I Love You.

114 7 1
                                    


Aku dan Harry telah sampai di rumah, Harry masih melakukan hal yang sama. Ia terlebih dulu turun, dan membukakan pintu mobil untukku dengan sikapnya yang 'lebih' manis.

Aku dan Harry berjalan bersama menuju rumah, Harry menggegam tanganku dan berjalan di depanku. Genggamannya menuntunku mengikutinya berjalan di belakangnya.

Setelah sampai di depan pintu rumah, Harry mengeluarkan telfonnya. "Untuk apa?" tanyaku.

"Menelfon Angel untuk membukakan kita pintu."

Harry pun menelfon Angel untuk membukakan aku dan Harry-- maksudku kekasihku pintu rumah. Tiba-tiba Harry meraih pinggangku membuat aku dan harry tidak ada jarak.

Angel menaikkan alisnya dengan membuka sedikit mulutnya menandakan bahwa ia terkejut dengan pemandangan di depannya. "Hei, kalian terlihat mesra." Ujarnya masih dengan ekpresi terkejutnya.

"Angel, dia adalah gadisku sekarang. Jadi, tolong lebih sopan dengannya. Jika kau melakukan kekacauan kepadanya. Aku akan memecatmu," ujarnya dengan nada sedikit membentak dan tatapannya yang inosens.

"Harry!" gumamku sambil mencubit pinggangnya. "Jangan hiraukan dia, Angel." Sahutku ramah kepadanya.

Angel hanya mengangguk sekali, tanda bahwa ia mengerti. Harry membimbingku masuk dengan rangkulan pinggangnya dan melawati Angel begitu saja. Aku merasa tidak enak dengan Angel, karena perkataan Harry tadi. Aku meliriknya ke belakang memastikan dia baik-baik saja. Harry memang keterlaluan.

Aku dan Harry berjalan menuju ke kamarku.

Setelah sampai di kamar, aku menjauh darinya membuat tangannya terlepas dari pinggangku. Raut wajahnya berubah, ia mengerutkan dahinya dan menatapku dengan ada-apa?

"Harry, tidak seharusnya kau berkata seperti itu ke Angel. Dia baik, dia tidak mungkin melakukan kekacauan kepadaku." Ucapnya dengan tatapan aku-tidak-suka-dengan-perlakuanmu.

"Kenapa? Aku menjagamu. Kita tidak tahu sifat seseorang, Sassie." balasnya sambil mengangkat kedua tangannya ke udara.

"Kau terlalu berfikiran negative, Harry. Aku tidak suka jika kau memiliki sifat seperti itu." Jawabku sambil menyipitkan mataku dan menggelengkan pelan kepalaku.

Aku pun meninggalkannya yang masih berdiri mematung ke kamar mandi untuk menghapus make up-ku.

Saat aku sedang menghapus make up. Tiba-tiba Harry masuk memelukku dari belakang dan menaruh dagunya di bahu kananku. Ia memerhatikanku dari kaca yang sedang menghapus make up-ku. Aku tidak menghiraukannya, aku terus menghapus make up-ku.

"Sassie...." Panggil Harry sambil terus memerhatikanku di kaca dan melipat kedua bibirnya yang sexy.

"Hmm." Balasku sambil terus menghapus make up-ku.

"Aku minta maaf, sayang" ucap Harry mencuri perhatianku dengan kata-katanya barusan.

Sayang? Tuhan, ia memanggilku 'sayang' dengan suara beratnya yang sexy.

Seketika aku berhenti dengan aktifitasku, dan menoleh ke arahnya. Ia menatapku sambil melipat bibirnya yang panas itu (lagi).

Aku benar-benar menyukai ekpresinya yang seperti ini, dia terlihat sangat-agh. Aku tidak bisa menggambarkanya dengan kata-kata. Hembusan nafasnya yang menyentuh leherku saat ia menatapku.

Aku tersenyum melihat tingkahnya ini, aku mengelus pipi Harry dengan lembut. "Aku terlalu payah untuk marah padamu, Harry."

Harry tersenyum menatap mataku dengan hembusan nafasnya yang terdengar dan sangat sejuk saat mengenai leherku. Oh-tuhan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 11, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The TwoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang