AGRAVA | 09

1.6K 119 1
                                    

Happy Reading!

Di sepanjang jalan, di atas motor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sepanjang jalan, di atas motor. Suasana tiba-tiba menjadi hening. Entah mengapa Auva jadi mendadak diam. Dia tidak bawel dan cerewet seperti biasa. Padahal sebelum berangkat tadi gadis itu masih terlihat begitu excited menyambut kedatangan Agra di rumahnya.

Diam-diam Agra ternyata mencuri pandang menatap Auva lewat spion motor.

"Tumben lo diem? Kesambet?" Tanya Agra akhirnya membuka suara.

"Hm . Gapapa," jawab Auva singkat. Gadis itu mengalihkan pandangan ke arah jalanan dengan raut wajah datar. Kepalanya tiba-tiba berisik. Berbagai macam pikiran buruk kini terlintas di benak Auva.

Auva jadi gelisah. Memikirkan opini dan isi pikiran Agra setelah tadi cowok itu melihat adiknya Nelva. Apa setelah ini Agra akan menjauh dari dirinya? Apa setelah ini Agra akan ilfeel dan tidak mau lagi dekat-dekat dengan Auva karena dia mempunyai seorang adik yang berkebutuhan khusus?

"Jangan ngelamun."

Auva kaget saat tiba-tiba Agra meraih tangannya yang berada di belakang. Jantung Auva langsung berdetak tidak normal saat Agra membawa tangan mungil itu untuk melingkar di pinggangnya. Auva yang  semula tampak gelisah tiba-tiba menjadi sedikit lebih tenang. Fikiran-fikiran buruk itu langsung lenyap dari kepalanya.

Hingga beberapa saat kemudian, Agra tiba-tiba menghentikan motornya tepat di depan sebuah toko bunga.

Auva terdiam memperhatikan toko bunga tersebut bingung. Juga menatap Agra yang sudah turun dari motor dan membuka helm dari kepalanya heran.

"Kok berentinya di toko bunga? Kita mau ngapain ke toko bunga?" Tanya Auva penasaran.

"Ikut aja. Ga usah banyak tanya."

Tanpa banyak gaya, Agra berdiri tepat di depan Auva. Tanganhya terulur dan membuka helm yang ada di kepala Auva tanpa dia minta.

Untuk kesekian kali Agra berhasil membuat Auva salah tingkah. Gadis itu terdiam. Jantung Auva kembali berdetak kencang serta tangannya mendadak dingin. Auva kaget, senang, tidak percaya. Semuanya bercampur menjadi satu seketika. Dan kalau begini terus, lama-lama sepertinya Auva bisa terkena serangan jantung karena gebrakan Agra yang tiada habisnya.

Auva bahkan sempat membatin. Apa yang dia rasakan sekarang hanyalah sebuah mimpi? Jika iya. Maka Auva ingin tidur sedikit lama lagi supaya bisa lebih lama juga merasakan hangatnya perlakuan Agra.

"Malah bengong. Ayo."

Agra melambaikan tangan di depan Auva yang refleks membuat gadis itu tersadar.

"Ah. Iya Agra."

Otak Auva mendadak tidak bekerja seperti biasanya. Dia ngelag sesaat. Sekarang, Auva hanya pasrah mengikuti Agra yang sudah berjalan masuk ke dalam toko bunga dari belakang tanpa ingin banyak berfikir dan banyak bertanya.

AgravaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang