You and Me [✓]

Anomali

Anomali adalah penyimpangan atau keanehan yang terjadi atau dengan kata lain tidak seperti biasanya, And for Sasuke, Hinata is his anomaly, "Hinata, you are my anomaly; my circle of calm, in an angry sea."

DAN di sini, Uchiha Sasuke tahu bahwa ia mengecap anomalinya bersama Hyuuga Hinata, gadis berkulit putih, memiliki darah wanita asia, dengan mata bulannya yang indah, Hinata memang cantik, tetapi ia lebih cantik ketika tersenyum, begitu ramah bahkan seindah porselen, bisa dimiliki kapan saja, namun lepas di saat yang bersamaan, rasanya begitu mudah tetapi saking mudahnya bahkan Sasuke tak pernah bisa menyentuhnya seorang diri. Melihatnya dari jauh adalah awal cinta yang sebenarnya, tulus dan begitu suci, tapi kenyataannya, cinta yang Sasuke berikan jauh lebih berbahaya, bahkan berdosa mungkin, sebab ia tak bisa melepaskan Hinata begitu saja, kendati Hinata adalah kekasih dari sahabatnya, Namikaze Naruto.

Dalam ingatannya yang samar, Hinata memang tersenyum bahagia bersama sahabatnya, rasanya aneh karena Sasuke diam dan tak menyukai semuanya, bahkan ketika ia lebih suka Hinata berada di sisinya, gadis itu terlalu rapuh untuk bisa ia peluk. Seperti hari ini, saat gerimis datang lagi dan gadisnya terjaga dari mimpinya, ia mendesah ketika melihat bagaimana lengan berat Sasuke yang melingkari tubuhnya. Tangannya terulur untuk meraba nakas, mendapatkan ponsel dari ujung jemarinya, kemudian menatap layar ponsel di depan wajah, mengabaikan betapa Sasuke memuja di sampingnya. "Menginap saja sekarang." Hinata berbalik pelan, memandangi Sasuke yang kini mendusel di perpotongan lehernya.

"Kapan kau bangun, Sasuke?" Hinata bertanya ketika ia mendongak, mengintip langit dari balik jendela kamar Sasuke, ada guntur yang bersahutan, bahkan kini langit menggelap, membuatnya semakin malas untuk bangun dari ranjang.

"Beberapa menit yang lalu," Sasuke selalu menjawab dengan intonasi datar, ia masih memejamkan mata dan bersembunyi darinya. "Jadi apa yang Naruto katakan?" Kendati terlihat tak peduli, Hinata selalu tahu bahwa Sasuke akan menjadi orang pertama yang ingin tahu segalanya tentangnya, entah dalam keadaan apapun.

"Dia mengabari akan pulang ke apartemen hari ini." Hening itu pecah, Hinata masih mengecek ponselnya, jari telunjuk yang telaten bergerak di layar dan membaca beberapa pesan, membuat Sasuke dibakar cemburu, entahlah, kendati Hinata bukan miliknya, Sasuke selalu merasa bahwa tak masalah untuknya bersikap sedemikian posesif. "Menurutmu, apakah Naruto benar-benar sudah berada di Jepang?"

"Kenapa kau tidak bertanya langsung padanya?" Sasuke bertanya balik, ia sebenarnya tidak suka bagaimana Hinata yang begitu bodoh mencintai laki-laki super sibuk seperti pria Namikaze itu. "Kau hanya perlu meminta waktunya lebih banyak, kau harus egois Hinata." Ujarnya lagi, meski kesal, Sasuke tetap menyeret tubuh Hinata agar lebih dekat dengannya, masuk dalam kungkungan dominasi kedua tangannya.

"Aku malas berdebat dengannya," Hinata menghela napas. "Lagi pula Naruto sudah berjanji akan meluangkan waktu ketika proyeknya selesai."

"Kapan itu?" Tanya Sasuke dengan emosi, ia selalu menjadi orang pertama yang mewakili keegoisan Hinata.

"Ah, kau berat sekali." Hinata memberontak dari pelukan erat Sasuke, ia mengalihkan topik, bagi Hinata rasanya menyedihkan berada di sisi Sasuke, rasanya pria itu selalu membuatnya sadar bahwa hubungannya dan Naruto bisa berakhir kapan saja bila Hinata terus-terusan mengalah dan bersabar. "Aku harus kembali, Naruto memintaku untuk menjemputnya saat pulang nanti."

"Itu nanti," balas Sasuke persisten. "Bahkan asisten kekasihmu itu banyak sekali, Hinata." Sasuke tidak peduli.

"Sasuke," Hinata masih berusaha melepaskan dirinya.

"Sebentar lagi, sungguh." Mendaratkan dagunya pada puncak kepala si gadis, Sasuke berhasil membawa kesayangannya itu dalam dekapannya dan senang karena aroma Hinata memenuhi indera penciumannya. "Setidaknya kau bisa bergegas setelah ia menelponmu, tidak perlu repot."