Bab 4 : Mutan

412 80 6
                                    

Jaemin menatap Jisung yang tidak sadarkan diri, menggenggam tangan Jisung erat kemudian menghilang menuju dimensi khusus miliknya sendiri. Jaemin bukan hanya seorang Elf biasa karena dia terlalu kuat, hingga kekuatannya itu bisa menciptakan dimensi khusus untuk dirinya sendiri. Jaemin membaringkan Jisung di ranjang miliknya, dimensi ini memiliki mansion yang sangat besar dengan begitu banyak kamar.

Jaemin menggenggam tangan Jisung, mengecup tangan tersebut. Jaemin dapat merasakan energi yang sama dengan 'orang itu' seseorang yang begitu lama telah Jaemin tunggu.

"Aku tidak pernah tahu kalau kau terlahir kembali, beruntung kau menemukan aku! Tapi sepertinya kau kehilangan ingatanmu," Gumam Jaemin sedih, padahal sudah ribuan tahun dia menunggu Jisung untuk hadir kembali tapi pria itu malah melupakan ingatan-ingatan tentang mereka.

Jaemin mengecup bibir Jisung, "Aku akan menjaga dirimu seperti yang kamu lakukan kepadaku! Aku berjanji!"

Jaemin kemudian berbaring disebelah sisi ranjang yang masih kosong. Jaemin memeluk Jisung yang masih tidak sadarkan diri, matanya memandang ke wajah Jisung yang nampak begitu indah bahkan saat tertidur.

"Tidak ada yang berubah darimu! Bahkan nasib malang itu masih saja menghantui dirimu baik saat menjadi elf ataupun saat kau menjadi manusia!" Gumam Jaemin.

Jaemin menerawang jauh, dia memilih memindahkan Jisung ke tempat ini karena dia tahu jika di sekolah nyawa Jisung tidak akan aman. Lalu jika Jisung dibawa ke rumah keluarganya maka sama saja dengan membiarkan Jisung dipukuli oleh ibu dan ayahnya. Hanya tempat inilah yang paling aman hingga tak seorangpun mampus mencapai tempat ini kecuali dirinya dan juga Jisung.

"Jika kau mau, kau bisa memiliki tempat ini. Kau bisa pindah dari rumah yang penuh kekejian itu!" Gumam Jaemin.

Walaupun rumah besar ini tidak ada penghuninya namun, kebersihan rumah ini sangat terjaga. Jaemin memiliki kekuatan sihir yang besar dia memerintahkan elf-elf rendahan yang bentuknya mungkin seperti Tinkerbell untuk membersihkan rumahnya ini. Jadi jika nantinya Jisung menang ingin tinggal disini maka Jisung tak perlu berpikir untuk membersihkan atau memasak karena para elf rendahan itu akan melakukannya. Jisung hanya perlu bertahan hidup hingga ingatannya kembali seperti semula, dan saat ingatan itu kembali maka Jaemin akan memastikan semua orang yang terlibat dalam kasus kematian Jisung akan mendapatkan beribu-ribu penderitaan yang membuat mereka menyesal telah dilahirkan di dunia ini.

Jaemin akhirnya tertidur dengan Jisung yang berada di pelukan dirinya, dia merindukan momen ini sangat-sangat merindukan saat-saat ini dimana dia dapat memeluk erat Jisung tanpa harus khawatir akan apapun.

Tidak terasa terik matahari kini telah berganti dengan cahaya dingin dari sang rembulan. Perlahan mata Jaemin terbuka, dia menatap Jisung yang masih hanyut dalam dunia mimpi. Jaemin mengelus dan menyingkirkan rambut Jisung yang mengganggu area matanya.

Mata indah yang sangat Jaemin rindukan kini kembali kepada dirinya. Jaemin benar-benar bahagia mengetahui bahwa Jisung telah kembali terlahir, dia merasa bahagia karena penantian dalam ketersiksaan yang selama ini dia alami tidak sia-sia.

Jisung perlahan membuka matanya, sadar atau tidak maniknya yang berwarna abu-abu kini berubah menjadi warna emas. Setelahnya perlahan kembali ke warna abu-abu,. Jisung menatap Jaemin dengan wajah kebingungan.

"Kita dimana?" Tanya Jisung, dia melihat seluruh ruangan yang begitu mewah. Jisung tidak pernah merasakan ranjang yang empuk kini merasakan hal tersebut, dia tersenyum senang.

"Kita ada di dimensi milikku dan ini adalah rumah milikku, kau suka?"

"Hah? Bagaimana bisa kau menciptakan dimensi lain? Bukannya kau hanya elf cahaya biasa?" Tanya Jisung.

"Aku bukan hanya elf cahaya biasa, aku menguasai seluruh elemen dan bahkan mampu merusak seluruh tatanan sistem yang berada di dunia elf ataupun dunia manusia!" Jawab Jaemin, dia ingin Jisung mengetahui bahwa dirinya lebih kuat daripada yang Jisung bayangkan.

Jisung menatap Jaemin dengan tatapan sedih, sekarang Jisung paham kenapa Jaemin dikurung di dalam ruangan aneh tempat pertama kali mereka bertemu, ternyata Jaemin adalah seorang Mutan.

"Ternyata hidupmu lebih menyedihkan daripada diriku ya?"

Jaemin menatap Jisung bingung, "Maksudnya?"

"Ternyata kau seorang mutan ya? Oleh karena itu kau dikurung karena para elf takut kau akan menghancurkan dunia mereka? Kau pasti kesepian karena diperlakukan seperti itu, padahal kau juga tidak mau dilahirkan seperti itu, iya kan? Ternyata nasib kita sama ya? Dunia juga kejam kepada mu, tenang saja kita bisa menguatkan satu sama lain!"

Jisung memeluk Jaemin erat, ternyata dia tidak sendirian. Jaemin dan dia sama-sama menderita karena hal yang bahkan mereka tidak lakukan sama sekali.

Jaemin membalas pelukan itu, "Iya, kita harus menguatkan satu sama lain!"

ObfuscationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang