6. Ini Pulangnya Kemana?

6 2 0
                                    

Tetaplah menjadi bintang di langit
Agar cinta kita akan abadi
Biarlah sinarmu tetap menyinari alam ini
Dan jadi saksi cinta kita berdua

(^o^)

"Allen? Kamu masih ingat aku?"
"Allen, kamu ngga rindu aku?"

Sheinna terkejut. Mengapa tiba-tiba ada Hessa 12 tahun di sini. Bukankah Hessa yang sekarang harusnya sudah lebih dewasa?

"Hessa, kamu kemana aja selama ini? Kamu jangan tinggalin aku lagi yaa.. Kita hidup sama-sama lagi kaya dulu." Allen menumpahkan segala kerinduannya.

"Allen jangan gini lagi ya, lepasin aku. Kamu kan udah punya temen cerita yang baru, ga harus ada aku. Kalau kamu sedih terus, aku dari jauh juga sedih. Kita udah punya kebahagiaan di kehidupan baru kita. Lepasin aku ya Len?"

Allen menangis tersedu, entah mengapa berat rasanya melepaskan Hessa pergi. Ia selama ini ingin bertemu Hessa sekali lagi untuk mengucapkan selamat tinggal. Apa ini jawaban Tuhan atas keinginannya? Inikah saatnya mengucapkan selamat tinggal?

"Kamu ngga bisa kaya gini terus Len."

Hahh? Bagaimana ceritanya tiba-tiba disini ada Reon? Ini Reon ajudan baru papa kan? Atau dugaan Sheinna tadi pagi benar bahwa Reon adalah Hessa yang ia cari.

"Kamu harus relain aku, Len. Aku ga minta kamu buat lupain aku, aku minta kamu rela. Kamu udah punya kebahagiaan baru di hidupmu, aku juga. Aku sudah punya dia yang ada saat aku terpuruk, Len."

Ini? Yang di sebelah Reon adalah gadis di Polaroid milik sang kakak, Jemi. Mengapa gadis itu bersama Reon? Dia benar-benar tak paham tentang maksud semua ini.

Drrttt.. Drrtt...
Handphone Sheinna bergetar, ia segera membuka matanya.
Sial, jadi tentang Hessa, Reon, dan gadis Polaroid itu tadi hanya sebuah mimpi? Huh, bahkan dia hampir gila di dalam mimpinya tadi.

Ia melihat jam pada handphonenya, jam menunjukkan pukul 04.30 masih terlalu pagi untuk mandi dan berangkat sekolah. Tapi, jika ia tak segera berangkat, Bakery akan buka dan ia pasti akan bertemu sang mama.

Sheinna memutuskan untuk segera mandi dan merapikan kamar seakan tidak ada yang menginap disana semalam. Ia keluar saat mbak Jea baru saja bangun dan meminta maaf pada mbak Jea karena ia harus ditelepon sang mama semalaman.

"Maaf banget ya mbak Je.. Harusnya diangkat aja gapapa. Aku berangkat makasih banyak ya mbak.. Salam buat mama nanti kalau kesini, bilangin aku baik-baik aja." pamit Sheinna.

Mbak Jea yang mengetahui bahwa Sheinna sedang menghadapi masalah keluarga tak mau banyak tanya, ia hanya mengangguk dan tersenyum menjawab ucapan Sheinna tadi. "Iya mbak, gapapa."

Rumah, katamu? || Choi Soobin [Revisi] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang