"Sudah semua?"
"Sudah, kau tetap tidak ingin ikut?"
"Tidak Fort, aku akan disini"
"Ya sudah, jadi ayo main dulu sebelum ku tinggal kau sebulan lamanya"
"Kau tidak sebulan penuh sayang"
"Tetap sajaaaa" huh yang seperti ini ingin jadi ayah? Jadi raja saja Peat tidak percaya
"Ibu ratu sudah bertanya, kapan Fort punya keturunan?"
"Ah itu, Nani juga sudah bertanya sampai mana prosesnya"
"Maaf aku tidak langsung memberimu keturunan Fort"
"Kita akan usahakan lagi sayang, maka dari itu ayolah sebelum kau ku tinggal 1 bulan lamanya"
"Baik, tapi ingat jangan berlebihan, aku tidak enak jika ketahuan ibu ratu seperti tempo hari"
"Tidak akan sayang" dan malam itu menjadi malam yang panjang bagi mereka berdua
***
"Kau baik-baik disana, jangan genit"
"Siapa yang genit coba? Aku bekerja sayang tidak ada waktu untuk menggoda seseorang disana"
"Kau berkata seperti itu karena kau masih disini Fort, sudah sana kapalmu sudah menunggu, kirimi aku surat jika kau tidak sibuk"
"Iya sayang, sampai jumpa 1 bulan kemudian"
"Iya" Diseberang Noeul dan Boss tidak kalah ribut, inti dari pembicaraan mereka adalah jika Boss membawa wanita atau pria lain maka Noeul akan kembali Hengharth, bisa mati Boss jika ketahuan menyakiti pangeran Asten
Peat dan Noeul menyaksikan kapal tersebut berlayar menyusuri laut, rasanya berat sekali tidak seperti biasanya
"Sudah Peat tak apa, Fort akan kembali secepat yang ia bisa"
"Iya Noeul, ayo pulang" Peat dan Noeul pulang menggunakan kereta kuda, sepanjang jalan mereka tak henti-hentinya di sambut oleh seluruh rakyat, Peat terenyuh sekali si
***
"Noeull 1 bulan itu lama sekali ya?"
"Peat kumohon, kau baru saja ditinggal 5 jam yang lalu masa sudah rindu?"
"Rindu kan tidak pandang waktu"
Noeul merotasikan matanya malas, drama dimulai sepertinya
"Noeul kau kan tidur sendiri aku juga tidur sendiri bagaimana kalau-"
"Kalau yang dipikiranmu kita akan tidur bersama maka akan kau usir kau jauh-jauh"
"Noeullll"
"Tidak, Peat kau itu masih ratuku aku diizinkan berbicara seperti ini saja menurutku sudah keterlaluan apalagi tidur dengan mu"
"Ayolahh apa kau tidak takut Noeul?"
"Tidak, untuk apa takut"
"Kau tidak menyayangiku lagi ya?" Kan drama memang Peat
"Kalau aku tidak menyayangimu aku sudah seperti yang lain kau tau?"
"Yayaya baiklahh"
Peat melewati malam sendirian, tanpa Noeul, Nani, atau siapa pun. Takut? Tidak lah, ia 18 tahun hidup dihutan dan sekarang ia takut berada diistana? Yang benar saja. Peat hanya merasa kosong si karena ini bed besar seperti ini hanya ditempati dirinya sendiri, mau ia bergerak macam mana pula tetap ia tidaj jatuh, memang raja Fort ini
Peat terbangun dini hari, ya ia rasa seperti itu, Peat merasa sangat mual yang tidak seperti biasanya, rasanya benar-benar membuat sekujur tubuhnya merinding karena muntahan tersebut, akhirnya ia meminta tolong pelayan untuk membersihkan muntahannya yang ia muntahkan di lantai, ia tak sempat menuju kamar mandi hanya untuk muntah.
Mendengar kabar ini ibu ratu langsung menuju kamar sang putra, yaa Peat terlihat lemas jujur saja, makanya ibu ratu naik ke kasur dan memeluk menantunya tersebut.
"Apa yang kau rasakan sekarang sayang?"
"Pusing ibu ratu, rasanya aku ingin muntah terus dan kepalaku rasanya berputar" ibu ratu kenapa senyam-senyum
"Tak apa, perlu aku temani?" Peat sangat nyaman dengan posisi ini dimana ibu ratu membiarkan Peat tertidur dipangkuan ibu ratu yang berada di kasurnya, nyaman sekali
"Boleh?"
"Tentu, aku sangat khawatir padamu Peat"
Peat tanpa lama langsung memejamkan mata, ia bahkan memeluk lengan ibu ratu
"Semoga dugaanku benar sayang"
tbc
aku percepat yaaaa~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Rixandalbert | FortPeat
General FictionFort adalah seorang pangeran yang tampan dan menawan, sementara Peat adalah rakyat biasa yang tinggal di rumah ujung desa dan harus mencari buah untuk dijual Fort jatuh cinta kepada Peat, namun ayah Fort menampik dengan jelas dengan berkata "darah k...