Bab 1 : Penghinaan

508 102 6
                                    

Di dalam sebuah kamar dengan penampilan lusuh layaknya gudang, terdapat seorang pemuda androgini,  wajahnya indah dengan kulit mulusnya. Pemuda itu masih memejamkan matanya dikamar yang tidak layak huni itu.

Brak!

Terdengar suara bantingan pintu yang membuat pemuda itu sedikit terusik namun, tidak sampai membangunkan pemuda tersebut.

"Anak sialan! Bisa-bisanya kau bermalas-malasan. Jika kau tidak berguna setidaknya jangan menyusahkan kami!"

Byur!

Pemuda itu di siram dengan air bekas pel, kini pemuda itu mau tidak mau harus terbangun dari tidurnya. Pemuda itu menatap kearah wanita paruh baya yang memasang wajah marah.

Senyum, pemuda itu hanya bisa tersenyum. Hal ini adalah keseharian dirinya,"Selamat pagi, Mama." Ucap pemuda itu dengan senyum cerahnya.

Wanita itu melemparkan ember yang tadi berisikan air ke pemuda itu, "Cih! Jangan pernah kau memanggilku dengan sebutan menjijikkan itu! Aku tidak punya anak tidak berguna seperti mu! Anakku hanyalah Hyunji dan Yui."

Tidak membantah, dulu dirinya pernah protes dengan mengatakan 'Tapi aku juga dilahirkan dari rahimmu,' dan hal yang dia dapatkan adalah pukulan bertubi-tubi hingga menyebabkan tulang rusuknya patah.

"Kenapa hanya diam? Kerjakan tugasmu, atau aku akan memukuli dirimu!" Wanita paruh baya itu berucap tegas.

"Baik,"

Pemuda itu kini bangkit dari tidurnya, dirinya menatap miris kearah kasur lusuhnya yang basah itu. Sepertinya setelah pulang sekolah dia harus menjemur kasur itu agar kering. Pemuda itu berjalan menuju kamar mandi tempat para pembantu biasanya mandi. Sebelum berjalan dirinya melihat ke arah cermin dan tersenyum.

Pemuda itu mengepalkan tangannya seakan-akan menyemangati dirinya sendiri, "Semangat, Jisung! Kau pasti kuat menghadapi semua ini."

Tidak butuh waktu lama untuk mandi, Jisung akhirnya kembali ke kamar yang berada di loteng. Jisung mengambil seragam lusuh bekas saudaranya. Setelah berpakaian Jisung langsung turun menuju dapur, dia harus memasak untuk keluarganya.

Sebenarnya Jisung berasal dari keluarga kaya dan terhormat karena bakat sihir mereka. Jisung memiliki rumah yang indah nan megah namun, sayangnya Jisung hidup diasingkan karena sihirnya terlalu lemah.

Jisung dikucilkan oleh seluruh keluarganya, dibenci, dan menjadi tempat pelampiasan bagi semua orang. Jisung sering dipukuli, hingga tak jarang Jisung harus kerumah sakit karena tulangnya yang patah.

"Hei sampah, seperti biasa jangan pernah mengaku bahwa kau adalah keluarga ku!" Ucap Yui.

"Tenang saja, sampah ini tidak akan berani melakukan hal itu. Oh iya, apakah tugas sekolah ku sudah siap?" Tanya Hyunji.

Jisung memberikan tugas kepada Hyunji dan Yui. Setelah itu dirinya pergi menuju sekolah khusus bagi para penyihir.

Jisung mengeratkan genggamannya pada tali tas yang berada di bahunya, Jisung menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca seperti ingin menangis. Jisung menundukkan kepalanya saat mendengar suara bisikan-bisikan yang sengaja di kuatkan agar Jisung mendengar hal itu.

"Dia anak keluarga Park yang terkenal itu bukan?"

"Ku dengar saudara-saudaranya adalah penyihir yang hebat, sedangkan dia tidak berguna sama sekali. Pantas saja tidak ada elf yang ingin membuat kontrak bersamanya, oh aku salah karena dia bahkan tidak mampu memanggil elf,"

"Jika dia ada di keluarga ku maka aku pasti akan menghabisinya, karena dia hanya seorang yang menjadi aib bagi keluarga terkhusus keluarga Park yang dikenal dengan tempatnya para penyihir handal."

"Benar! Dia benar-benar tidak berguna lebih baik kita habisi dia."

"Kak, kau ingin menghabisi si sampah itu?" Tanya Yui.

"Sepertinya lebih baik, aku sudah muak keluarga kita dianggap hina karena sampah satu itu, lagipula seluruh sekolah mendukung kita." Ucap Hyunji.

"Kalau begitu, ayo kita habisi dia saat istirahat. Sebelum menghabisi nya, kita akan membuatnya menjadi bahan tertawaan seluruh orang." Saran Yui.

°°°°°°

ObfuscationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang