Chapter 6

30 9 0
                                    


Semakin hari Sheryl dan Yohan and the geng semakin akrab. Yena bisa merasakan dan melihat bahwa Yohan dan Sheryl menjadi semakin dekat. Yena melihat bagaimana perhatiannya Yohan terhadap Sheryl dan hal apapun yang dilakukan Sheryl pasti membuat Yohan terlihat lebih ceria dan bahagia. Kadang Yena merasa iri ketika melihat Sheryl bisa melakukan hal-hal tersebut, kadang Yena bertanya-tanya apabisa ia berada diposisi Sheryl sebentar saja. Tapi, Yena sadar kalau Yena dan Sheryl sangat berbeda, ibaratnya Sheryl adalah berlian dan Yena hanyalah sebutir pasir. Meskipun sahabat-sahabatnya banyak yang mendukung Yena mendekati Yohan, dan mengatakan bahwa sikap Yohan adalah sikap bagaimana biasanya laki-laki dan perempuan saat berteman, Yena tidak merasa demikian. Entahlah, untuk saat ini Yena tidak ingin berharap, dan lebih memilih untuk berusaha fokus terhadap kegiatan sekolah serta kegiatan ekstra yang digelutinya, sehingga selain bisa mengalihkan perhatiannya ia juga akan bisa membanggakan orang-orang yang menyayanginya jika ia bisa berprestasi dibidang-bidang tersebut.

Disaat Yena berusaha mengalihkan perhatiannya dari Yohan, entah mengapa rasanya takdir tidak merestuinya. Yena dan Yohan terlalu sering berada dalam acara yang sama, mengisi kegiatan yang sama, bahkan menjadi panitia disatu acara yang sama. Meskipun demikian mereka berdua selalu berusaha menghindar satu sama lain dan tidak saling bertegur sapa. Seperti saat ini, yaitu saat acara peringatan hari ulang tahun sekolah, Yena ditugaskan sebagai bendahara dalam kepanitiaan sedangkan Yohan sebagai ketuanya. Hal ini menyebabkan Yena harus berkali-kali berurusan dengan Yohan dan kebanyakan dari urusan itu tidak berjalan dengan baik dan cenderung berakhir menyakitkan bagi Yena. Yohan masih tetaplah Yohan yang suka berkata kasar terhadap Yena, rasanya Yena ingin mengundurkan diri saja tetapi apa daya ia tidak bisa, karena kepala kesiswaan langsung yang menunjuknya.

"Yoh, bisa ngomong bentar?" tanya Yena ada Yohan yang masih ada diauditorium

"Ngomong aja, cepetan. Nggak usah basa-basi" jawab Yohan

"Bisa nggak, buat kepanitian inii aja lo sama gue bersikap biasa, biar acaranya juga lancar dan menyenangkan" kata Yena

"Lah, kan gue juga biasa aja sama lo. Sikap gue sama kaya biasanya tu" jawab Yohan

"Gue capek gini terus Yoh, gue nggak tau salah gue apa sampe sikap lo kaya gini ke gue, gue cuma pengin kepanitiaan ini berjalan normal Yoh, gue nggak mau ngerusak suasana acara nanti" kata Yena

"Lo pikir cuma lo yang capek, gue juga capek, semua juga capek. Lo bisa nggak sih, nggak ngerepotin, nggak baperan dan nggak usah ngeluh. Lo bilang gak mau ngerusak suasana, tapi sekarang aja lo udah ngerusak suasana. Nyesel gue dengerin omongan lo". Kata Yohan lalu pergi meninggalkan Yena

"Gue tau semua orang capek Yoh, tapi yang paling bikin gue capek ialah keadaan kita. Bisa nggak sih lo ngerti sekali aja. Lo nggak suka gue? It's ok, nggak papa. Tapi seenggaknya lo bisakan hargain usaha gue, sekalii aja" kata Yena lirih

Hmm....lihat aja gue bakal bikin lo lebih menderita dari ini Yenaira~someone

SKIP

Bel pulang berbunyi, siswa SMA Galaxy Antarapun berbondong-bondong untuk pulang. Sepulang sekolah Yohan tidak langsung kembali kerumah. Moodnya memburuk setelah berbicara dengan Yena tadi. Ia merasa gadis itu selalu saja memperumit dan memperkeruh keadaan. Yohan memutuskan untuk bermain basket sebentar ditaman. Saat ia akan bermain basket tanpa sengaja matanya melihat Sheryl yang sedang membantu anak kecil yang terjatuh. Ia merasa terpana karena ia bisa melihat aura lembut dan keibuan terpancar saat Sheryl menolong anak kecil tersebut. Yohan rasa setelah cukup lama mengenal, ia menjadi suka terhadap Sheryl. Tak ingin ketahuan jika dirinya berada ditaman oleh Sheryl, Yohan bergegas meninggalkan taman tersebut. Sebelum meninggalkan taman Yohan membeli permen kapas dan meminta anak kecil didepannya memberikan permen tersebut kepada Sheryl tak lupa ia memberi hadiah kepada anak kecil yang dimintai tolong. Yohanpun pulang dengan kondisi mood yang sudah membaik. Diperjalanan pulang ia melihat Yena dan Rion sedang makan es krim di depan minimarket dan ia juga melihat Rion yang mengusap bibir Yena. "Cih, cewek gatel" kata Yohan saat melihat adegan tersebut.

Disisi lain Rion tengah berusaha menghibur Yena yang terlihat sedih sejak disekolah. Ia tidak tau tentang apa yang sebenarnya terjadi pada Yena tapi ia rasa semua ini ada hubungannya dengan Yohan. Tak ingin terlalu mengusik Yena, Rion mengajak Yena ke minimarket langganan mereka untuk membeli es krim. Di minimarket tersebut terdapat satu jenis es krim khusus yang disukai Yena. Yena yang mendengar kata eskrimpun tidak bisa menolak karena memang sesuka itu Yena kepada eskrim. Ditengah mereka menyantap es krim, tanpa sengaja Yena tersenggol oleh seorang anak kecil sehingga minuman anak tersebut mengenai seragam Yena dan eskrim yang Yena pegang tanpa sengaja mengenai wajahnya sendiri. Melihat Yena yang kesusahan Rion membantu membersihkan wajah Yena, yang mana apabila dilihat secara sekilas akan tampak seperti sedang mengusap bibir Yena.

SKIP

Saat malam tiba mamaLian meminta tolong kepada Yohan untuk mengantarkan makanan kerumah Yena. Yohanmenolak keras permintaan mamanya itu, tetapi setelah melihat wajah sedih mamanyaYohan menjadi tidak tega sehingga ia dengan terpaksa mengantar makanan tersebutkerumah Yena. Yohan merasa beruntung karena sesampainya dirumah Yena, Yohanhanya bertemu dengan Vano. Ternyata adiknya Yena ini ialah anak yangmenyenangkan menurut Yohan. Ia dan Vano memiliki hobi yang sama dan jiwakompetisi yang sama-sama kuat. Yohanpun nyambung saat mengobrol dengan Vano.Yohanpun merasa Vano lebih menyenangkan daipada Bryan. Karena sudah sekitar duajam Yohan dirumah Yena, Yohanpun pamit pulang. Saat sampai digerbang rumahnyaia melihat Yena yang baru pulang bersama Rion diwaktu yang sudah cukup malammenurutnya. Semenjak itu, pandangan Yohan terhadap Yena menjadi semakin buruk.

COMPLICATEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang