Seorang gadis cantik terbangun di sebuah ruangan bernuansa putih dan bau obat yang sangat menyengat, Gadis itu sangat tidak suka.
"Aku masih hidup? Kenapa banyak alat yang terpasang di tubuh ku?" Ucap gadis itu pada dirinya sendiri, Ia heran bukankah ia sudah mati karena di tembak oleh papahnya tapi apa ini dia masih hidup.
"Haii." Sapa seorang gadis.
"Kyaaaa!!, Kau siapa?! Kenapa kamu di sini dengan penampilan seperti ini!"
Bagaimana tidak gadis itu sangat tidak baik-baik saja, Lihat dia ada darah yang mengalir dari kepalnya, mukanya sedikit rusak, bajunya tidak layak dipakai, dan ada beberapa luka lainnya.
"Maafkan aku." Gadis itu menundukkan takut.
"Kenapa kau meminta maaf?"
"Aku mengambil... Ji-jiwamu..."
"Mengambil jiwaku?" Tanyanya, Gadis itu mengangguk. "APA!! KAU MENGAMBIL JIWAKU!!"
Gadis itu menghampirinya, "Jangan mendekat."
"Aku minta maaf, hanya kamu yang bisa menyelesaikan ini."
"Aku? Menyelesaikan ini? Apa maksudmu!"
Gadis itu menceritakan semua yang terjadi, "Jadi aku harus menyelesaikan semuanya tanpa tau apa awal mulanya."
"Aku akan membantumu, Aku bakal ada di sisi kamu sampai semuanya selesai."
"Oke, tapi kenapa ruangan ini sepi? Kemana orang tuamu." Gadis yang di tanya hanya terdiam.
"Oh ya namamu siapa?"
"Laura Berliana Putria, kamu... Launa Erliana Putri kan."
"Eh? Kamu tau namaku?" Tanya launa.
"Aku kan mengambil jiwamu, Berarti aku tau lah." Ucap laura.
"Laura, Aku sudah pegal dengan semua alat ini, Kapan aku bisa seperti biasa lagi?" Tanya launa, dia sangat tidak nyaman apalagi dengan bau obat yang sangat menyengat ini.
"Aku tau kamu sangat benci tempat ini kan."
"Aku bukan benci tempat ini, Aku hanya... Hey apa yang kau lakukan!"
"Diam, Nanti ada yang mendengar." Laura melepaskan alat yang ada di tubuh launa, "Pegang tanganku." Laura mengulurkan tangannya.
"Bagaimana bisa kau kan hantu." Laura menatap sinis, laura menarik tangan launa. "Gimana bisa kan, Cepat duduk." Laura mengambil kursi roda, launa langsung duduk di kursi roda itu.
"Gimana kita keluar?" Tanya launa.
"Di ujung lorong ada pintu keluar." Laura mendorong kursi roda itu. Sesampainya di pintu keluar, laura merasa ada yang mengikutinya. Laura langsung mengunci pintu keluar itu.
"Auna kita duduk di taman itu yuk." Launa hanya mengangguk. Laura mendorong kursi roda ke taman, Dan duduk di taman itu sambil bercerita tentang dirinya bisa mengambil jiwa launa.
"Jadi kamu hanya mencari siapa dalang di balik semua ini dan mengembalikan semua seperti semula, aku tau kamu bisa mengetahuinya hanya dengan memainkan jarimu saja." Ucap laura.
"Tapi kan bagaimana dengan keadaanku ini?" Tanya launa.
Laura melihat ada beberapa orang yang memakai baju hitam, seperti... Ah mereka anak buah lelaki yang akan di nikahinya. "Auna maafkan aku." Laura mendorong kursi roda dengan berlari entahlah kemana tujuan mereka saat ini, Jika di lihat oleh orang lain launa sedang berusaha untuk lari menggunakan kursi roda dari beberapa orang di belakang nya itu. Sampai...
Bruk
"Shhh, maafkan aku... Aku tidak sengaja." Launa terjatuh dari kursi rodanya. Launa menatap orang yang di tabrak nya itu.
"Kamu tidak apa-apa?" Ucap lelaki itu.
"HEYY BERHENTI KAMU!!"
Launa menatap orang di depannya itu, "Aku mohon bantu aku." Ucap launa.
Lelaki itu menatap launa dengan tatapan datar, setelah menatap launa dia mengalihkan pandangan ke depan. Dia langsung menggendong launa ke dalam mobil yang baru sampai di pinggir mereka. Mereka berdua langsung masuk ke dalam mobil tersebut.
"Terimakasih dan maaf." Ucap launa sambil menunduk.
"Kamu ini melarikan diri dari rumah sakit?" Tanya lelaki itu.
"Mana ada, aku cuman tidak suka tempat itu dan ingin menghirup udara segar di taman, Tapi... Benar apa yang kamu katakan selebihnya aku melarikan diri."
"Siapa namamu."
"Lau..."
'Pakai namaku karena kamu sudah menempati tubuhku.' bisik laura.
"Namaku... la-laura."
"Aku... leon, dimana rumahmu biar aku antar."
"JANGAN!!" Leon terkejut dengan suara nyaring laura (sekarang launa kita panggil laura ya).
"Kenapa?" Tanya leon, dia melihat laura yang sedang kebingungan pun paham. "Antar saya ke rumah saja." Ucap Leon pada sang supir.
"Tapi tuan kit-"
"Cepat antar!" Sang sopir pun hanya mengangguk ketakutan.
Leon melihat laura yang sedang melihat keluar kaca mobil. "Aku ingin seperti itu." Gumam laura sambil melihat sebuah keluarga yang sedang bermain di taman.
"Kenapa kamu melarikan diri dari rumah sakit dengan keadaan yang seperti ini dan juga kenapa kamu tidak mau di antarkan ke rumahmu."
"Aku..."
___
tbc
Jangan lupa vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Khayalan
Teen Fiction"Bagaimana bisa kau kan hantu." *** Launa Erliana Putri harus mengalami perpindahan jiwa ke dalam tubuh seorang gadis yang bernama Laura Berliana Putria gadis ini lah yang mengambil jiwanya untuk menyelesaikan masalahnya. Apa la...