"Cinta pertama ku adalah ayah dan patah hatiku adalah kehilanganya"
1. Bertemu lagi.
Be bread, adalah nama kedai kue milik Azana dan sang Ibu yang sudah bediri sejak satu tahun yang lalu, kedai itu menjual dessert box, bakery and pastry. Pelanggannya juga lumayan ramai, karena terkenal dengan jenis kue yang beragam dan rasanya yang sangat memanjakan lidah.
"Sayang, ibu minta tolong kamu antarin kue ke alamat yang ada di kertas, ibu tempel di dekat laci". ucap Rima sembari menyusun beragam kue yang berada didalam etalase.
Kehidupan mereka sudah mulai membaik, hutang mereka pun sudah terbayar lunas. Berkat tabungan Azana selama ini, akhirnya mereka bisa memulai hidup dilembaran yang baru.
Kedua preman yang menyebabkan sang Ayah meninggal pun, kini sudah membekam dipenjara.
"Iya, Ibu. Zana siap-siap dulu ya" sahut gadis berpita itu sedikit berteriak dari arah dapur membuat adonan kue. Ia tak sendirian, dirinya di bantu oleh dua pegawai ibunya untuk dibagian dapur dan dibagian pengemasan agar kue siap dijual.
"Iya sayang".
🥖🥞🧇Surgical light dimatikan. Keringat bercucuran di dahi mulus Pandu. Operasi ketiganya hari ini berhasil dengan mulus. Ia melepaskan apron hijaunya di bantu salah satu asisten, lalu melepaskan sarung tangan lateks dan maskernya untuk di buang ke tempat sampah. Pandu keluar dari ruang operasi.
"Gimana, Dok. Kondisi anak saya, dia baik-baik aja 'kan?" tanya orang tua pasien yang Pandu tangani.
"Operasinya berhasil dan pasien selamat. Sekitar setengah jam lagi pasien akan sadar, sekarang pasien masih dalam efek bius sehingga belum sadarkan diri" sahutnya mengulas sedikit senyum.
"Alhamdulillah, terima kasih Dok. Kapan saya boleh jenguk anak saya, Dok?"
"Tunggu pasien dipindahkan ke ruang rawat baru boleh di jenguk" Ibu dari pasien Pandu pun mengangguk paham
"Kalau begitu saya permisi" pamit Pandu dan langsung di iyakan oleh Ibu tadi.
Pandu bergegas pergi dari tempat itu, ia yakin ada seseorang yang sudah menunggunya sejak tadi.
Pintu ruangan Pandu terbuka memperlihatkan kedatangan Pandu yang langsung di sambut dengan senyuman manis yang mengingatkan ia pada seseorang.
"Lancar operasinya, Nak?"
Pandu tersenyum kemudian mengangguk "Mau berangkat sekarang atau nanti, Bun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Senja
Teen FictionKau terjebak didalam jendela nostalgia, semakin aku mencintai mu maka semakin besar peluang untuk terluka. Berharapku tak dipedulikan olehmu, meski demikian hanya kamu yang aku inginkan. Kebodohan ini terus berlanjut, sampai dimana diri ini sendiri...