Bab 12 - Penipu

31 3 1
                                    

"Huh?"

Dalam kebingungan kembar pirang setelah cahaya penerangan tiba-tiba padam.

Sebuah gelombang aura mengerikan datang dari tempat di belakang mereka.

Yang bisa melihat, pertama memahaminya ketika melirik kebelakang.

Itu tepat dimana Kapten dan Fred berada, atau lebih tepatnya Fred yang merasakan gelombang mematikan dari depan, langsung menghindar dengan cepat.

Tapi...

"Arghh!!! Ka... K-Kapten..."

Cakar Bayangan Hitam masih mengenai leher Fred sampai setengah jalan, sehingga tidak langsung memenggal kepala Fred dan menyebabkan kematian instan.

Meskipun Fred sudah berusaha sekuat tenaga menghindar dengan cara melompat kesamping ketika tebasan itu datang.

Namun, pada akhirnya tebasan dari cakar monster Bayangan Hitam itu tetap mengenainya.

Reaksi Fred tidaklah lambat, tapi serangan dari Bayangan Hitam yang terlalu cepat melebihi kecepatan reaksi Fred.

"Sial! Bertahanlah, Fred!!"

Sama-sama menghindar, Kapten berteriak marah setelah melihat Fred tidak jauh dari dia, sedang mencoba menutupi luka parah pada lehernya.

Dia tahu Fred tidak memiliki kemampuan melihat dalam gelap, jadi Fred tidak bisa selangkah lebih maju untuk menghindar menggunakan instingnya.

Dan sepertinya Bayangan Hitam lebih mengincar Fred terlebih dahulu, saat dia pertama muncul secara mendadak di hadapan Fred.

Tapi di sisi lain, apakah mereka yang menyebut dirinya pemula, ternyata bisa secepat ini?

"Kalian..."

"Hei, Rosaliya... Apa yang terjadi pada Kapten dan Fred? Aku tak bisa melihat... Mengapa apinya padam...?"

Selina menarik-narik baju Rosaliya, sementara dia bertanya-tanya dengan panik.

Karena dia tidak tahu apa yang terjadi terhadap mereka saat ini.

Berawal dari api yang tiba-tiba padam, kemudian Fred yang juga tiba-tiba menjerit kesakitan, lalu di susul kemarahan Kapten.

Tetapi, ada satu hal yang Selina mengerti, yaitu bahwa mereka sekarang dalam bahaya.

Sambil mengawasi pergerakan Bayangan Hitam yang kembali bersembunyi, Kapten mendecakkan lidah saat melirik sekilas ke belakang.

"Ck, tidak berguna, apa boleh buat."

Gumam pelan Kapten, ketika dia mencabut pedang dari sarungnya.

Kemudian dia berlari dan melompat ke salah satu pohon yang sedikit hitam dari penglihatannya.

Setelah lama mengawasi, dia tahu monster itu bersembunyi di balik pohon ini.

Lalu dia menggenggam erat pedangnya dan menebasnya dengan sekuat tenaga.

"Haa, matilah kau monster!"

Kilatan pedang vertikal, membelah batang pohon besar menjadi dua dengan mulus, di sertai hembusan angin kencang setelahnya akibat kemampuan pedang Kapten yang sangat kuat dan cepat.

Melampaui orang biasa.

"Sungguh kemampuan pedang yang kuat... Ini jelas bukan seorang petualang pemula... Apa jangan-jangan..."

Rosaliya mengerutkan kening melihat kemampuan Kapten yang sebenarnya, jauh berbeda dari yang di katakan saat mereka mengajukan regu.

"Y-Yah?"

Reinkarnasi♀️ Dunia Lain Menjadi Seorang Gadis Penakluk DungeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang