09

85 13 3
                                    

"Rui pulang..."

"Kamu sudah pulang?" Tanya Papa Minho.

"Hmm... papa gak dateng ke rapat orang tua ya?" Tanya Mingrui.

"Maaf ya Rui, papa harus antar Shuyang kerumah sakit." Jawab papa Minho.

Mingrui menghela nafas berat, "gak papa kok, Rui udah biasa gak ada yang dateng mau itu wali atau orang tua." Ucap Mingrui kemudian masuk kedalam kamarnya. "Padahal, rapatnya pagi… gak bisa apa papa Dateng meski cuma setengah acara rapat aja…"

Mingrui terduduk di kursi meja belajarnya. Entah kenapa jantungnya berdetak kencang saat ini. Nafasnya mulai tidak beraturan.

"Rui harus kuat, Rui kan udah biasa kenapa sekarang Rui lemah banget?"

Mingrui menahan tangisnya, sakit rasanya dia tidak bisa bernafas, lagi-lagi hatinya mendapat goresan yang dapat membuatnya tidak bisa berkutik.

"Rui gak kuat ya Tuhan... tolong kalau memang sudah saatnya, ambil aja jangan buat Rui merasa tersiksa ya Tuhan..."

Tangisnya berhenti kala tiba-tiba pintu kamarnya terbuka.

"Rui!" Seru Zeyu terkejut melihat adiknya yang terlihat begitu menyedihkan dengan keringat yang membasahi pelipis dan pipinya.

"Ze...yu... ge..." Lirih Mingrui sebelum ambruk dan kehilangan kesadarannya...

"Rui!" Zeyu berlari ke arah Mingrui dan mengguncang-guncang tubuh Mingrui.

Merasa tidak ada respon sedikitpun, Zeyu kembali berlari untuk meminta bantuan.

"Pa! Ma!" Namun nihil tidak ada satupun. Yang datang, dia baru ingat sekarang mereka baru saja pergi untuk mengantar Shuyang kerumah sakit.

"Gimana ini..." Zeyu bergumam frustasi.

Dia menekan nomor yang ada di telpon rumahnya dan menelpon seseorang. "Halo paman? Bisa tolong aku? Mingrui pingsan papa dan mama sedang pergi bersama Shuyang."

"Baiklah paman kesana sekarang."

Zeyu menggendong tubuh Mingrui dan menidurkannya dikasur. Tangannya menggosok tangan Mingrui yang terasa dingin. Ini tidak boleh terjadi.

"Rui bangunlah, gege mohon..."

Zeyu benar-benar khawatir, bibir Mingrui yang semula berwarna merah muda kini berubah warna menjadi ungu.

"Zeyu!" Seru seseorang yang baru saja Zeyu hubungi.

"Paman Jisung, tolong Mingrui harus dibawa ke rumah sakit sekarang!" Seru Zeyu.

***

Zeyu benar-benar khawatir, saking khawatirnya dia sampai mondar-mandir didepan ruangan dimana Mingrui sedang diperiksa.

"Zey, tenang. Rui pasti baik-baik aja." Jisung menenangkan.

Setelah ditenangkan Zeyu duduk di kursi yang sudah disediakan. "Apa perlu paman beritahu Hanyu untuk temani kamu disini?" Tawar Jisung.

"Gak usah paman, Zeyu baik-baik aja kok." Tolak Zeyu.

Jisung tidak mendengarkan ucapan Zeyu dan tetap menelpon putranya. "Hanyu, kamu temani Zeyu dirumah sakit. Ayah sedang ada urusan sebentar." Ucapnya pada Hanyu.

"Kalau gak mau dengerin jawaban Zey ngapain nanya... dasar paman Jisung ada-ada aja." Gumam Zeyu geleng-geleng kepala.

"Zey, paman pergi dulu, sebentar lagi Hanyu datang." Pamit Jisung.

Zeyu mengangguk. "Terimakasih paman. Hati-hati." Balas Zeyu.

"Zeyu." Panggil Fransisca yang baru saja keluar dari ruangan dimana Mingrui diperiksa.

I Want To Be Happy [Gou Mingrui✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang