08

233 26 6
                                        

Raja menghembuskan nafas terakhirnya tepat saat Fort naik menjadi raja, semua menerima dengan lapang dada bahwa raja telah pergi untuk selama-lamanya, dan yang lebih penting raja pergi dengan hati yang tenang karena telah menyerahkan semuanya kepada Fort, anaknya.

Peat jujur saja awalnya merasa tidak nyaman berada disini, oh ayolah ia hidup 18 tahun tanpa harta dan sekarang? Apalagi dirinya langsung menyandang gelar 'ratu' ah dirinya ingin kabur saja. Tetapi untung disini ada istri Boss, ia yang menemani dan mengajari Peat banyak hal termasuk 'cara menjadi ratu yang baik dan benar'

Sarapan kali ini hanya Fort dan Peat saja, ibu ratu mengatakan bahwa badannya tidak enak jadi ia memberi tau dayang bahwa dirinya tidak ikut hadir dalam acara makan pagi hari ini

"Hey sayang, aku akan pergi ke negeri sebrang esok hari, kau ingin ikut atau disini saja?" persetanan dengan adab makan, selagi tidak ada ibu ratu mereka bebas mengatur seperti apa cara makan mereka

"Lama atau tidak?"

"Perjalanan menggunakan kapal membutuhkan waktu 1 minggu dan urusanku disana bisa 2 minggu lebih, jadi paling tidak 1 bulan baru selesai"

"Lama sekali, dulu kau tidak sampai 3 minggu di negeri sebrang"

"Urusan kali ini cukup rumit, jadi jika kau rindu denganku kau bisa ikut denganku"

"Tidak ah, aku tidak ingin ikut, aku akan bersama ibu ratu disini"

"Benar?"

"Tapi kau janji kau tidak boleh genit dengan wanita lain"

"Kau tau aku tidak suka wanita"

"Maksudku laki-laki lain, kau itu tampan Fort, jadi pasti gampang sekali mereka terpesona denganmu"

"Makanya kau ikut sayangku, agar kau bisa memantau semuanya"

"Tidak, aku percaya padamu, lagian kau kan kesana dengan Boss, dia bisa jadi mata-mataku"

"Hahaha kau lucu sekali si sayang" Fort asik mengunyal pipi Peat, hingga akhirnya Apo datang, pucat si memang

"Ibu ratu" Peat dan Fort bangun dari duduknya

"Sudah, duduk lagi kalian" Setekah diizinkan, Fort dan Peat duduk kembali

"Ibu, ibu masih sakit kenapa malah keluar dari kamar?"

"Aku jenuh Fort, aku ingin keluar kamar dan memandang hal indah ditaman belakang, tapi perutku rasanya nyeri sekali jadi aku putuskan untuk ikut kalian makan disini"

"Baik ibu"

"Peat, bisa temani aku di taman"

"Tentu ibu, saya akan temani"

"Terimakasih sayang" Apo begitu menyayangi menantu-menantunya

Sarapan telah usai, saatnya Fort kembali bekerja dan ratu yang mengajak Peat ke taman untuk minum teh dan memandangi taman yang sejuh di pagi ini

"Rasanya sudah lama aku tidak kemari terakhir kali saat raja sakit itupun tidak lama karena raja tidak boleh lama-lama berada di luar" oh ayolah ibu ratu mellow sekali

"Peat, aku mengajakmu kemari aku ingin bertanya, apakah kau sudah ada tanda-tanda mengandung?" oh tidak

"Belum ibu ratu, kata ibu Nani pertanda itu akan muncul jika aku sudah mulai muntah-muntah atau pusing berlebihan"

"Kau lucu sekali Peat, memang begitu apalagi aku mengalami dua kali, itu sangat membuatku frustasi"

"Apakah berat ibu ratu?"

"Aku rasa jika kau menjalani dengan sepenuh hati itu akan mudah, apalagi ada Fort disisimu jadi aku pikir aku akan mudah menjalani kehamilanmu nanti"

"Benar ibu"

"Peat, kami bergantung padamu, tolong beri kami keturunan yang baik dan tentu mampu meneruskan apa yang sudah kami semua lanjutkan disini, aku mohon"

---

"Buruk sekali, padahal mereka sudah punya Jurkung"

"Jurkung akan mengambil alih kerajaan Ferib Noeul bukan Rixandalbert"

"Lalu ibu ratu tetap menyuruhmu untuk mengandung?"

"Tentu saja, mereka dapat bayi selain dariku dari mana?"

"Kau?"

"Aku? Kenapa aku?"

"Kau ingin punya bayi?"

"Tentu, saat aku melihat Jurkung aku rasanya ingin punya sendiri"

"Ya sudah buat sana"

"Fort sedang bersiap menuju negeri sebrang, aku akan ditinggal lagi oleh beliau"

"Enak sekali ya jadi kau, memanggil raja tidak perlu dengan embel-embel raja"

"Fort yang minta"

"Iya aku tau, eh kau tidak takut jika Fort pulang-pulang membawa seseorang? Niatnya si dijadikan dayang atau pekerja eh akhirnya seranjang juga"

"Bahasamu Noeul"

"Aku berkata apa adanya Peat, seperti itu dalam kerajaan sudah biasa"

"Aku tidak tau ah! Tapi aku sudah mengatakan padanya untuk tidak melakukan hal yang tidak perlu, seperti menggoda"

"Kau pikir ia akan melakukannya?" Peat diam, Noeul ada saja sii menggoda Peat

"Kalo Fort sepetu itu apakah Boss juga?"

"Kenapa jadi suamiku?"

"Suamimu ikut dalam perjalanan ke negeru sebrang Neoul"

"Ah yang benar?"

"Benar, tanya raja saja sana"

"Ah kenapa ia tidak bilang? Aku harus memberi pelajaran" Neoul berjalan dari luar menuju kamarnya sambil menggumamkan nama suaminya tersebut

Peat jadi kepikiran, Fort akan sejahat itu tidak ya?

tbc


















filenya ilang semua, harap maklum🙏

Rixandalbert | FortPeat Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang