken ya?" Tanya Yena

"Noo, hari ini gue sengaja gak bareng Bang Ken. Gue bareng lo sama Bang Yoh. Lo gak boleh dibiarin berduaan, nanti bisa diikutin sama setan" jawab Vano

"Lahh..., berarti lo setan dong, vano...vano wkwkwk" Yena

"Enak aja orang ganteng gini dibilang setan. Lo tu kak yang persis sama setan. Setan yang rambutnya panjang, baju putih, apalagi kalo lagi ngambek atau marah, behhh 11 12 udah" Balas Vano

"Heh...bocil ngeselin banget sih, sini nggak" Yena berucap sambil mengejar Vano

Vano memilih lari, bersembunyi dibelakang Yohan sambil meminta pertolongan. Yohan hanya bisa tertawa melihat kelakuan kakak-adik ini.

 Yohan hanya bisa tertawa melihat kelakuan kakak-adik ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang Yoh, singa betina lagi ngamuk nih, tolongin Vano"

"Vanoooo....sini nggak, jangan sembunyi dibelakang Yohan"

"Dih, ogah wlee"

"Yoh, minggir. Biar gue kasih pelajaran itu bocil" kata Yena

Bukannya minggir Yohan malah semakin menghadang Yena. Yena pun menjadi kesal karenanya.

"Yohhh, lo minggir dulu. Gue harus nangkap tu bocil ih" Kata Yena sambil terus mencoba menangkap Vano. Bukannya menjawab dan mematuhi Yena, Yohan malah menangkap pergelangan tangan Yena dan menariknya mendekat.

"Udah Yena, kalo kamu kejar-kejaran sama Vano terus nanti kita telat. Kalo telat terus dihukum mau, hmm?" Tanya Yohan. Yena hanya menggelengkan kepala sambil menahan rasa berdebar.

Bayangin aja nih ya, Yohan tu ngomongnya pake nada yang lembut banget, udah gitu sambil natap mata Yena dalam di jarak yang sangat dekat. Aduduh, Yena rasanya mau pingsan aja, tapi malu. Mana tangan Yena sekarang udah berubah posisinya jadi digenggam sama Yohan. Sweet banget pokoknya kalo dilihat.

"Sekarang kita berangkat ya na, nanti Vano kita turunin aja dijalan kalo berulah lagi" Vano yang mendengar kata-kata Yohan mendelik tidak terima.

"Oh iya, satu lagi kitakan udah sepakat pake aku kamu, bukan gue lo. Kalo kamu ngelanggar aku bakal hukum kamu. Kaya gini" Kata Yohan sambil mencium pipi Yena cepat. 

Setelah itu, Yohan menarik tangan Yena pelan untuk mengikutinya. 

Vano? 

Anak itu  lagi asik mendumel sambil jalan. Ya iyalah ngedumel, Yena-Yohan mesra-mesraan gak tau tempat. Masa didepan Vano sih, kan Vano yang jomblo ini jadi iri. Yah meskipun mereka belum pacaran, tapi kelakuaannya itu sudah mencerminkan orang kasmaran banget.

"Hish dasar bucin. Awas aja nanti, kalo mereka jadian gue bakal minta pajak jadian yang banyak dan mahal. Hitung-hitung buat ganti rugi karena bikin gue iri."

"Eh..... kok mereka udah ngilang aja sih, gak boleh dibiarin nih. Kan gak lucu kalo gue ditinggal" Vano berlari untuk mengejar Yena dan Yohan ke gerbang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang