Aku terbangun dari tidurku. Namun, hari masih gelap. Gorden tidak bercahaya. Aku mengambil handphone-ku di meja lampu tidurku. Aku melihat jam masih pukul 05.00 am.
Aku menyimpan kembali handphone-ku di meja. Aku menoleh ke arah kiriku. Dan kudapatkan Harry sedang tertidur dengan wajahnya yang lucu. Ternyata ia memang mau menemaniku. Ia tidur tanpa menggunakan baju, semua tattoo-nya terekspos jelas, lengan kekarnya benar-benar sexy. Membuatku tersenyum saat melihatnya. Wajahnya sangat lucu dengan rambutnya panjangnya yang terurai. Membuatku sangat gemas melihatnya.
Aku mengubah posisiku menjadi tengkurap. Aku terus memandangi wajah Harry yang sedang tertidur. Dia lucu--dan sangat tampan.
Aku mencubit hidungnya dengan lembut dan terkekeh dengan tingkahku sendiri. Aku menekan-nekan pipi Harry dengan telunjukku. Pipinya sangat halus seperti kulit bayi. Aku tersenyum menyadari tingkahku ini.
Tiba-tiba Harry mengerang dengan pelan, dan membuatku terkekeh.
"Sassie, tidurlah kembali. Aku besok kerja." Ujarnya dengan suara berat sexynya yang masih ingin tidur. Ia masih tetap memejamkan matanya sambil merubah posisinya menjadi membelakangiku.
Ternyata, ia menyadari perbuatanku sedari tadi. Baiklah-aku mengerti ia kelelahan karena--. Okay, jika mengingat kejadian tadi aku benar-benar tidak menyangkanya. Aku menggelengkan kepalaku berusaha menghilanhkan pikiran sialan itu dari dalam otakku.
Aku pun memutuskan untuk kembali tidur dan ingin bangun lebih awal mendahului Harry agar aku bisa membuatkannya sarapan. Setidaknya untuk membalas semua kebaikannya untukku.
***
Aku terbangun dari tidurku akibat suara alarm sialan yang berdering.
Aku mendecak kesal dan mencoba membuka mataku dan meraih telfonku di meja. Dan mematiakn alarm sialan itu.
Handphone baru sialan. Batinku.
Aku menoleh ke arah kiriku. Namun-- Harry sudah tidak ada di sampingku.
Shit! Lagi-lagi aku kesiangan. Aku mengehelah nafas panjang. Aku melirik bantal yang di tiduri Harry. Aku tersenyum melihatnya. Pasti bantal itu tersisa aroma Harry.
Aku pun mendekatkan diriku ke bantal itu dan mencium bantal itu, dan benar saja! Wangi rambut Harry masih tertinggal disini. Aromanya benar-benar membuat hidungku tidak bisa berpaling darinya.
*
Aku berjalan menuju ruang makan. Dan ku dapati Frennie sedang membereskan sisa sarapan Harry.
Frennie menoleh ke arahku. "Pagi, Sassie!" ucapnya ramah.
"Pagi Frennie," ucapku.
Aku berjalan mendekati meja makan, dan aku melihat ada omelette di meja tempat sarapanku dengan air putih dan-selembar kertas kecil. Aku mengerutkan dahiku.
Ia menoleh ke arahku. "Tuan Harry yang membuatnya. Dia bilang itu special untukmu."
Benarkah? Harry yang membuatkannya untukku? Astaga. Kenapa dia mendadak sangat manis sekali. Ada apa dengannya?
Aku mendaratkan bokongku di kursi. Dan mengambil kertas kecil itu untuk aku baca.
Ini untukmu. Jam 7 nanti aku akan mengajakmu makan malam. Dandanlah secantik mungkin.
Harry.
Aku tersenyum membacanya. Dia benar-benar sangat manis, benar-benar memhipnotisku dengan sikapnya.
Aku pun menghabiskan sarapan yang Harry buatkan untuku.
*
Aku sedang memilih-milih baju untuk pergi bersama Harry sebentar lagi. Aku hanya punya waktu dua jam untuk berpakaian dan berdandan.