Jaemin menggendong Jisung, dia merentangkan sayapnya yang berwarna keemasan, sayap itu begitu indah membuat Jisung benar-benar takjub hingga tanpa sadar dia memegang sayap itu.
"Kau menyukainya?" Tanya Jaemin, dia hanya memperhatikan wajah Jisung.
Jisung mengangguk, "Sayapmu benar-benar indah!" Puji Jisung tulus.
"Terima kasih, kita akan pergi kemana?" Tanya Jaemin kepada Jisung.
Jisung diam, dia kebingungan. Jika kembali ke sekolah mungkin saja dia akan di pukuli kembali oleh kedua kakaknya, tapi jika kembali ke rumah dia juga akan disambut dengan pukulan serta cacian dari ayah ataupun ibunya. Jisung benar-benar tidak memiliki tempat yang aman untuk dirinya sendiri.
"Kenapa melamun?" Tanya Jaemin lagi.
"Kembali ke sekolahku," ucap Jisung dengan sedikit ragu.
"Sesuai yang kau inginkan," jawab Jaemin.
Tidak membutuhkan waktu yang lama kini Jisung sudah kembali ke sekolah. Begitu sampai Jisung langsung meminta Jaemin untuk menurunkan dirinya, dia malu karena seketika dirinya menjadi pusat perhatian orang-orang.
"Lepaskan, aku malu." Cicit Jisung.
Jaemin langsung melepaskan gendongannya pada Jisung secara perlahan-lahan, dia tidak ingin melukai Jisung.
Semua mata memandang ke arah Jisung, mereka menatap Jisung dengan tatapan tidak percaya.
Jisung mampu berdiri tegak padahal dia sudah babak belur karena pukulan yang dilayangkan oleh kedua kakaknya. Lalu, sosok tampan yang menggendong Jisung juta menyita perhatian mereka, dimana sosok itu nampak bersinar dengan sayap keemasan yang indah.
"Terima kasih," gumam Jisung kepada Jaemin.
Jaemin mengangguk, dia mengelus rambut Jisung dengan lembut, dia mengetahui bahwa Jisung merasa tidak nyaman karena diperhatikan oleh banyak mata.
"Kau merasa risih?" Tanya Jaemin lembut.
Jisung mengangguk, dia tidak biasa dengan semua ini. Walaupun sebenarnya dia sudah sering mendapatkan tatapan kebencian ataupun jijik dari orang-orang tapi tetap saja dia merasa risih.
"Berikan aku perintah untuk membuat mereka pergi, aku akan langsung melakukannya untukmu!"
Jisung akan membalas perkataan Jaemin jika saja kakaknya tidak menyerangnya secara tiba-tiba.
Untungnya, Jaemin dengan sigap menarik Jisung untuk dekat dengannya, Jaemin melebarkan sayapnya dan menutupi dirinya serta Jisung dengan sayap indahnya itu.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Jaemin.
Jisung mengangguk lemah, dia sudah tau kakaknya akan kembali menyerangnya.
Jisung menatap wajah Jaemin, dia mengelus pipi Jaemin.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Jisung khawatir.
Jaemin menatap Jisung dengan tatapan aneh yang tidak bisa diartikan, "Kenapa bertanya seperti itu?"
"Kau melindungi diriku dengan sayapmu! Pasti itu menyakitkan." Ungkap Jisung kepada Jaemin.
Jisung merasa bersalah, Jaemin tidak mengetahui apapun tapi akhirnya dia terseret dalam masalah yang dia alami.
Jaemin semakin mengeratkan pelukannya pada Jisung, dia memejamkan matanya dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Jisung.
"Kau salah, ini sama sekali tidak menyakiti diriku. Karena kehilangan dirimu selama ribuan tahun lebih menyakitkan," bisik Jaemin pelan dan terkesan tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obfuscation
FantastikSemua orang tahu bahwa Jisung adalah aib bagi keluarga penyihir karena dirinya tidak bisa membuat perjanjian dengan para Elf yang merupakan partner para penyihir. Tapi semua itu berubah saat Jisung bertemu dengan Jaemin yang merupakan seorang Elf(?)