Bab-4

19 12 1
                                    

Plakk

Edgar langsung menampar laura, dia sudah tau bahwa yang membuka pintu adalah laura, "Darimana saja kamu hah?!"

Laura menatap heran papahnya, bukankah dia yang meninggalkannya di gudang, sungguh kejam. "Bukannya pa-"

Plakk

"Sekarang kamu sudah berani menjawab hah!"

Laura memegang kedua pipinya yang sudah membiru, ternyata seperti ini kehidupan laura papahnya lebih kejam daripada papah launa sungguh kasihan.

Tubuh laura di seret oleh edgar ke kamar mandi.

Byurr

Laura langsung menunduk saat satu ember air dingin membasahi tubuhnya, diam di luar saja sudah dingin apalagi di tambah air yang dingin, apa dia tidak bisa merasakan betapa dinginnya dirinya ini.

"Pah... La-laura minta maaf, la-laura janji tidak akan mengulangi ke-kesalahan yang sama." Ucap laura, entah kesalahan apa yang di lakukan oleh laura asli saat masih hidup.

"APA ITU AKAN MENGEMBALIKAN KEDUA ABANG MU?!" Bentak edgar.

Badan laura langsung bergemetar saat menerima bentak yang sangat keras dari edgar, tunggu kedua abangnya?

"Ma-maksud pa-papah?" Tanya laura gugup

"Tidak usah pura-pura tidak tau, kau yang menyebabkan kedua putraku meninggalkan karena menyelamatkan anak seperti dirimu, dan... kamu lah yang sudah membunuh istri saya!"

Edgar langsung mengambil air panas yang beberapa menit lalu di siapkan oleh pembantu untuk menyiapkan air hangat untuk dirinya berendam dan...

Byurrr

"Arghhhh...Pa-panas...Hikss...pah laura minta maaf," Laura langsung memegangi kaki edgar, "Lepaskan tangan kotor mu dari kaki ku."

Bugh

Edgar langsung menendang laura hingga kepala laura terbentur ke wastafel dan darah segar mengucur dari kepala laura.

Edgar meninggalkan laura begitu saja dan langsung pergi ke kamarnya. Edgar menutup pintu kamar nya kasar.

"Hikss... Kenapa aku harus hidup lagi, aku sudah lelah, kenapa tuhan memberikanku kesempatan."

Laura langsung masuk ke kamarnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah selesai laura langsung merebahkan tubuhnya di kasur, "Ternyata laura kuat ya sampai dia bertahan hingga saat ini." Dia bangkit dari kasurnya menuruti apa kata abangnya itu.

Laura langsung mendorong lemari bajunya dan benar saja ada pintu dia langsung membuka pintu itu, dia melihat azka sedang mengerjakan tugas?

"Bang..."

Azka pun langsung melihat ke arah laura dan dia menghampirinya, "Kamu di apain sama papah." Tanya azka panik.

"Aku ga di apa-apain kok cum-" Ucapan laura terpotong karena azka langsung memeluknya.

"Kamu tenang aja saya ada di sini, kamu ga usah takut. Sini saya obatin luka kamu."

"Gausah bang, aku cuman ngasih ini," Laura melepaskan pelukannya dan memberikan sebuah kotak kecil dan satu amplop coklat. "Jangan di buka, nanti kalo laura nyuruh abang buka, abang boleh buka ini." Ucap laura.

"Ini udah malem, laura mau tidur dulu ya dadah abang." Laura segera kembali ke kamarnya dan tidak lupa mengunci pintu itu dia meletakkan nya di atas lemari, "kalo di simpen di sini ga bakal ada yang tau kan."

Laura langsung menghampiri meja belajar, dan mencari laptop, dia yakin bahwa laura asli menyimpan semua bukti di laptop tersebut.

"Nyari apaan." Tanya laura yang tiba-tiba muncul.

"Kyaaaaa!!" Teriak launa yang terkejut akibat kedatangan laura yang secara tiba-tiba.

Azka yang sedang terdiam sambil melihat kotak yang di berikan oleh laura pun terkejut akibat teriakan laura.

"Dek, kamu gapapa kan!" Panik azka sambil menggedor-gedor pintu.

"Laura gapapa bang..." Ucap launa. "Kamu ini kan sudah aku kasih tau kalo mau muncul itu bilang dulu."

"Ya maaf... Oh iya aku datang ke sini cuman mau ngasih tau kamu sesuatu." Ucap laura.

"Cepetan."

Laura membisikan sesuatu ke launa, launa terkejut saat laura memberi tau bahwa ayahnya...

"Jadi selama ini kamu cuman..."

"Yap kamu betul sekali, kamu mau lihat kan buktinya." Ucap laura dan launa mengangguk cepat.

"Kamu harus mencari orang yang bernama Jonathan Caesar Fernandes."

"Jonathan..." Gumam launa.

"Dia lah yang selama ini membantu ku mencari bukti... Tapi kamu harus hati-hati dia orangnya licik dan kejam."

"Bagaimana aku bisa menemukan pria itu, jika aku tidak tau keberadaannya." Tanya launa.

"Kamu datang ke perusahaan JCF, Kamu buat saja surat lamaran."

"What!!, Kau menyuruhku untuk melamar agar aku bisa bertemu dengan pria itu?!"

"Tidak ada pilihan lain, jika kau mau ini selesai kau bisa melakukan apa kataku." Ucap laura, yang secara tiba-tiba langsung menghilang.

"Ck dasar hantu."

***

Keesokan harinya launa bersiap-siap untuk berangkat ke perusahaan JCF, tidak ada pilihan lain selain menuruti apa kata hantu ragen.

Launa sudah menyiapkan semuanya, jadi dia tinggal berangkat saja. Launa punya firasat bahwa jika dirinya berangkat tepat saat jonathan datang ke kantor nya pasti akan ada darah yang tumpah di rumah ini.

Jadi dia berangkat pukul 5 pagi, aishh mana ada yang akan datang sepagi ini, ya... Daripada dia harus mengeluarkan darah mending mengambil jalur yang aneh.

"Semoga saja ada supermarket yang buka." Launa langsung keluar dari kamarnya dan pelan-pelan dia membuka pintu rumah.

"Mau kemana."

Skakmat!

Matilah kau launa, dia memutar tubuhnya dan melihat siapa yang berbicara untung saja itu azka, "Emm la-laura mau main ke taman." Ucap laura berbohong.

Azka menatap laura dingin, dia tau bahwa adeknya ini sedang berbohong.

"Oh." Azka langsung pergi meninggalkan laura begitu saja.

"Oh doang? Ga jelas banget, dasar bikin jantungan aja." Laura menatap azka dengan tatapan permusuhan.

Laura melirik jam tangannya ini sudah pukul 6.30 aduh dia harus cepat-cepat pergi atau tidak dia akan bertemu dengan amukan monster.

***

Akhirnya setelah beberapa menit dia mencari lokasi perusahaan JCF ketemu juga, dia melihat ada taman yang tidak jauh dari perusahaan itu, dia duduk di taman itu sembari melihat datangnya Jonathan.

Laura merasa pegal dan lelah, sudah berapa jam dirinya berdiam di sini, kenapa pria itu tidak datang-datang. Akhirnya yang sedang di gerutuki nya datang juga.

Laura segera berlari menghampiri pria itu, dia langsung menerobos beberapa bodygard yang menghalanginya.

___

tbc

Jangan lupa vote dan komen.

Teman Khayalan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang