01. Radio

37 4 16
                                    

WARNING ⚠️ HARSH WORD

HAPPY READING


'Kalian pernah makan permen kopi dan susu? Ya, gue mengibaratkan kehidupan gue seperti itu. Terkadang pahit dan terkadang juga manis'


Nakula POV

Aku menggaruk kepalaku dengan keras, tidak peduli dengan kulit kepala ku yang akan mengeluarkan cairan merah atau tidak disana. Dengan langkah cepat aku menyusuri koridor kampus ku dengan penuh frustasi.

Aku baru saja dihadapkan dengan kuis yang menurut ku tidak masuk akal atau bisa dikatakan 'soal yang keluar berbeda daripada yang diajarkan'. Benar-benar membuat ku gila.

Aku mencari nomor yang sering ku hubungi melalui telphone genggam ku dan memencet kontak bernama Nathan dengan cepat.

"Halo?"

"Gue kesana,"

"NGAPAIN? GAK USAH KE KOSAN GUE, LO MENDING LANGSUNG PULANG. GUE GAK NERIMA TA—." Aku mematikan sambunganku secara sepihak. Sudah cukup aku dibebankan dengan kuis yang tidak masuk akal tadi, jangan sampai otak ku meledak hanya karena mendengar ocehan Nathan yang pedasnya seperti ibu-ibu gang yang sedang bergosip.

NAKULA POV END

~°°~

CKLEK...

Suara pintu terbuka dan menunjukkan manusia mana yang berani membuka pintu kos milik Nathan tanpa seizinnya.

Nathan tercengang dengan orang yang sudah membuka pintu kos-nya secara tiba-tiba itu. Pasalnya sekarang Ia hanya mengenakan celana boxer tanpa menggunakan kaos sama sekali.

"NAKULA BANGSAT, KALO LO MAU MASUK KETOK DULU SIALAN, TUTUP GAK!!!" Nathan yang sedang berdiri seraya memegang kaos hitam polos langsung melemparkan kaos tersebut tepat di depan muka Nakula.

Nakula yang terkena lemparan baju Nathan hanya diam tidak menghiraukan temannya sama sekali, yang dia inginkan saat ini hanya menumpang tidur di kosan milik Nathan untuk beberapa jam kedepan.

Nakula menutup pintu kosan Nathan dengan sekali tendangan kakinya, setelah itu ia langsung melemparkan tubuhnya ke kasur empuk milik Nathan.

Nathan yang melihat itu hanya bisa menahan emosinya. Sebenarnya Nakula sudah sering seperti ini, menumpang tidur di kosan miliknya karena rumah Nakula yang cukup jauh dari kampus.

"Ck, ganggu aja lo pake dateng-dateng ke kosan gue." Cibir Nathan sembari memungut kaosnya yang tadi ia lemparkan.

"Brisik lo!" Nakula yang malas mendengar ucapan Nathan langsung menutup kepalanya dengan bantal, saat ini yang Ia inginkan adalah ketenangan tanpa adanya gangguan dari orang lain.

"Dih, udah numpang belagu lagi lu." Nathan menimpali ucapan Nakula ia tidak mau kalah jika sudah berdebat dengan temannya itu.


Nathan berjalan kearah kursi yang tidak jauh dari tempat tidurnya, ia mengambil radio yang Ia letakkan diatas meja belajarnya.

With You (On-Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang