Perkenalkan, ini penghuni rumah Sheinna
(^o^)
06.10
Hujan deras telah reda mengguyur Komplek Perumahan Perkasa Sakti yang turun sejak malam tadi, komplek perumahan yang hanya diisi oleh keluarga-keluarga Tentara dengan pangkat tinggi serta mobil dinas di tiap garasinya.
Gadis itu masih nyaman merebahkan tubuhnya di kasur kamar bernuansa cream pada dindingnya, padahal ini sudah pukul 6 pagi, bagaimana bisa saat hari pertamanya masuk SMA ia malah bermalas-malasan untuk berangkat sekolah?
Ya, dia Sheinna, Sheinna Allena Wirabrata. Anak bungsu dari 3 Wirabrata bersaudara itu.
"Sheinna, ayo cepetan bangun nak." suara yang terdengar dari lantai satu rumahnya.
Itu suara papa Sheinna, Letkol Inf Allendra Wirabrata. Bagaimana bisa, ayah Sheinna sangat disiplin karena ia merupakan Tentara yang sudah berpangkat tinggi, tapi anak gadisnya senang bermalas-malasan seperti ini.
"PAPA HITUNG SAMPAI 3 KAMU NGGA BANGUN PAPA TINGGAL YAA, NANTI PAPA TELAT KERJA KALAU PAPA NUNGGU KAMU BANGUN. 1.... 2...." teriak papa Lendra yang terdengar sampai ke kamar Sheinna
"Iyaa SIAP ini bangun ndan." Saut Sheinna dari dalam kamarnya.
Sheinna segera keluar kamar dan langsung menuruni anak tangga dengan handuk yang dikalungkan di lehernya, kedua tangannya menenteng seragam abu-abu yang baru dibelikan papanya seminggu yang lalu.
"Lah, lo bukannya udah masuk sekolah? Kok belum mandi. Malah turun ke bawah masih pake kolor ungu gitu, mana mukanya masih beleran gitu hiii." siapa lagi yang berani melakukan itu pada Sheinna kalau bukan kakak tercintanya, Jemian Allendra Wirabrata
"Ish, kamar mandi di kamar lagi mampet, kemarin udah bilang mama katanya tukangnya nanti siang baru nyampe. Aku boleh ikut mandi di kamar mas ya?"
"Mandi mah mandi aja, tapi awas ya kalo sabun gue lo pake buat lulur, lo harus beliin lagi yang sepaket gamau tau gue."
"Dih, cari kesempatan dalam kesempitan bgt sih mas. Ga baik tau jadi orang kalo perhitungan banget, nanti jodohnya ga nyampe-nyampe. Wleee" Sheinna mengejek sang kakak sambil berlari ke arah kamar kakaknya. Dan kakaknya sudah berkacak pinggang dengan sendal di tangan kirinya yang siap untuk melayang kapan saja.
"MAS JEMII! TARUH LAGI SANDALNYA, GA BOLEH GITU KE ADEKNYA! Adekmu kan cuma bercanda." tegur papa Lendra dengan suara tegas ala-ala tentara
"Shap salah ndan, hehe" Jemi itu anaknya emang agak nyleweng. Gaada takut-takutnya sama bapaknya. Tapi kalau soal rasa bangga apa tidak? Jangan ditanya, Jemi adalah fans berat papa Lendra.
"Bisa ngga pagi-pagi itu kalau mama nyiapin sarapan suasana rumah tenang sebentar?" itu suara dari mama dua bersaudara tadi yang sedang menyiapkan sarapan di meja, Meilany Ghean Wirabrata.
"Lah, mama kok masih di rumah? Biasanya jam segini udah berangkat ke Bakery?" tanya papa Lendra
"Iya, Bakery hari ini buka jam 9 mas, baru ada pengiriman stok bahan-bahan di toko. Sesekali aku mau nyiapin sarapan buat kalian."
Mama Ghean adalah pemilik Bakery yang tidak terlalu besar, tapi bisa dibilang Bakery nya tidak pernah sepi dari pembeli.
"Mama tuh ya, kan ini namanya love language dalam keluarga, masa gitu aja gatau." Jemi mengatakannya sambil berjalan dan hendak menyomot roti Srikaya yang baru dibuka oleh mamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah, katamu? || Choi Soobin [Revisi]
Romance"Jangan pernah jadiin seorang rumah Se, manusia itu dinamis. Dia bisa berubah kapan saja." Mengapa rumah yang kuanggap nyaman ketika rumah masa kecilku hancur berantakan justru semakin membuatku runtuh? "Sheinna, maaf. Bahkan katika rumah itu dibang...