Bagian 3 - Simulasi berkencan

202 48 4
                                    

"Hanbin, ayo kita kencan!"

"Tidak terimakasih," jawab Hanbin.

"Yasudah," Suha langsung melirik Lijeong yang masih merebahkan tubuhnya di atas meja, "Lijeong, ayo kencan denganku akhir pekan nanti!" ajak Suha.

"Maaf Suha," Lijeong menatap dalam, "aku belum siap berkencan dengan gadis manapun, meski itu kau atau seorang putri dari kerajaan inggris"

"Cih" ini suaranya Arin.

Lijeong melirik Arin dengan sinis, lalu kembali menatap Suha dengan ekspresi yang dibuat-buat, "lagi pula jika kau ingin berkencan dengan seseorang, sebelumnya kau harus mengenal orang itu lebih dalam lagi"

"Mengenal orang itu lebih dalam lagi?" Suha mengulang ucapan Lijeong dengan bingung, "maksudnya bagaimana?"

Lijeong mengangguk pelan, "kalau kau ingin tahu lebih jauh tentang kencan, sepertinya kau harus bertemu dengan kakakku, dia cukup berpengalaman"

"LIJEONG!/LIJEONGGG!!" teriak Hanbin dan Arin bersamaan, mereka kelihatan panik ketika Lijeong menyebut 'kakakku' barusan.

"Ada apa dengan reaksi berlebihan itu? bukannya kalian sudah tahu siapa kakakku?" Lijeong berbicara santai, "lagi pula aku pernah menceritakan tentang Suha padanya, oh iya! ingat CD film dewasa yang membuat kita semua berakhir disini? itu Seunghwan yang meminjamkannya"

"Kapan kau bisa mengajakku bertemu dengannya?? aku sudah tidak sabar ingin menambah pengetahuan tentang kencan!" Suha tampak bersemangat.

Sementara itu Hanbin menyenggol pundak Arin dengan kesal, "karna kau yang memulai pembahasan tentang kencan, artinya kau juga yang harus bertanggung jawab!"

Arin mendengus kesal, "kau saja! aku sibuk!!"

Besoknya Lijeong memberitahu Suha jika kakaknya ( Lee Seunghwan ) bersedia menjadi teman kencan di akhir pekan, tapi tentunya itu hanyalah simulasi berkencan bukan kencan sungguhan.

***

"Bukannya kau tidak mau terlibat dengan urusan kencannya Suha??" Arin bertanya sambil menatap kesal ke arah Hanbin, yang saat ini berdiri di belakang Suha dan Seunghwan.

"Aku hanya berjaga-jaga, kau tidak usah mempedulikanku jadi anggap saja aku tidak ada disini," balas Hanbin malas.

"Sudah tidak perlu dipermasalahkan, kita kesini untuk bersenang-senang bukan?" kali ini Seunghwan yang berbicara.

"Aku hanya memperingati, siapa tahu dia mengacau di acara kencan kita berempat!" keluh Arin lagi.

"Tenang saja, Hanbin bukan orang seperti itu," Seunghwan berbicara sambil melirik jam di tangannya, "ngomong-ngomong dimana kekasihmu? ini sudah lewat lima belas menit bulan?"

"Beberapa saat yang lalu dia mengirim pesan, katanya dia terjebak macet, tapi seharusnya dia sudah ada disini," kepala Arin bergerak mencari sosok pria yang dikencaninya, "itu dia!" senyum Arin mengembang, detik selanjutnya dia melambaikan tangan dengan anggun.

"Maaf karna terlambat, sebagai gantinya biar aku yang membayar makan siang nanti," ucap kekasihnya Arin, Kim Jiwoong.

"Tenang saja Oppa, lagi pula belum terlalu lama," balas Arin, senyumnya tidak pernah hilang.

"Karna semuanya sudah disini, bagaimana jika kita langsung main saja? kebetulan ada banyak wahana yang ingin aku coba," ajak Seunghwan.

"Ayo!" tangan Jiwoong bergerak menggenggam Arin dengan lembut, setelah itu mereka berdua jalan lebih dulu.

Sementara disisi lain Seunghwan bertanya pada Suha, "apa sebaiknya kita juga bergandengan tangan? seperti yang dilakukan Arin dan kekasihnya"

Suha mengangguk cepat, "tentu!" jawabnya tanpa berpikir panjang, dan detik selanjutnya Seunghwan menggandeng tangan Suha lalu mengajaknya untuk sedikit berlari mengejar Arin.

21th Century Boys | Sung HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang