[2] pesan kakek

424 18 1
                                    

Happy reading guys ❗
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Typo bertebaran!!

Setelah pemakaman kakek selesai saudara, teman, tetangga dan yang lain yang ikut dalam pemakaman kakek aldean sudah pulang menyisakan keluarga Mahardika.

Areta masih memandang batu nisan itu dan mengelusnya pelan

"Bun, pulang yu?" Areta mengangguk dan tersenyum ke arah kuburan kakek dulu sebelum dia berdiri dan menghampiri aldean, Iriana dan Dirga.

"Pah, kakek ada surat wasiat ga?"tanya aldean ke Dirga yang sedang menyetir

Dirga menatap sebentar sosok yang ada di kursi sebelah kirinya "ada, tapi nanti sampai rumah kita baca bersama²"

Aldean mengangguk dan kembali menatap jalanan yang lumayan ramai

Sesampainya di rumah

Keluarga Mahardika sedang berkumpul di ruang keluarga, suasananya masih terasa sedikit sedih dan hampa tanpa ada suara tertawa

Dirga duduk di kursi dibarengi dengan keluarga yang lain

"Dirga, bukankah ini bukan waktu yang pas? Rasanya seperti tak enak membaca surat wasiat dan pembagian harta kepada seluruh keluarga?"celetuk salah satu Tante aldean yang cukup masih muda namanya nazeera adik dari Areta.

Dirga menghela nafas panjang "ada pesan penting yang ingin kakek sampaikan Zee"

Nazeera tersenyum tipis dan mengangguk "ohh, ya sudah kalau begitu"

Dirga pun membuka buku yang sering kakek bawa, buku bersampul coklat dengan foto keluarga Mahardika disana.

Dirga mengernyitkan keningnya dan perlahan mengangkat kepalanya dan menatap aldean

Aldean yang bingung kenapa sang ayah seperti itu ia pun kembali menatap sang ayah, "ada apa pa?, Sampai menatapku seperti itu?"

Dirga kembali menutup buku itu dengan menyempilkan telunjuknya di halaman pertama buku itu

Dirga menghela nafas "Aldean, Iriana kalian bisa pergi dulu dari sini?, Dan jangan menguping"

Aldean dan Iriana yang bingung saling tatap dulu dan saling memberikan isyarat, setelah itu mereka berdua mengangguk dan segera pergi dari ruang keluarga

Iriana melepaskan tudung hitam dari kepalanya dan mengalungkannya di leher "Bang, kenapa kita di usir papa ya?"

"Gue juga ga tau, padahal cuma surat wasiat kan"

Iriana mengangguk setuju "Iya mana katanya ada pesan yang mau di sampaikan mana katanya penting"

Aldean menghela nafas panjang " Ya udah lah, ke taman aja gimana?"

"Ayo!"

Setelah di taman belakang rumah mereka, aldean dan Iriana memilih duduk di ayunan berwarna putih samping kebun bunga.

" Bang, lu mau makan ga?" Tanya Iriana sambil menyimpan handphonenya di meja

Aldean mengangguk lalu membuka handphonenya "Boleh, tapi gue pengen nyemil aja"

My handsome teacher || (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang