Bagian 5 - Kekasih idaman

160 38 4
                                    

Mata Lijeong bergerak memperhatikan Suha yang sedang meletakan hamburger, cookies, susu coklat dan beberapa permen karet di atas meja, saat ini mereka sedang berada di kantin sekolah.

"Ini semua untuk apa?" tanya Lijeong.

"Kalau ada sesuatu yang ingin kau makan katakan saja, nanti akan segera ku belikan, tapi untuk sekarang ku harap kau mau menerima cemilan ini," jawab Suha.

"Ekhmm..," tangan Lijeong bergerak mengambil hamburger dengan double beef yang cukup besar, kemudian mengigitnya dengan penuh semangat.

"Jadi apa yang mau kau tanyakan?" Lijeong bertanya sambil mengunyah hamburgernya.

Suha langsung memajukan tubuhnya, "beritahu aku apa saja yang Hanbin suka, dari makanan, minuman, gaya berpakaian, sampai hobi!"

"Jadi kau sungguh menyukai Hanbin!?" Lijeong terkejut, Suha menjawabnya dengan anggukan cepat, "aku pikir selama ini kau hanya bergurau"

"Sejujurnya aku belum pernah merasa seperti ini," Suha tersipu malu, "rasanya jantungku mau meledak setiap kali Hanbin tersenyum, walau itu bukan untukku"

"Baiklah, jadi kau ingin tahu segala hal tentang Hanbin???" Lijeong tersenyum lebar, "kau datang ke orang yang tepat!"

"Kalau begitu kau jelaskan saja nanti ku catat bagian-bagian terpentingnya," Suha mengeluarkan buku kecil dan pulpen.

"Yang pertama, Hanbin itu suka semua jenis kopi, kebetulan ibunya membuka Coffeshop di dekat rumahnya," Lijeong mulai menjelaskan, sementara Suha hanya mengangguk pelan sambil mencatat,

Setelah 15 menit menjelaskan dengan panjang lebar, Lijeong dan Suha terpaksa harus mengakhiri diskusi penting mereka karena bel masuk sudah berbunyi.

"Itulah yang harus kau lakukan jika ingin menjadi kekasih idamannya Hanbin," ucap Lijeong terakhir.

"Kekasih indamannya Hanbin?" Suha tersenyum lebar, "baiklah! akan ku lakukan!!" lanjutnya sambil menutup buku dengan semangat.

***

"Siapa yang menaruh bantal di kursiku?" Hanbin mengambil bantal berwarna pink dengan gambar hello Kitty yang ada di kursinya.

"Aku!" Suha yang duduk di depan mejanya langsung mengangkat tangan, tak lupa dia menoleh ke arah Hanbin sambil tersenyum.

"Oh, ini ku kembalikan," ucap Hanbin.

"Tidak usah! aku sengaja membawakannya untukmu!" Suha bangkit dari kursinya, "ku dengar kau sedang ambeien, jadi ku bawakan bantal supaya kau bisa duduk dengan nyaman," kali ini Suha berbisik.

Hanbin terkejut, "siapa yang mengatakan hal tidak masuk akal seperti itu!?" tanyanya kesal.

Lijeong yang sejak tadi duduk di kursi pelan-pelan menggerakkan kakinya, kemudian berlari dengan cepat sambil tertawa puas.

"LEE JEONGHYEON!" teriak Hanbin.

*Sebelumnya Lijeong memberitahu jika Suha ingin jadi kekasih idaman Hanbin, Suha harus peduli pada kesehatan Hanbin, dan Lijeong berbohong jika Hanbin sedang sakit ambeien, karena Suha percaya jadi dia membawa bantal.

***

"Suha?" Hanbin terkejut ketika melihat Suha yang sedang berjaga di stan makan siang, "seingatku Lijeong yang ditugaskan menjaga stan makan siang, kemana orang itu?"

"Aku yang memohon kepadanya supaya bisa menjaga stan makan siang, lagi pula ini adalah pengalaman yang luar biasa bagiku," jawab Suha.

"Baiklah, kalau begitu semangat!" Ucap Hanbin.

Suha mengangguk pelan sambil meletakan potongan daging ayam yang sangat banyak ke nampannya Hanbin.

"Woahh, biasanya aku hanya dapat beberapa potong tapi hari ini aku dapat banyak sekali," Hanbin mengangkat nampan makan siangnya dengan wajah cerah, "terimakasih Suha!"

"Selamat makan Hanbin!" Suha setengah berteriak sambil memperhatikan Hanbin yang sudah berjalan pergi, lalu melanjutkan pekerjaannya.

"Tidak adil! aku hanya dapat satu potong sementara Hanbin dapat banyak!" protes Arin.

Suha mengigit bibir bawahnya sambil menatap cemas pada Arin, "sebenarnya aku mengambil jatah beberapa siswa supaya bisa memberi banyak pada Hanbin"

*Sebelumnya Lijeong memberitahu jika Hanbin sangat menyukai ayam potong di kantin sekolah pada Suha.

Hari-hari berikutnya masih sama, Suha terus memperlakukan Hanbin dengan spesial, seperti membawakannya air minum setelah Hanbin tanding basket, merapihkan mejanya Hanbin, dan yang paling parah Suha membukakan pintu toilet untuk Hanbin.

Jujur saja kejadian terakhir cukup membuat Hanbin bergidik ngeri, bagaimana tidak? ia sedang berjalan menuju toilet, lalu Suha menghampirinya sambil membukakan pintu.

Yah, dan sejauh ini Hanbin masih belum mengerti kenapa Suha tiba-tiba jadi seperti itu, tapi karena sejak awal Suha memang sedikit aneh, Hanbin hanya bisa memakluminya.

***

Sore ini seperti biasa Hanbin sedang membantu ibunya di Coffeshop, saking sibuknya ia sampai tidak sadar jika orang yang sedang mengantri di depan kasir adalah Baek Suha, teman sekelasnya.

"Americano dingin tanpa gula satu," Suha memberitahu pesanannya.

Hanbin mengangguk pelan dengan pandangan fokus ke layar monitor, "baik, ada tambahan lain?" tanyanya.

"Croissant originalnya satu," tambah Suha.

Hanbin mengangguk lagi, "kebetulan kami sedang kehabisan stok croissant original, mau diganti dengan cake?"

"Tidak, diganti dengan yang lain saja," jawab Suha.

"Baik, kalau begitu mau diganti dengan apa?" Hanbin bertanya lagi, tangannya mulai sibuk dengan mesin kopi.

"Dengan Sung Hanbin!" ucap Suha terakhir.

Detik berikutnya Hanbin terdiam sebentar, kemudian mengangkat kepalanya untuk melihat siapa yang baru saja bicara.

"Suha?"

Bersambung ke bagian 6
"Teman vs kekasih"

©®Jeje 2023

21th Century Boys | Sung HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang