6. Cheating? Seriously?

78 5 0
                                    

"Njun, habis ini gue sama Winter mau pergi main, sekalian mau ke pernak-pernik cewek. Lo mau ikut gak?" Tanya Karina kepada temannya yang saat ini temannya yang tengah fokus menatap ponselnya.

Renjun yang mendengar pertanyaan yang diberikan temannya, ia langsung menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, tanpa melihat lawan bicaranya. "Gak deh, Rin. Nanti gue pengen pergi." Jawabnya, yang masih fokus pada telepon genggamnya.

"Oh gitu... lo mau pergi kemana sama si Haechan?" Tanya Karina yang sepertinya paham kalau misalkan temannya ini mau pergi berdua sama kekasihnya. Menghabiskan waktu istilahnya mah.

Mendengar nama kekasihnya disebutkan, membuat kegiatannya terhenti, dan langsung menatap temannya dengan kedua alis yang saling bertautan, dan dahi yang sudah mengkerut bingung. "Hah? Haechan? Gue mau pergi sama Haechan? Kata siapa lo?!" Ujarnya, akan kalimat penuh ke sok tauan temannya ini.

Melihat respon yang diberikan temannya, membuat dirinya semakin bingung. "Loh, jadi bukan sama Haechan? Terus, sama siapa dong? Bukannya seharian ini doi gak ada kelas, ya? Dan biasanya kalo doi lo gak ada kelas, lo sama dia jalan berdua." Ujar Karina, yang malah semakin bingung dibuatnya.

Setelah mendapatkan penjelasan dari temannya, kedua alisnya langsung terangkat, dan mulutnya langsung membentuk huruf O dengan sangat sempurna. "Oh, gitu.... engak kok, Rin. Gue jalan sama temen gue kok, bukan sama Haechan." Ujar Renjun, supaya temannya gak bingung.

"Loh, kalo bukan sama doi lo, terus sama siapa? Temen yang mana? Cewek atau cowok?" Tanya Karina penasaran akan gender yang akan jalan bersama temannya ini. Apakah akan segender sama seperti dia dan Winter, atau beda gender.

Masalahnya jarang banget seorang Huang Renjun ini jarang sama orang lain, selain sama kekasihnya, dia, dan temen dekatnya yang bisa kehitung jari ini. Setidaknya, itu yang Karina tau. Padahal mah aslinya Renjun ini orangnya sangat ekstrovet dan sangat gak suka berdiam diri dirumah. Kalo sendirian dirumah, dia pasti langsung pergi bersama dengan temannya.

"Ada, sama temen gue, Rin. Cowok kok, kenapa emang? Mau gue kenalin ke temen cowok gue? Terus, si Jeno gimana?" Jawaban disertai pertanyaan berentet yang Renjun berikan, dan langsung dibantah temannya ini.

"Anjir! Gak gitu maksud gue, Njun. Main sama cowok? Selingkuh ya lo dari Haechan?" Tuduhan yang Karina lontarkan, akan jawaban yang diberikan temannya ini.

Mendengar tuduhan yang diberikan teman cantiknya ini, membuat Renjun langsung mendecak kesal. "Bapak lo noh selingkuh sama janda sebelah! Gak ya, anjir! Gue cuma pengen main doang sama dia, bukan selingkuh atau bahkan main belakang sama Haechan! Lagian gue juga udah bilang ke dia kalo gue ini mau main." Ujarnya, yang langsung menunjukkan pesannya yang meminta izin kepada kekasihnya, kalau dia ingin main.

Karina langsung membelalakan netranya tak percaya, begitu melihat chat temannya dengan kekasihnya ini. Jauh dari kata romantis, layaknya orang pacaran. Bahkan banyaknya hewan yang disebutkan. "Noh, lo bisa liat sendiri kan? Atau perlu gue bacain? Tenang, gue ini minus bukan plus, jadi baca jarak segini tuh masih bisa." Ucapan yang dilontarkan temannya, membuat keterkejutannya langsung buyar.

"Terus, maksud lo ini gue tuh plus, gitu? Jangankan plus! Minus or silinder aja, enggak Njun!" Protesan yang Karina lontarkan, disertai kalimat penuh peringatan akan ucapan temannya ini.

"Ya... bagus kalo gitu! Dan stop nuduh gue yang enggak-enggak, apalagi selingkuh! Gue dapet cowok modelan Haechan aja udah istighfar tiap hari. Gimana mau nambah satu?!" Protesan yang ia keluarkan, akan tuduhan yang diberikan temannya ini.

"Tapikan cowok lo ini belum bales pesan lo, Njun. Dia belum ngizinin lo pergi main." Peringat Karina yang sempat ngeliat kalau misalkan kekasih dari temannya ini belum ngebales pesannya, atau lebih tepatnya memberikan izin.

"Ck! Perlu banget gitu acc dari dia? Yang penting tuh gue udah minta izin, Karina. Dan ya! Status dia tuh cuma pacar gue, bukan suami gue. Jadi ya... selama orang tua gue izinin, gue gak perlu acc dari siapapun, selagi masih dijalan yang benar. Lagipula gue udah bilang ke doi juga kok. Emang bangsat aja si Haechan ini! Tiba-tiba jadi sok ngartis, dan ceklis satu, Anjing!" Lagi, kalimat umpatan yang Renjun keluarkan, akan sikap kekasihnya.

Baru saja Karina ingin membalas ucapan temannya, temannya yang kecil ini sudah lebih dulu mengintrupsi dirinya. "Udah ya, Rin. Dia udah ada didepan gedung fakultas, nih! Gue cabut dulu! Kalo misalkan si doi nanyain gue? Bilang aja gue lagi pergi sama orang, atau enggak suruh doi baca chat gue." Ujar temannya yang langsung pergi, tanpa menunggu jawaban atau bahkan balasan dari dirinya.

Ia hanya bisa melongo, begitu mendengar ucapan temannya ini. Sementara temannya masa bodo, dan malah ngacir begitu saja.
---

"Eh, Mark! Udah lama disini?" Pertanyaan penuh basa-basi yang Renjun lontarkan kepada teman barunya, begitu ia tiba dihadapan temannya yang stand by diatas motornya.

"Enggak kok, Njun. Baru beberapa menit nunggu doang." Jawab Mark, seraya memberikan helmet yang ia punya kepada teman barunya ini.

Renjun yang diberikan helmet pun langsung menerimanya, dan memakainya. Setelahnya, ia langsung naik ke atas motor milik temannya ini. "Emangnya mau kemana sih, Mark? Jujur aja ya, walaupun lo udah kasih tau tujuannya, gue masih gak tau itu ada dimana." Ujarnya, yang masih gak tau lokasi atau bahkan nama tempat yang akan dikunjungin temannya ini.

"Gue pengen ngajak lo ke Caffe temen gue yang baru buka hari ini, Njun." Jawab Mark, yang langsung menyalakan motornya, ketika temannya ini sudah duduk di jok belakang. "Pegangan." Pintanya, sebelum menjalankan motornya.

Renjun yang diperingatkan buat pegangan supaya dia gak jatoh, ia langsung memegang kaos milik pria yang ada dihadapannya ini. "Pantes aja gue gak tau, ternyata baru buka toh." Ujarnya dengan suara yang agak keras, supaya temannya yang lagi fokus nyetir ini bisa mendengar suaranya yang tengah diterpa angin.

"Iya Njun, dia suruh gue buat dateng ke opening Caffenya. Tapi karena gue males banget dateng sendirian, jadinya gue ajak lo juga deh buat dateng. Toh sama dia juga gak apa-apa kalo gue dateng bareng lo." Balas Mark, dengan suara yang sedikit kencang juga.

Tapi sepertinya suara yang diberikan Mark ini masih kalah jaub dengan terpaan angin. Alhasil Renjun yang mendengarnya pun jadi salah tangkap. "Lah iya yak! Kenapa juga lo malah ngajak gue, kalo emang lo udah punya cewe." Ucapan penuh kesalah pahaman yang ia lontarkan.

Mark yang masih bisa menangkap ucapan yang dilontarkan wanita mungil nan cantik yang ada dibelakangnya ini, ia langsung tertawa. "Bukan gitu maksud gue, Njun." Ujarnya. Meralat kembali ucapan temannya.

UNUSUAL PAIR - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang