AGRAVA | 04

2.3K 186 8
                                    

Happy Reading!

Setelah keluar dari ruang BK dan mendapatkan perintah alias hukuman untuk menyapu lapangan kosong dibelakang sekolah, Agra berjalan sendirian di koridor dengan luka di beberapa bagian tubuhnya yang belum diobati sama sekali.

Sesekali Agra meringis saat merasakan nyeri di rahangnya. Dia juga beberapa kali men cek goresan yang ada di lengannya.

"Shit! Sakit juga su!" Umpat Agra pelan.

Agra masih terus berjalan sampai suara seseorang yang sangat dia kenal menghentikan langkahnya. Ya, siapa lagi jika bukan Auva. Gadis yang akhir-akhir ini selalu saja mengusik hidup Agra.

Gadis yang terang-terangan dan tanpa rasa malu mengakui perasaannya pada Agra saat dirinya ketahuan membuat Tweet tentang Agra waktu itu.

"Agra."

"Agra tunggu."

Agra menoleh ke arah belakang. Menatap gadis dengan rambut sebahu dan pipi yang lumayan berisi itu berlari ke arahnya dengan raut wajah yang tidak bisa dibohongi jika gadis itu memang menggemaskan dan lucu.

"Kenapa?" Tanya Agra saat Auva sudah berada di hadapannya.

"Hm. Gapapa. Kamu mau kemana?" Tanya Auva penasaran sambil memperhatikan beberapa luka dibagian tubuh Agra.

"Ck, kepo!" Jawab Agra memutar tubuhnya kembali, berjalan berniat meninggalkan Auva. Tapi langkah Agra kembali terhenti saat Auva mencengkal tangannya.

Agra menoleh, menatap wajah Auva lalu menatap tangannya yang di pegang oleh cewek itu dengan raut wajah datar seperti mengisyaratkan sesuatu.

"Lepasin tangan gue nggak?" Ucap Agra dingin.

Auva menggeleng. "Nggak. Kita ke UKS dulu ayo. Luka kamu belum diobatin nanti infeksi."

Agra teriam sejenak sebelum menjawab. "Nggak mau."

Lagi-lagi Agra hendak pergi meninggalkan Auva tapi gadis itu juga kembali menarik tangannya hingga langkah Agra kembali terhenti.

"Agra please. Mau ya. Auva bantu obatin. Anggap aja ini feedback karena kemaren kamu juga udah nolongin Auva di kolam."

"Auva, gue bilang lepasin atau—"

"Atau apa? Agra jangan ngancem sama galak-galak mulu dong ke Auva. Ini niat Auva baik banget loh cuma mau bantuin Agra," ucap Auva dengan raut wajah cemberut memelasnya masih memegang lengan Agra erat.

Agra menatap Auva diam tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

"Mau ya. Please." Mohon Auva sambil merapatkan kedua tangannya.

"Gue bisa obatin luka gue sendiri. Sekarang lo minggir. Gue mau ke lapangan belakang."

Auva mengerti, Agra pasti dihukum untuk membersihkan lapangan belakang. Tapi dia tidak akan menyerah. Dia tidak akan membiarkan Agra lolos begitu saja dengan luka yang belum diobati ini.

"Iya Auva tau. Tapi obatin luka Agra dulu. Sebentar aja ayo."

Akhirnya, tanpa menungu persetujuan Agra lagi, Auva menarik tangan Agra begitu saja untuk berjalan cepat menuju UKS. Dan beruntungnya kali ini Agra menurut saja meskipun sedari tadi dia menolak Auva berkali-kali.

AgravaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang