"Ada yang lebih sulit keadaannya, tetapi tidak seberisik kamu keluhannya"
2. Ziarah.
Hari ini jadwal operasi Pandu sangat padat. Ia juga heran mengapa akhir-akhir ini banyak sekali orang yang sakit datang silih berganti. Setengah jam lagi operasi kedua Pandu di mulai, kini ia masih mendudukan diri dikursinya sembari menghirup kopi buatan asistennya.
"Setelah ini operasi dikamar mana?",
"Kamar nomor 25, Dok. Pasien usus buntu", Pandu mengangguk setelahnya. Ia menaruh gelasnya mengambil jas putihnya yang bertengger di sandaran kursi, lalu memasangnya serapih mungkin.
Setelah tiba di ruang operasi, Pandu segera memasangkan apron hijaunya seraya menggunakan masker medis dan sarung tangan lateks sebagai alat pelindung diri.
Surgical light dinyalakan. Prosedur operasi usus buntu dengan laparoskopi umumnya berlangsung kurang lebih 1 jam. Dalam operasi terbuka ini, dokter bedah akan membuat sayatan 4-10 sentimeter di perut. Pasien umumnya diberi bius total sehingga tidak sadarkan diri selama prosedur berlangsung.
"Gunting" tangan Pandu menadah, suster Vena yang sigap langsung memberikannya.
Hal pertama yang dilakukan Pandu setelah membius pasien adalah membuat sayatan di bagian kanan bawah perut. Otot perut akan dipisahkan dan bagian perut akan dibuka.
"Benang bedah", Pandu menadahkan tangan kirinya lagi.
Lalu, Apendiks diikat menggunakan benang operasi, lalu dipotong.
"Sus saline" pinta Pandu yang langsung dikerjakan oleh Vena.
Jika apendiks sudah pecah, bagian perut akan dibasuh menggunakan air garam (saline). Kemudian, air bilasan, darah, dan cairan tubuh lain di sekitar area yang dioperasi akan dikeluarkan menggunakan alat penyedot khusus.
"Perban",
Setelah operasi selesai dilakukan, otot perut dan sayatan pada kulit akan dijahit, kemudian ditutup menggunakan perban untuk mencegah infeksi.
"Operasi selesai".
Pandu menyerahkan usus buntu yang dipotong kepada suster Vena, lalu diserahkan ke laboratorium untuk dianalisis. Surgical light dimatikan.
Pria itu menghela napas leganya. Apron hijaunya sudah ia lepas dibantu oleh Tio salah satu asistennya dalam operasi kali ini. Melepaskan sarung tangannya yang sudah bersimbah darah dan membuangnya ketempat sampah. Yang terakhir melepas maskernya saat ia keluar dari ruangan operasi.
Didapatinya wajah-wajah khawatir keluarga pasien yang sedang menunggu kabar baik darinya.
"Dok, gimana kondisi suami saya?",
Pandu tersenyum sebelum menjawab "Alhamdulillah operasinya berjalan dengan lancar, suami ibu masih dalam efek bius jadi masih belum sadarkan diri" ia beralih meraih jam tangan yang ia lepaskan diwaktu operasi tadi.
"Sebentar lagi pasien akan di pindahkan ke ruang rawat jadi ibu boleh menjenguknya. Diperkirakan setengah jam lagi pasien akan sadar" lanjut Pandu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembayung Senja
Teen FictionKau terjebak didalam jendela nostalgia, semakin aku mencintai mu maka semakin besar peluang untuk terluka. Berharapku tak dipedulikan olehmu, meski demikian hanya kamu yang aku inginkan. Kebodohan ini terus berlanjut, sampai dimana diri ini sendiri...