2

1K 134 24
                                    

Jihoon mengacak rambutnya frustasi. Bukan begini akhir yang ia inginkan. Hubungannya dengan Hyunsuk hanyalah untuk main-main sedari awal. Kehadiran Hyunsuk hanya untuk mengisi kekosongan saat berada jauh dengan Yoshi. Namun niat itu malah membuat Jihoon dan Hyunsuk semakin jauh ke dalam. Perasaan yang nyaman dan saling menghangatkan satu sama lain perlahan muncul hingga keduanya tak menyadari apa yang mereka lakukan adalah salah.

Jihoon masih dihantui rasa bersalah dan penyesalannya begitu Ia menatap mata cantik Yoshi yang menyiratkan luka dan kekecewaan. Jihoon lalu menatap nanar tangannya yang ia gunakan secara tidak sadar untuk menampar Yoshi.

"ARRGGHHH SIAL!"

Prakkk prangg

Kaca yang menmpel di dinding langsung pecah saat Jihoon memukulnya dengan kuat. Tidak peduli rasa perih karena tangannya mengeluarkan darah akibat luka yang ditimbulkan, Jihoon segera keluar dari apartemen pribadinya.







****

Malam yang sunyi dan dingin ini tak membuat sosok pemuda cantik untuk duduk di pinggir sungai Han. Matanya menatap lurus ke arah cahaya-cahaya lampu yang berada jauh di seberang sungai.

Seakan tersadar, ia pun segera mengusap matanya ketika merasakan bulir-bulir air mata keluar. Rasa sakit yang ia rasakan belum hilang ditambah rasa nyeri di sudut bibirnya yang mulai membiru.

Setelah itu ia kembali termenung, pulang ke Korea berharap kekasihnya terkejut lalu mereka berpelukan satu sama lain, malah dirinya yang diberi kejutan menyakitkan.

Tiba-tiba Yoshi dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang duduk di sebelahnya tanpa permisi.

"Butuh sandaran gak?" Tanya pemuda itu membuat Yoshi bingung.

"Lo ngomong sama gue?" Tanya Yoshi. Pemuda itu kini menatapnya.

"Emang siapa lagi? Gak mungkin gue ngomong sama setan kan?" Ucapnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Emang siapa lagi? Gak mungkin gue ngomong sama setan kan?" Ucapnya.

"Gak usah sok kenal" saut Yoshi ketus.

"Emang orang yang lagi patah hati itu galak banget ya?" Yoshi tidak menjawab. Ayolah, dia kemari untuk menenangkan hatinya.

"Oke, kenalan dulu deh. Gue Jeongwoo" ucap pemuda itu sambil mengulurkan tangannya ke arah Yoshi. Sementara Yoshi hanya melirik tangan kekar yang ukurannya jauh lebih besar dari tangannya.

"Gue gak mau kenal sama lo, pergi sana" tolaknya kemudian mengusir Jeongwoo. Hatinya benar-benar sedang sensitif sekarang. Sementara Jeongwoo yang mendapat penolakan hanya tersenyum sambil mengigit bibirnya gemas.

"Ini tempat umum, gue bebas kan mau dimana pun?"

"Kebebasan lo bikin orang lain gak nyaman!" Ucap Yoshi kemudian berdiri dan hendak pergi sebelum Jeongwoo menahannya.

"Yoshi"

Yoshi membulatkan matanya kemudian berbalik menatap Jeongwoo tajam.

"Lo- dari mana lo tau nama gue?! Lo penguntit???" Pekik Yoshi membuat Jeongwoo tertawa. Namun itu malah membuat Yoshi semakin kesal.

"Gak usah ketawa!"

"Maaf, habisnya lo lucu" ucap Jeongwoo setelah menghentikan tawanya.

"Gak jelas!" Yoshi kemudian segera pergi dari sana dengan langkah cepat. Sementara Jeongwoo tersenyum gemas sebelum menyusul pemuda cantik itu.

Karena memiliki kaki yang lebih panjang, Jeongwoo bisa dengan cepat menyusul Yoshi hingga pemuda itu kini berjalan di sebelah Yoshi.

"Mau kemana sih?"

"Astaga!" Yoshi terkejut dan hampir terjungkal jika Jeongwoo tidak menahannya.

"Lo ngapain sih ngikutin gue?!"

"Gue cuma mau memastikan lo selamat sampai di rumah" ucap Jeongwoo kemudian memasukan kedua tangannya ke dalam saku. Tubuhnya tinggi dan tegap membuat Yoshi harus mendongak.

"Lo belum tau ya kalo minggu lalu di sini ada pembunuhan?" Tanya Jeongwoo membuat Yoshi membulatkan matanya.

"M-maksud lo? Ngawur banget sih"

"Terserah kalo gak percaya, tapi lo liat tuh di depan masih ada garis polisi. Lagian gak ada orang yang ke sini selain lo dan gue" ucap Jeongwoo. Yoshi pun mengikuti arah pandang Jeongwoo dan benar saja, beberapa meter di depannya masih ada garis polisi.

"Denger-denger arwahnya gentayangan" bisik Jeongwoo. Bagus, Yoshi mulai merasakan hawa di sekitarnya berbeda, lebih dingin dan sedikit mencekam. Yoshi hendak memegang lengan Jeongwoo namun hal yang lebih mengejutkannya adalah...

Pemuda itu tidak ada di sebelahnya. Yoshi terkejut dan syok saat itu juga. Keringatnya mulai keluar dan bulu kuduknya berdiri.

"K-kok gak ada sih???"

"J-jangan-jangan dia......"

"DORRRRR"

"AAAAAAAAA..."

"Ehhh lohh kok pingsan anjir??? Hei, Yoshi bangun.."

"Ck gara-gara Asahi nih manggil gue seenaknya"

"Gimana cara gue bawa nih sekarang? Yoshi sorry, gue gendong yaa"







*****

Dear YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang