8. Instant Karma?

45 5 0
                                    

Dan kalian tau? Setelah nongkrong, Haechan dan Renjun akhirnya pulang bersama. Sementara Giselle dan Mark, yang mana awalnya Giselle dibawa Haechan dan Renjun dibawa Mark, mereka berdua jadi pulang bersama, atas suruhan Haechan dan Renjun.

Dan saat ini, ketika mereka udah sampai di kedai pecel lele yang gak jauh dari rumahnya mereka, Haechan mulai bertanya tentang permasalahan tadi. "Jadi, kenal sama Mark itu darimana?" Pertanyaan yang diberikan oleh pria berzodiak Gemini itu.

Sedangkan Renjun? Dia malah gak ngejawab pertanyaan yang diberikan. Dia malah bertanya dulu kepada kekasihnya, untuk memastikan sesuatu. "Sebelum gue jawab pertanyaan lo, gue pengen mastiin dulu kalo misalkan pertanyaan lo dalam ngungkit masalah itu tuh cuma mau tanya aja, atau malah mau beragumen dan berakhir jadi pertengkaran?" Pertanyaan yang keluar dari mulutnya.

Haechan yang mendengarnya, ia langsung menautkan kedua alisnya bingung. "Kenapa lo bisa berasumsi kalo misalkan topik ini tuh jadi pertengkaran buat kita?" Tanyanya yang heran, akan asumsi yang diberikan kekasihnya.

Renjun yang ditanya kayak gitu pun bingung. Ia langsung mengedihkan bahunya aja. "Ya gue buat persiapan aja. Kalo buat beragumen, gue tau pasti ujung-ujungnya kita tuh malah berantem. Gue sama lo tuh punya Ego yang tinggi dan rasa gak mau kalah, Chan. Jadi, gue mau nyiapin segala konsekuensinya dulu." Jawabnya.

Mendengar penjelasan yang diberikan kekasihnya, membuat Haechan langsung menghela nafasnya kasar. "Tadinya, gue mau beragumen sama lo. Gue kesel pas tau lo jalan sama cowok lain, tanpa kasih tau gue. Tapi, gue sadar kalo posisi gue juga salah." Ujarnya, yang akhirnya berterus terang kepada kekasihnya ini.

Berbeda dengan Renjun yang langsung mendelik tak terima, begitu mendengar alasan yang diberikan kekasihnya ini. "Gak kasih tau lo? Kontol! Makanya aktifin hp lo! Gue udah chat lo, dan bahkan telepon lo. Tapi apa? Lo gak akan telepon gue, dan chat gue aja gak dibalas. Boro-boro dibales! Di baca aja juga enggak! Lo tuh udah kayak awtektek yang susah banget dihubunginnya, bangsat!" Ujarnya, yang gak terima dengan ucapan kekasihnya tadi.

"Loh, masa iya?" Seruan kaget yang Haechan lontarkan. Bahkan dia langsung mengambil ponselnya yang ada disaku celananya, buat mastiin ucapan yang dikatakan kekasihnya. "Njun, Anjing! Handphone gue ilang, Njun!" Seruan panik yang ia lontarkan, setelah dirinya tersadar kalau misalkan ponselnya ini hilang.

"Gak lucu candaan lo ya, bangsat! Udah berapa kali sih gue bilang? Kalo--" Ocehan yang Renjun keluarkan pun menggantung, karena kekasihnya yang sudah lebih dulu mengintrupsi dirinya.

"Sumpah demi Allah, Njun. Tadi tuh gue bawa pas mau kerumahnya si Giselle." Ujaran penuh kepanikan yang dilontarkan oleh Haechan, karena dirinya yang lupa dimana terakhir kali ia menaruh ponselnya.

Renjun yang tidak mengalihkan pandangannya dari kekasihnya ini, ia jadi keikutan panik begitu mendengarnya. Begitu mengamati gerak-gerik kekasihnya, ia jadi tau kalau misalkan kekasihnya ini lagi gak bercanda, atau bahkan bohong. "Goblok banget sih Chan, Anjing! Gak biasanya lo teledor kayak gini!" Ujarnya.

Iya! Biasanya tuh yang sering lupa naruh barangnya, atau bahkan sering teledor naruh barang disembarangan tempat tuh Renjun, bukan Haechan. Haechan ini spesialis mengingatkan, dan memindahkan barang yang ia taruh sembarangan. Tapi apa yang ia lihat?

"Karma karena gak bilang sama lo deh Njun, kayaknya." Sahut Haechan, yang sepertinya sadar kalau ini karmanya dia karena gak minta izin sama kekasihnya. Padahal dia sendiri yang selalu kasih tau kalau misalkan mau pergi tuh minta izin dulu.

"Lah, Chan? Kok malah duduk lagi sih?! Ayok kita pergi! Cari hp lo, anjir!" Titah Renjun yang sangat heran kepada kekasihnya, yang malah kembali duduk dikursinya, setelah mengatakan perigal karma tadi. Ngebuat dia tuh semakin kesal, namun juga bingung dibuatnya.

"Yaudah lah ya, mau gimana lagi? Udah ilang juga. Gue cuma bisa ikhlasin aja, sama nanti beli yang baru lagi. Palingan cuma diomelin emak bapak gue doang. Udah kebal gue mah diomelin tiap hari." Sahut Haechan, akan ucapan panik yang kekasihnya ini berikan.

Renjun yang ditarik duduk lagi sama kekasihnya pun langsung mendecak, dan menoyor kepala kekasihnya yang sangat mungil ini. Dia bahkan sering berasumsi kalo isi kepala milik kekasihnya ini gak ada. Makanya kepalanya kecil banget kayak gak ada diisinya. "Chan, kontol! Di hp lo kan ada video ngewe kita! Kalo misalkan orang yang nemuin hp lo ini ngeliat itu video, gimana anjing? Lo tega tubuh gue yang indah ini ditontonin orang?! Apalagi buat dijadiin bahan coli!" Ujar Renjun, dengan mimik wajah panik.

Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut kekasihnya, membuat netra Haechan langsung membesar. Ia langsung mengambil dompet yang ada disaku celananya, mengeluarkan uang 200 ribuan, dan meletakannya di atas meja pecel lele. "Kang, tolong dibungkus aja ya? Saya mau pergi dulu sebentar, nanti saya ambil ke sini lagi. Ini uangnya saya taruh di meja ya, kang. Soalnya saya buru-buru." Ujarnya yang langsung menarik kekasihnya keluar dari warung pecel lele ini.

Renjun yang tiba-tiba ditarik keluar oleh kekasihnya, ia hanya bisa mengikuti langkah kekasihnya. Bahkan ketika mereka tiba didepan motor sang kekasih, ia masih belum dikasih kesempatan buat ngomong. Kekasihnya ini malah langsung memasangkan dia helmet, dan menaruh dia di jok belakangnya. Setelahnya, barulah kekasihnya duduk di jok depan, dan langsung menjalankan motornya.

"Yang, coba tolong yang lacak icould gue." Pinta Haechan yang masih memfokuskan pandangannya terhadap jalanan. Ia gak mau kekasihnya ini terluka karena kecerobohannya. Kalau dia bawa motornya sendiri terus terluka sih, gapapa. Kalau bawa Renjun? Kalo bisa dijadiin baleho, dia jadiin sekarang si Renjun ini! Kalo kata Mayden tuh, Bu Puan sama Bu Mega cantik. Tapi kalo kata Haechan, Renjun yang paling cantik.

Kalo misalkan di Indonesia ini dipilih berdasarkan fisik? Ia yakin kalau misalkan kekasihnya yang ukurannya kayak travel size ini bakalan kepilih jadi presiden. Walaupun Haechan paling anti banget buat muji atau bahkan mengakui kelebihan dan kecantikan kekasihnya ini, tapi ia akui kalau misalkan kekasihnya ini primadona sekolah dan kampus mereka.

Dia malah sempat kelimpungan pas begitu masuk kampus, karena baru pertama kali masuk kampus, kekasihnya udah masuk base orang cantik. Bahkan pas pertama ospek tuh kekasihnya dapetin privallage karena kecantikannya. Banyak juga kating atau bahkan maba kayak dia tuh ngedeketin kekasihnya.

Tapi untungnya kekasihnya yang bernama Huang Renjun ini sangat acuh terhadap sekitar, dan tsunder abis! Jadi ya gitu, setiap ada yang deketin atau bahkan flirting ke dia? Dia langsung bilang kalau dia udah punya pacar anak teknik, namanya Lee Haechan. Gimana gak saling dia tuh?

"Yang, kamu dengerin omongan aku gak sih?" Tanyanya sekali lagi, karena gak ada sahutan dari kekasihnya ini, akan permintaan yang ia inginkan.

"Yang, kamu marah?" Tanyanya sekali lagi, karena kekasihnya juga belum respon ucapannya. Ngebuat dirinya jadi gak konsen nyetir. Paniknya dia sewaktu hpnya gak tau dimana keberadaannya itu gak sebanding dengan amarahnya si Renjun. Apalagi kalau kekasihnya ini udah masuk sifat dnd-nya.

Dan karena gak dapet balasan juga? Dia langsung memutuskan untuk minggirin motornya sejenak, supaya ia bisa melihat kekasihnya ini. Kekasihnya ini beneran marah karena hal ini, atau cuma cemburu aja? Tapi cemburu sama siapa?

Perlahan tapi pasti, akhirnya ia bisa meminggirkan jalannya jadi di pinggir trotoar. Bahkan dia udah nyetandarin motornya dengan sangat hati-hati. Tapi ketika ia mau menoleh? Ia merasakan berat pada bahunya. "Masa iya teh yang gue boncengin itu tante Kun? Jurig? Gak mungkin!" Ujarnya yang merasa merinding kalau sudah kebayang hantu.

Takut menengok ke belakang, ia berinisiatif buat lihat melalui kaca spionnya, dengan tangan yang masih menahan bobot tubuh kekasihnya karena takut terjatuh. "Lah, si anying! Dia malah turu!"

UNUSUAL PAIR - HYUCKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang