Aku tak mudah mencintai
Tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu
Aku jatuh cinta?(^o^)
Sheinna menuruni anak tangga, dan berjalan cepat menuju ke halaman rumahnya. Ia membuka gerbang, ternyata disana sudah ada Sean yang berlagak seperti kurir makanan yang akan mengantarkan orderan."Sean?"
"Iya mbak, sesuai aplikasi ya. Totalnya 25.000." ledek Sean sambil memberikan kantong plastik pada Sheinna.
"Oh, kurir ya mas. Bentar ya kalau bayar saya kasih tau kakak saya dulu." jawab Sheinna
"Hehh, nih martabak dari calon mertua. Bunda khawatir waktu tau lo sakit."
Sebenarnya sih ini cuma sekedar akal-akalan Sean aja biar Sheinna tidak menolak pemberiannya, bundanya sama sekali belum mengenal Sheinna.
"Hah? Kamu cerita apa aja ke bunda kamu??" tanya Sheinna terkejut.
Sean tersenyum lebar, "ohh, jadi sekarang pakainya aku kamu ya? Kemarin aja katanya gamau tau nama gue." goda Sean.
Demi apapun, Sheinna ingin mengutuki dirinya sendiri jika mengingat hari itu. Benar kata orang tua, jangan terlalu membenci seseorang nanti malah jatuh cinta dengannya.
"Udah belum ni saltingnya, buruan gue tungguin."
"Gue tau, martabak ini emang ga semahal buah yang dikasih Yohan, tapi gue pastiin lo ngga akan nyesel kalau makan ini. Soalnya martabak ini made with love pakai tangan gue.""Sotoy banget, orang Yohan ngga ada kasih apa-apa." jawab Sheinna tak percaya
"Tunggu aja, bentar lagi pasti dateng. Jadi gue pamit dulu sebelum Yohan kesini."
"Disini aja, biar kamu ketemu Yohan." Sheinna tertawa.
"Iya, habis Yohan ngasih buahnya ke lo dia langsung ngebogem gue." Sean menyalakan motornya.
"Dah, gue pamit ya. Dimakan, jangan diliatin. Salting nanti martabaknya kalau lo liatin doang." Sean menutup kaca helmnya dan bersiap meninggalkan rumah Sheinna.
"Iya iyaa, hati-hati."
Tak lama Sean langsung menancapkan gas pergi meninggalkan rumah Sheinna. Ia segera menutup gerbang rumahnya lagi. Namun belum sempat Sheinna melangkahkan kakinya meninggalkan gerbang, terdengar bel dari gerbang rumahnya. Ia berbalik dan kembali membuka gerbang.
"Yohan?? Kamu kesini beneran?"
Pertanyaan Sheinna dibalas oleh senyuman manis khas Yohan yang masih berada diatas motornya.
"Gue khawatir waktu denger lo sakit. Btw lo bukain gerbangnya cepet banget?"
"Eh? Ini barusan ambil orderan kakak gue. Dia lagi tidur, jadi gue yang ambil."
Hahh, untuk kesekian kalinya ia berbohong pada Yohan. Ia bersyukur karena ia bisa beralasan pada Yohan, tapi di sisi lain, ia merasa tak enak pada Yohan.
"Ini ada buah, gue langsung beli waktu gue dapet chat dari lo kalau lo sakit. Cepet sembuh ya, biar bisa masuk sekolah lagi."
Sheinna mengangguk, tak tau harus menjawab apa selain anggukan darinya. Astaga Yohan ini benar-benar lelaki pada umumnya yang sulit mencari topik jika bertemu gadis yang disukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah, katamu? || Choi Soobin [Revisi]
Romansa"Jangan pernah jadiin seorang rumah Se, manusia itu dinamis. Dia bisa berubah kapan saja." Mengapa rumah yang kuanggap nyaman ketika rumah masa kecilku hancur berantakan justru semakin membuatku runtuh? "Sheinna, maaf. Bahkan katika rumah itu dibang...