6.

709 99 9
                                    

Yoshi sedang menunggu Jihoon menjemputnya. Saat ini ia berada di perpustakaan umum untuk mencari beberapa buku. Selain melukis, Yoshi sangat gemar membaca.

"Kemana sih?" Gumam Yoshi sembari melihat jam yang melingkar cantik pada pergelangan tangannya.

Suara gemuruh membuat Yoshi lantas menatap langit yang mulai mendung. Tak lama kemudian sebuah mobil hitam milik Jihoon menepi di depan Yoshi dan pria yang ditunggu langsung keluar dari dalam mobil.

"Sayang maaf lama ya?" Yoshi mengangguk pelan membuat Jihoon merasa bersalah.

"Maaf ya tadi macet di depan. Ayo masuk" ajak Jihoon lalu membukakan pintu mobilnya untuk sang kasih.

Setelah berada di dalam, Jihoon membantu Yoshi memasang sabuk pengaman.

"Kita makan dulu ya?"

"Boleh, aku juga laper" Jihoon tersenyum lalu meraih tangan kanan Yoshi untuk dikecup.

"Mau makan dimana?"

"Mcd aja biar cepet" ucap Yoshi. Lalu Jihoon langsung tancap gas ke arah restoran cepat saji terdekat.

****

"Bunda udah kangen banget sama kamu Ci" ucap Sandara begitu melihat calon menantunya sudah kembali dari Jepang. Orang tua Jihoon belum tau bagaimana hubungan anaknya sempat merenggang.

"Oci juga kangen bunda" ucap Yoshi.

"Kenapa baru ke sini sih nak? Mama kamu bilang kalo kamu udah pulang seminggu yang lalu" ucap Sandara. Yoshi tersenyum kemudian meminta maaf dengan alasan kalo saat itu dia sakit.

"Yaampun kamu kenapa gak bilang ke bunda kalo Oci sakit Ji? Jennie bahkan gak ada bilang"

"Mungkin mama lupa bunda" saut Yoshi.

"Jaga kondisi dong nak" ucap Sandara sambil mengusap kepala Yoshi penuh kasih.

Cukup lama Sandara menahan Yoshi untuk bercerita lebih banyak membuat Jihoon terpaksa harus mengalah karena bundanya sangat merindukan calon menantunya itu.

"Bun, Oci nyusul Jihoon dulu ya ke atas" ucap Yoshi.

"Iya sana gih, nanti anaknya ngambek lagi sama bunda gara-gara calon istrinya disandera" ucap Sandara sambil mencolek hidung Yoshi.

"Bunda ada aja" ucap Yoshi dengan tawa kecilnya kemudian berpamitan pada Sandara.


****


Hari ini Jihoon baru menyelesaikan meetingnya dan kini ia sedang menandatangani beberapa berkas yang penting. Tak lama ketukan pintu terdengar membuat Jihoon mengalihkan atensinya. Kemudian pintu terbuka menampilkan sosok Junkyu yang tak lain adalah rekan bisnisnya.

"Ngapain lo?" Tanya Jihoon saat Junkyu duduk di sofa.

"Kita harus ngelakuin sesuatu buat nutupin kasus itu lagi" ucap Junkyu.

Tak!

Jihoon meletakan pulpen digenggamannya dengan keras sehingga menimbulkan bunyi yang cukup nyaring.

"Media mana yang berani ngungkit itu?" Tanya Jihoon.

"Salah satu keluarga korban menerima beberapa foto kejadian saat itu yang dikirim orang misterius ke alamat rumah mereka. Sekarang mereka akan membuat tuntutan baru agar kasus yang sudah ditutup diselidiki lagi" ucap Junkyu membuat wajah Jihoon mulai memerah.

Ini tidak bisa ia biarkan. Selain reputasinya bisa rusak, Jihoon takut Yoshi akan meninggalkannya lagi. Jihoon harus menemukan orang misterius itu.

"Biar kuasa hukum gue yang atur dan tugas lo cari orang yang ngirim foto itu sampai ketemu" ucap Jihoon.

"Gimana lo sama Yoshi?" Tanya Junkyu. Jihoon tersenyum sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

"Gue gak akan lepasin dia lagi sampai kapanpun" ucap Jihoon.

"Hyunsuk?" Ucap Junkyu yang lebih mengarah ke pertanyaan. Jihoon diam sebentar kemudian menggeleng.

"Gue udah beresin hubungan sama dia" jawaban Jihoon membuat Junkyu menggelengkan kepalanya. Dialah satu-satunya orang yang tau sejak awal hubungan gelap antara Jihoon dan Hyunsuk.

"Kalo gitu gue pergi dulu" ucap Junkyu sembari berdiri dan keluar dari ruangan Jihoon.



*****



"Perkenalkan dia Yoshi, cucu dari direktur utama rumah sakit ini. Dia akan menjadi dokter tetap di sini" ucap kepala bagian di sana memperkenalkan sosok Yoshi pada semua pegawai.

Yoshi tersenyum sambil memperkenalkan dirinya. Yoshi lulusan universitas kedokteran di Jepang dan kini ia akan bekerja di rumah sakit milik kakeknya.

Selesai perkenalan, Yoshi lantas diajak berkeliling oleh kepala bagian. Langkah mereka berhenti di depan ruang ICU. "Ini ruang ICU, di dalam ada beberapa pasien yang di rawat. 3 diantaranya pasien yang mengalami koma akibat kecelakaan maut" ucapnya pada Yoshi yang menatap ruangan besar itu. Kepala bagian mengajak Yoshi masuk ke dalam, ruangan ini tentu sangat steril dan hanya boleh dimasuki oleh dokter, perawat dan keluarga yang bersangkutan. Saat masuk, di dalam sana ada ruangan lagi. Kemudian ruangan di sebelah kanan sedang ada pemeriksaan.

"Di sana salah satu pasien kecelakaan itu. Sampai saat ini belum diketahui pelakunya"

"Belum diketahui?"

"Benar. Tapi sebaiknya kamu jangan mencari tahu karena kasus itu juga telah ditutup. Katanya pihak keluarga sudah mengikhlaskan"

Yoshi tidak semudah itu percaya. Bagaimana bisa pelaku belum ditemukan sedangkan pasien sudah lama koma?

"Boleh saya kesana?" Tanya Yoshi menunjung ruangan itu. Ada sebuah kaca besar di sana yang dapat tembus ke dalam.

"Mari" ajak kepala bagian. Sampai di depan ruangan itu, Yoshi mengerutkan kening. Sepertinya ia familiar dengan wajah yang kini tertutup alat bantu pernafasan serta banyaknya peralatan medis yang menempel pada tubuhnya.









'Dia?'



*****

👀👀

Mon maap nih ada perubahan. Mama Jihoon jadi Sandara karena Rose jadi mama Jeongwoo. Thankyouuu kalo ada kekeliruan lagi mohon dikoreksi ya ges yaaa 😘😘

Dear YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang