7.

655 95 17
                                    

"Hei" Yoshi tersentak saat seseorang menepuk bahunya. "Ayo pulang" ucap Jihoon membuat Yoshi menghela nafas lega.

"Ngagetin aja" ujarnya. Jihoon terkekeh pelan sembari mengusap pucuk kepala tunangannya itu sebelum membukakan pintu mobil.

"Gimana hari ini?" Tanya Jihoon. "Lancar dan baik" saut Yoshi kemudian mereka melanjutkan obrolan random hingga Jihoon menerima telefon dari kuasa hukumnya. "Sebentar ya sayang" ucap Jihoon yang meminta izin pada Yoshi kemudian menepikan mobilnya sebelum mengangkat telefon.

"Bagaimana?" Tanya Jihoon. Jemarinya seketika mencengkram stir dengan kuat sambil menggertakan giginya. Sementara Yoshi yang merasa aneh pun memperhatikan Jihoon yang terlihat menahan amarah.

Jihoon yang merasa diperhatikan oleh Yoshi pun segera merubah ekspresinya kemudian menutup telefon.

"Kenapa Ji?" Tanya Yoshi. Jihoon membalas dengan senyuman kemudian menggeleng.

"Engga, ini ada sedikit masalah di kantor" jawab Jihoon berbohong.

"Terus gimana? Kamu gak ke kantor?"

"Engga sayang cuma masalah kecil kok. Kita langsung pulang aja ya?" Yoshi pun mengangguk. Lagipula dia agak lelah hari ini.

****

Yoshi terkejut begitu sosok Jeongwoo duduk di sebelahnya. Pemuda cantik itu lantas berdiri menatap Jeongwoo yang juga menatapnya dengan heran.

"Lo?! Ngapain lo di sini?" Pekik Yoshi. Sementara Jeongwoo hanya tersenyum kecil.

"Gue cuma mau ketemu lo aja, kenapa?" Tanya Jeongwoo.

"L-lo siapa sih? Kenapa tiba-tiba ada di sini?"

"Kan gue udah bilang nama gue Jeongwoo"

"Gak. Lo- maksud gue lo bukan manusia kan? Lo siapa? Gue liat sendiri lo terbaring di rumah sakit" ucap Yoshi membuat raut wajah Jeongwoo berubah menjadi murung.

"Lo tau?" Tanya Jeongwoo. Sementara Yoshi terdiam membuat Jeongwoo yang menunduk kembali menatap Yoshi.

"Yang lo lihat di rumah sakit itu emang tubuh gue" Yoshi membulatkan matanya. Itu artinya yang ada di hadapannya ini adalah arwah?

"Gue gak tau kenapa gue bisa keliaran. Padahal gue belum mati. Dokter masih menyatakan kalau gue koma. Gak cuma gue, ada dua sahabat gue yang ikut kecelakaan itu. Mereka juga sama kayak gue" ucap Jeongwoo.

"Tapi kenapa gue bisa lihat lo?"

"Gue gak tau. Gue kira yang bisa lihat gue cuma Asahi"

"Asahi?" Jeongwoo mengangguk.

"Dia sahabat gue yang sama kayak lo bisa lihat gue juga. Cuma dia yang gak ikut saat itu"

"Terus lo ngapain terus muncul di hadapan gue?" Tanya Yoshi.

"Asahi bilang bakalan ada lagi yang bisa lihat gue selain dia. Dan orang itu lo. Asahi juga bilang kalo nanti lo yang bisa bantu gue dan kedua sahabat gue" ucap Jeongwoo membuat Yoshi bingung.

"Gue?"

****




"Kami mau penyelidikan ini dilanjutkan pak. Pelaku harus ditemukan" ucap seorang wanita yabg didampingi oleh suaminya sembari menyerahkan beberapa foto ke penyidik.

"Darimana bapak dan ibu mendapatkan foto ini?"

"Ada seseorang yang mengirimkan ini ke rumah kami. Kami mohon pak, tolong beri keadilan untuk putra kami dan kedua temannya"

"Tapi penyelidikan sudah tidak bisa dilanjutkan karena ketiganya terbukti dalam keadaan mabuk" ucap rekan penyidik.

"Saya yakin mereka tidak mabuk. Mereka itu baru akan berangkat liburan!"

"Apa pelakunya sebenarnya sudah kalian ketahui tapi dia membayar untuk menutup kasus ini?" Tanya suami dari wanita di sebelahnya.

"Kami tidak pernah menerima apapun dari siapapun. Tapi kami sudah membuktikan bahwa ketiganya  mengkonsumsi alkohol"

Perdebatan kedua orang tua salah satu korban kecelakaan maut itu dengan penyidik berakhir sia-sia. Mereka tidak bisa melakukan apapun sekarang. Namun mereka akan berbicara pada orang tua teman anaknya.

****

Yoshi berdiri di depan sebuah rumah bertingkat dua. Tak lama kemudian seorang penjaga menghampirinya.

"Maaf, anda mencari siapa?" Yoshi menoleh dan tersenyum ramah.

"Maaf pak, apa benar ini rumah Jeongwoo?" Tanya Yoshi.

"Benar. Tapi saat ini sedang dirawat di rumah sakit karena kecelakaan"

"Iya pak, kebetulan saya dokter yang sekarang menangani pasien" ucap Yoshi membuat penjaga tersebut terkejut.

"Saya kemari ingin menemui orang tua dari pasien. Ada hal penting yang harus saya sampaikan" ucap Yoshi.

"Tapi bapak dan ibu sedang tidak di rumah dokter. Beliau berdua pergi ke kantor polisi, apa dokter mau menunggu?"

"Tidak apa pak, akan saya tunggu"

Setelah itu Yoshi dipersilahkan masuk. Sedang asyik melihat-lihat ruangan, mata Yoshi tertuju pada figura besar dimana ada foto Jeongwoo dan kedua orang tuanya. Yoshi tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya mereka melihat anak satu-satunya terbaring lemah di rumah sakit.

"Bentar lagi mereka dateng" ucap Jeongwoo membuat Yoshi hampir berteriak.

"Bisa gak sih lo itu jangan ngagetin?

"Gak bisa soalnya lo lucu" ucap Jeongwoo membuat Yoshi sedikit kesal.

Kemudian dua orang yang ditunggu muncul menyambut Yoshi. Pemuda cantik itu lantas berdiri memberi salah pada orang tua Jeongwoo.

"Selamat sore saya dokter Yoshi"

"Saya Wonwoo, ini istri saya Rose"

Mereka bersalaman kemudian sang tuan rumah mempersilahkan Yoshi untuk duduk kembali.

"Ada perlu apa ya dok? Sepertinya kami baru melihat anda?"

Yoshi mengangguk sembari menatap orang tua Jeongwoo. Sementara Jeongwoo yang ada di sana rasanya ingin menangis karena merindukam orang tuanya.

"Saya dokter baru di rumah sakit Medic Centre sekaligus dokter yang menangani Jeongwoo" saut Yoshi.

"Kedatangan saya kemari untuk membahas beberapa hal yang berkaitan dengan putra bapak ibu"

Wonwoo dan Rose saling menoleh sebelum kembali menatap Yoshi. "Apa itu dokter?" Tanya Rose.

"Mungkin bapak dan ibu tidak akan percaya tapi saya akan menyampaikan apa yang Jeongwoo ceritakan pada saya. Sebenarnya saya tidak mengenal putra bapak dan ibu awalnya, namun kami pernah bertemu di tepi sungai han 2 minggu lalu..."

"Itu tidak mungkin dokter. Bahkan anak kami dinyatakan koma. Apa dokter mengada-ada?"

"Saya mengatakan apa adanya. Saya juga awalnya tidak percaya, tapi tolong lakukan saja apa yang saya katakan. Saya hanya ingin membantu Jeongwoo dan kedua temannya" ucap Yoshi.

"Saya juga akan berusaha semaksimal mungkin agar Jeongwoo segera sadar dan pulih dari koma"

"Penyidik sudah tidak mau melanjutkan kasus ini dok. Saya dan istri hanya bisa pasrah. Padahal kami sudah membawa foto ini" ucap Wonwoo yang mengeluarkan beberapa foto lalu ia tunjukan pada Yoshi. Pemuda itu lantas meraih foto-foto itu. Keningnya berkerut ketika ia melihat satu foto mobil hitam.

'The Seven?'

****

Gue tau ini cerita gak jelas 🙂

Dear YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang