Bab 5 : Mawar Biru

436 85 9
                                    

Jaemin menatap Jisung yang tersenyum melihat taman bunga yang dimiliki mansion Jaemin, Jisung memakai pakaian cukup tebal berwarna putih yang diberikan Jaemin untuknya.

Jisung nampak begitu semangat untuk berlarian menikmati suasana taman yang begitu indah. Banyak bunga bermekaran bahwa Jisung tidak perlu khawatir apakah bunga itu akan layu atau tidak karena Jaemin mengatakan bahwa bunga ini tumbuh dengan kekuatan sihirnya yang menjadikan bunga ini abadi dan tidak akan bisa layu ataupun rusak ketika pergantian musim. Dimensi yang di tempati Jisung sebenarnya sama seperti bumi yang memiliki banyak musim hanya saja musim di sini bisa diatur oleh sang pemilik yaitu Jaemin.

"Jaemin! Lihat bunga-bunga ini sangatlah indah! Ingin rasanya Jisung terus-menerus di sini melupakan masalah yang Jisung alami!" Ucap Jisung dengan senyuman manisnya.

Jaemin tertegun, senyuman Jisung masihlah sama tidak berubah sama sekali.

Jisung menatap Jaemin heran saat Jaemin hanya diam dan termenung, dirinya memutuskan untuk mendekati Jaemin dengan beberapa tangkai bunga mawar biru yang ada pada genggamannya.

"Jaemin, kenapa diam saja?"  Jisung memiringkan kepalanya bingung sembari memegang bunga mawar biru.

Jaemin menahan senyum, Jisung nampak begitu menggemaskan. Dari dulu hingga sekarang pemuda itu tetap menggemaskan, Jaemin merasa sangat senang karena tak ada yang berubah dari Jisung-nya.

"Tidak apa-apa, ngomong-ngomong kau tau apa arti dari bunga yang ada di tanganmu itu?" Tanya Jaemin mengalihkan pembicaraan.

Jisung menggeleng, dia menatap Jaemin dengan tatapan berbinar-binar, berharap Jaemin akan menjelaskan makna dari bunga tersebut.

"Apa? Apa? Beri tahu Jisung! Ayo! Ayo!" Seru Jisung tidak sabaran, yang entah mengapa terlihat begitu menggemaskan di mata Jaemin.

"Kau terlihat seperti anak kecil yang tidak sabaran," Jaemin berucap sembari terkekeh.

Jisung cemberut, dia tidak terima dikatai anak kecil. "CK, Ayo jelaskan saja, Jaemin! Lalu Jisung bukan anak kecil!"

"Iya, aku akan menjelaskan apa makna bunga itu!"

Jisung mengangguk senang, dia memasang telinga dengan seksama agar tidak melewatkan satupun perkataan Jaemin.

"Bunga mawar biru adalah bunga yang melambangkan sebuah misteri, sesuatu hal langka yang tidak tergantikan, keharmonisan dan ketenangan, satu hal lagi yang paling berkesan tentang bunga mawar biru..." Jaemin menggantung ucapannya.

"Apa itu?" Tanya Jisung penasaran.

"Kerinduan yang mendalam," ucap Jaemin dengan jelas.

Jaemin sengaja menanam mawar biru di taman ini karena dulunya sebelum Jisung sangat menyukai mawar biru itu. Bahkan setiap kali pertemuan Jisung akan memberikan mawar biru kepada Jaemin dan berucap agar Jaemin selalu merindukan dirinya.

Kemudian hal itu benar. Jaemin sangat merindukan Jisung yang menghilang. Tetapi kini Jisung telah terlahir kembali, Jaemin harus menjaganya. Untung saja walaupun Jisung telah tiada saat itu Jaemin tidak menghancurkan taman bunga ini, karena dia berharap Jisung akan kembali dan menatap taman ini dengan perasaan senang.

Sekarang impian itu menjadi kenyataan, angan-angan Jaemin tidaklah sekedar harapan semu. Jisung kembali ke sini berjalan di taman yang ia buat untuknya.

Jisung tercengang, "Jisung tidak tahu bahwa bunga ini memiliki makna yang mendalam seperti itu!"

Jaemin mengangguk, dirinya mengusap pipi Jisung yang memerah karena cuaca malam yang dingin.

"Kau menyukai bunga ini?" Tanya Jaemin.

Jisung mengangguk, "Jisung sangat menyukai bunga ini walaupun Jisung tidak tahu maknanya tetapi hati Jisung selalu berkata bahwa Jisung menyukainya!"

Jaemin tersenyum sendu, bahkan rasa sukanya kepada bunga ini tidak pernah berubah.

Jisung melihat Jaemin yang sedih akhirnya memberikan setangkai bunga mawar biru yang dia pegang kepada Jaemin.

"Ini untukmu, Jisung harap kau tidak akan merasakan sedih lagi! Kau harus bahagia, Jaemin!" Jisung tersenyum teduh.

Sekarang hancur sudah pertahanan Jaemin, dia akhirnya memeluk Jisung dengan erat. Melampiaskan rasa rindu yang telah lama menumpuk ketika dirinya menunggu Jisung kembali.

"Terima kasih! Aku sangat-sangat berterima kasih kepadamu, Jisung!" Gumam Jaemin, air matanya terus jatuh membasahi pipi hingga baju Jisung.

Jisung tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi dia tahu Jaemin menyimpan begitu banyak kesakitan terbukti dari isakan yang teredam dalam pelukannya.

Jisung mengelus-elus punggung Jaemin memberikan kata penenang agar Jaemin berhenti merasa sedih, Jisung berpikir mungkin Jaemin saat ini mengingat masa lalunya ketika dijauhi oleh seluruh elf. Padahal Jaemin mengenang masa lalunya dengan Jisung.

"Tenanglah Jaemin, Jisung sudah berada di sini! Jisung tidak akan pernah meninggalkan Jaemin lagi, Jisung berjanji!" Ucap Jisung, entah mengapa dirinya mengatakan hal itu padahal yang ingin Jisung katakan tadi adalah kata yang ada di pikirannya. Tapi tak apalah, setelah berucap begitu Jaemin langsung menghentikan tangisnya.

"Iya, aku pegang janjimu. Jika kamu meninggalkan aku lagi maka aku akan menghancurkan seluruh dunia ini!" Ucap Jaemin penuh ketegasan.

Jisung sedikit merinding mendengar ucapan Jaemin, "Baiklah, kau bisa melakukan itu!" Ucap Jisung tak yakin dengan perkataannya sendiri.

ObfuscationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang