With Him.

61 5 0
                                    

Lagi-lagi aku terbangun dari tidurku karena menyadari keberadaan cahaya matahari pagi yang menembus jendela kamarku. Namun, kali ini terasa lebih menusuk mataku, seperti ada yang membuka gordennya.

Aku mengejapkan mataku berkali-kali(lagi). Saat mataku mulai membuka mata sepenuhnya, wajah Harry tepat berada di depan wajahku. Sehingga membuatku spontan berteriak karena terkejut dengan wajahnya yang tersenyum polos tanpa dosa.

"AAA!!!"

"Morning," ujarnya.

"Harry! Kau mengejutkanku dengan tampangmu yang bodoh. Menjauh dariku!" perintahku sambil mendorong dadanya kasar agar ia menjauh dariku.

Harry membenerakan posisinya yang sebelumnya, posisi kedua lututnya menyentuh karpet kamarku menjadi berdiri dengan--hanya menggunakan celana tidur panjangnya. Bentuk badanya terekpos jelas dengan semua tattoo-nya. Astaga! Tuhan, haruskah kau menguji keimananku di pagi hari ini?. Pun aku membenarkan posisiku menjadi bersender.

Tunggu. Apa yang dia lakukan disini?. Bukahkah biasanya jam segini ia sudah pergi? Tumben sekali dia membangunkanku.

Aku memejamkan mataku, dan menghela nafas panjang berusaha mengontrol diriku pagi hari ini.

"Apa tidurmu nyenyak?" tanyanya.

"Yaa...seperti kelihatanya." Jawabku sambil mengucek mata kananku.

"Sangat terlelap aku rasa. Apa kau mau sarapan?" tanyanya sambil mendaratkan bongkongnya di sisi kanan kasurku, tepatnya disampingku.

"Boleh, kebetulan aku sangat lapar," jawabku.

"Tunggu disini sebentar." Ucapnya sambil menunjukku dengan jari telunjuknya menandakan bahwa aku harus tetap berada disini sampai ia kembali.

Harry meninggalkanku keluar kamar. Entah apa yang mau dia perbuat di luar sana.

Sembari menunggunya, aku memutuskan untuk mencuci muka dan menggosok gigiku.

Aku pun keluar dari kamar mandi, setelah 15 menit berada di dalamnya. Saat aku keluar, aku menemukan Harry sedang menaruh nampan di meja di samping kasurku. Apa yang dia bawa? Sarapan untukku?

"Apa itu Harry?" tanyaku sambil menghampirinya.

Harry memutar badannya menghadapku "Sarapanmu. Aku yang membuatnya." Jawabnya sambil memegang kedua pundakku dengan kedua tanganya.

Aku memutar kedua bola mataku menyikapi kelakuan Harry ini. Aku mengambil satu roti dari nampan, dan aku pun duduk di sisi kasurku dan mencicipi roti yang dibuatkan oleh Harry. Rasanya enak sekali. Terlebih selai coklatnya. Dan entah mengapa rasanya jauh berbeda dengan roti yang dibuat Frennie selama dua hari ini.

"Bagaimana rasanya? Enak?" tanyanya yang juga ikut duduk disamping kiriku.

"Tidak! Rasanya seperti-agh."

"Tidak ya Sas? Tapi kau terus melahapnya." Sahut Harry dengan tatapan inosens kepadaku.

Aku menyengirai sambil menatapnya. Harry memutar bola matanya dan mendengus kesal.

"Enak Harry. Aku menyukainya!" pujiku sambil melahap satu gigitan terakhir.

Harry tersenyum seperti anak kecil yang di puji karena memiliki pakaian baru yang bagus.

Aku pun meminum air putih yang Harry bawa untukku.

"Apa yang kau lakukan tadi malam sehingga tertidur di meja makan?" Tanya Harry membuatku melebarkan mataku karena aku baru mengingat bahwa tadi malam aku tertidur di meja makan.

"Bagaimana kau tahu?"

Harry menghela nafas panjang, dan mengejapkan matanya. "Sudah tiga kali aku menemukanmu tertidur di tempat yang bukan untuk ditiduri," Ujarnya.

The TwoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang