4. Problem Clear

64 5 0
                                    

Setelah pergi dari area kantin, Haechan langsung membawa kekasihnya ini keruang ukk, agar dirinya bisa memberikan sebuah salep untuk luka kekasihnya ini. "Bawa baju lain?" Tanya Haechan, sebelum mereka tiba diruang ukk.

Renjun yang tengah berada disamping Haechan dengan tangan yang saling bertautan, ia langsung menggeleng begitu mendengar pertanyaan kekasihnya. "Gak bawa, gue cuma pake kaos doang hari ini. Gak bawa jaket, hoddie, bahkan kemeja." Jawab Renjun, dengan posisi yang masih jalan menuju ruang ukk.

Sampai diruangan ukk, Haechan langsung mendudukkan kekasih mungilnya ini diatas ranjang ukk. Setelahnya, ia menyuruh petugas yang saat itu tengah menjaga ukk, untuk mengobati kekasihnya ini, yang kebetulan petugasnya wanita. Kalau pria, dia aja yang obatin kekasihnya ini.

Dan ya! Selagi kekasihnya ini tengah di obatin, ia langsung membuka hoddie yang saat itu tengah ia pakai, menyisahkan kaos berwarna hitam. "Loh, lo pake daleman lagi? Tumben." Seru kekasihnya, yang sedari tadi terus memperhatikan dirinya.

Haechan yang mendapat pertanyaan itu, ia hanya mengedihkan bahunya acuh. "Gatau gue juga. Tiba-tiba banget tadi sebelum jalan kekampus, gue pengen pake daleman. Eh ternyata ini, mungkin petanda kali." Ujar Haechan, yang emang gatau kenapa tadi pagi tuh dia pengen pake daleman, padahal dia ini tipikal orang yang gak akan pake daleman lagi, kalo udah pake hoddie, jaket, sweeter dkk.

"Petanda aja, dikira jodoh kali ah." Ujar Renjun, begitu mendengar ucapan kekasihnya, seraya memutarkan kedua bola matanya jengah. Padahal dalam hatinya ia langsung mengaminkan, yang mana ia ini berjodoh dengan Haechan.

"Harus, gue harus jadi jodoh lo. Kalo misalkan gue bukan jodoh lo? Gue ogah nikah, tunggu sampe lo cere sama laki lo. Kalo misalkan lo gak cere sama laki lo sampe lo berdua mati? Yaudah, gue juga gak nikah sampe mati." Ucapan asal yang selalu Haechan lakukan. Namun ia bertekad akan seperti ini, kalau jodohnya bukan Renjun.

"Anjing sia teh gelo! Nyebut coba Chan, bangsat!" Peringat Renjun, akan ucapan kekasihnya ini. Ia emang mau berjodoh sama Haechan. Tapi kalo misalkan jodohnya Renjun itu kematian lebih dulu, dan karena itu kekasihnya gak nikah sampe mati? Renjun juga gak mau.

"Kalo gak bisa bahasa sunda, gak usah gegayaan pake ya, anjing! Di omelin readers yang asal kelahirnnya sama kayak gue, tau rasa lo!" Peringat Haechan, yang lebih fokus kepada bahasa kelahirannya yang digunakan kekasihnya ini.

"Tuh pake! Cepet ganti bajunya! Makasih ya." Titah Haechan, seraya melemparkan hoddie yang baru saja ia lepas, kepada kekasihnya yang baru saja selesai diobati, dan tak lupa berterima kasih kepada petugas yang telah mengobati kekasihnya ini.

"Ya lu madep belakang dulu lah, anjing! Gak usah ambil kesempatan buat liat tubuh gue yang mulus ini ya, bangsat!" Peringat Renjun, yang langsung menutup tirai ukk.

"Gak jelas banget anjing, anak tuyul! Ngapain suruh gue madep belakang, kalo ujung-ujungnya dia nutup tirai?" Gumam Haechan, meluapkan kekesalannya akan ketidak jelasan kekasihnya ini.

Setelah selesai berganti bajunya yang kotor terkena tumpahan bakso tadi dengan hoddie milik kekasihnya, Renjun langsung beranjak dari ranjang ukk, dan menghampiri kekasihnya yang lagi madep belakang, sesuai perintahnya tadi.

"Makasih ya, ayo!" Ujar Renjun yang lebih dulu makasih kepada petugas ukk, sebelum menarik kekasihnya ini keluar dari ruang ukk.

"Mau makan apa?" Tanya Haechan, yang paham kalau misalkan kekasihnya ini lapar karena belum makan, karena makanannya tumpah sebelum dia makan.

"Kalo gue sebutin mau makan apa, pasti lo gak ngebolehin gue makan ini." Jawab Renjun, yang tidak menyebutkan makanan apa yang ingin ia makan. Kekasihnya ini sangat memperhatikan makanan yang ia makan.

"Seblak level 10? Gak ada ya, Njun! Kemaren lo habis makan itu, lo langsung meringis kesakitan, karena perut lo yang langsung panas dan juga sakit. Inget, sekarang lo udah punya penyakit lambung. Jadi, lo gak bisa kayak dulu lagi." Peringat Haechan, yang saat ini mulai tidak terpengaruh dengan permintaan kekasih mungilnya ini.

"Ck! Yaudah iya, enggak! Gue mau makan apa aja, terserah lo deh! Tapi jangan yang sehat-sehat banget! Gue gak suka!" Final Renjun, yang pasrah akan pilihan kekasihnya ini.

"Makan nasi padang yang ada didepan kampus, mau?" Tanya Haechan terlebih dahulu, sebelum membawa kekasihnya kesana.

Sementara Renjun hanya menjawabnya dengan dehaman saja. "Hem." Jawabnya, yang membuat kekasihnya ini langsung membawa dirinya ketempat yang dituju.
---

Setelah selesai menghabiskan makan mereka dengan Renjun yang memilih lauk ayam dipedesin dengan daun singkong, nangka, dan sambel. Serta Haechan dengan menu rendang, daun singkong, nangka, dan sambel. Serta 2 minuman es teh manis. Mereka gak langsung beranjak dari sana. Mereka memilih untuk melarutkan nasi yang telah mereka makan secara sejenak.

Keadaan mereka saling hening secara satu sama lain. Setelah acara tadi, mereka langsung tersadar kalau mereka ini sebenarnya dalam posisi yang sedang bertengkar. Dan ya! Keadaan seperti ini, membuat kecanggungan meliputi mereka.

Sampai akhirnya Haechan membuka dompetnya, mengambil kartu debitnya, dan memberikannya kepada Renjun. Membuat kekasihnya ini langsung menautkan kedua alisnya, menatap dirinya dengan tatapan bingung. "Maksudnya?" Tanya sang kekasih, meminta penjelasan dari dirinya.

"Itu, didalam kartunya ada nominal 50juta. Kurang 6 juta lagi, tapi gue pastiin gue bakalan tambahin 6 juta lagi." Jelas Haechan, yang semakin membuat kekasihnya tambah bingung.

Yup! Renjun dibuat bingung dengan kekasihnya yang tiba-tiba mengeluarkan kartu debitnya, memberikan kartu debit itu dihadapan dia, dan menyebutkan nominal yang ada didalam kartu itu, serta ingin menambahkan kekurangan 6 juta, yang pastinya akan dia tambahkan. "Chan, to the poin deh! Maksudnya apaan sih? Gue gak ngerti ya, bangsat!" Ujar Renjun, yang udah gak mau main tebak-tebakkan lagi.

"Itu buat gantiin foto idol kpop lo yang udah rusak sama karena gue. Katanya 56juta, kan? Gue gantiin 50juta dulu, nanti selebihnya gue bayar lagi." Ujar Haechan, yang akhirnya menjelaskan maksud dari ini semua.

Renjun yang mendengarnya pun malah salah fokus dengan nominal tabungan Haechan. "Chan, dapet duit sebanyak ini, darimana? Jangan aneh-aneh lu ya! Jangan karena itu, lo jadi malingin duit ortu lu, or duit orang lain. Atau jangan-jangan, lo jualan drugs ya?" Ujar Renjun yang langsung mengecilkan suara, dan mendekatkan kepalanya kearah kekasihnya ini.

Haechan yang mendengarnya pun langsung menoyor dahi milik kekasihnya ini. "Gak lah, anjir! Gue gak segila itu ya! Gue dapet duit sebanyak itu, karena gue menang turnamen." Jawab Haechan.

"Gue tau, Njun. Kalo gue ini salah dan bodoh banget karena telah nyepelein apa yang lo suka. Sementara lo? Lo gak pernah sepelein apa yang gue suka, dan terus ngedukung gue." Sambung Haechan.

"Maafin gue ya? Gue gak mau janji, tapi gue bakalan usaha buat kedepannya, supaya kejadian ini gak keulang. Walaupun gue gak bisa ganti foto itu, karena cuma ada 1 didunia." Tambah Haechan.

Renjun yang mendengar ucapannya pun tersenyum. Ia langsung mengambil kartu debit milik kekasihnya, dan mengembalikannya kepada kekasihnya. "Ini tabungan lo, dan uang yang lo hasilin dengan usaha lo sendiri. Gak seharusnya lo kasih ke gue, Chan." Ujar Renjun.

"Kemaren, gue kekanakan banget, ya? Gak seharusnya gue marah ke lo. Padahal itu kan bukan sepenuhnya salah lo, tapi salah sepupu gue juga. Ya walaupun dia masih kecil. Toh niat lo juga baik, kan Chan? Gak seharusnya gue malah lampiasin kekesalan gue ke lo." Ujar Renjun.

"Gak, Njun. Lo berhak marah kok, dan udah seharusnya juga gue kena amarah lo, karena gue gak amanah ngejaga barang yang lo suka. Sementara lo? Ketika ada sepupu gue yang dateng, dan posisi gue lagi disuruh sama Mama gue? Lo selalu jaga hp gue dan komputer gue, supaya gak dimainin aplikasi gamenya sama sepupu gue." Ujar Haechan.

"Gue gak apa-apa, Haechan. Lebih baik lo simpen aja tabungan lo ini, atau kasih ke Mama lo, daripada kasih ke gue. Kemarin, gue cuma syok sama kesel aja. Tapi selama beberapa hari ini, gue udah lebih baik kok. Udah mikir juga kalo itu bukan salah lo sepenuhnya. Sama kayak lo yang juga udah sadar kalo misalkan barang yang gue suka itu bukan hanya cuma." 

UNUSUAL PAIR - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang