Suasana lelang yang tadinya tenang dan dipenuhi orang-orang berkantong tebal menawar harga. Seketika berubah menjadi ramai dengan jeritan di sana-sini ketika suara tembakan terdengar.
Para bodyguard Kinn juga langsung bergerak mengelilingi lelaki itu untuk melindunginya dari tembakan yang datang dari berbagai arah. Pete, Porsche, dan Big bahkan harus terlibat baku hantam dengan beberapa orang yang mendekat. Entah musuh atau bukan, disaat seperti ini tidak ada yang bisa dipercayai. Semua orang asing di ruangan ini terlihat mencurigakan.
"ADA BOM YANG AKAN SEGERA MELEDAK." Teriakan seorang wanita membuat suasana menjadi hening, sangat hening selama beberapa detik hingga otak mereka selesai memproses perkataan wanita itu dan jeritan serta orang-orang yang berdesakan untuk keluar dari tempat acara kembali memenuhi gendang telinga.
"Tuan Kinn, mari ikut saya, anda harus segera keluar." Pete berucap dengan wajah serius. Lalu mereka berjalan melewati lautan manusia yang masih tak karuan dan memasuki sebuah lorong sepi tanpa ada seorangpun di dalamnya. Hanya ada Pete yang berjalan paling depan diikuti Kinn, lalu Porsche dan yang terakhir Big. Lorong ini cukup panjang, namun sangat sempit karena hanya dapat dilewati oleh satu orang, cahaya tamaran yang ada di langit-langit membuat suasana menjadi semakin tegang ditambah dengan mereka diburu waktu.
Mereka sudah sampai di luar dan berlari sejauh mungkin meninggalkan tempat pelelangan. Dan benar saja, tak lama setelah mereka berlari terdengar bunyi ledakan yang cukup keras walau tak sampai menghancurkan seluruh bangunan, hanya bagian depan saja yang hancur sedangkan bangunan bagian belakang masih berdiri utuh.
"Wow, kukira kau akan mati terpanggang Tuan kepala keluarga Utama." Seseorang berucap dari arah belakangnya membuat Kinn menoleh dan menemukan Vegas berdiri di sana dengan dua orang bodyguardnya. Penampilannya juga cukup berantakan membuktikan bahwa lelaki itu juga tadi pasti sempat berlarian untuk menyelamatkan diri.
Kinn menyigar rambutnya dan menampakkan senyum sinis, "Aku tidak akan mati semudah itu, Vegas."
"Aku lebih dari paham bahwa keluarga utama tak akan mati semudah itu, terlebih kau dan Ki—" Vegas tiba-tiba saja menghentikan kalimatnya dan menatap mereka satu per satu dengan panik. "Kim? Di mana Kim? Kenapa kau tidak bersamanya. Jangan bilang dia masih di dalam, Kinn."
Mendengar ucapan Vegas, Kinn seakan baru tersadar akan sesuatu. Kim, tidak ada bersamanya sejak tadi. Seketika wajah sinis Kinn berganti menjadi wajah dengan penuh ekspresi khawatir menatap bangunan yang sudah hancur separuh dengan api yang berkobar. "Big, di mana Kim? Bukankah aku menyuruhmu untuk menjaganya, hah?!"
"Tuan Kinn, tadi Tuan Kim pergi ke—" Seakan juga baru tersadar, Big langsung berlari kearah bangunan yang masih dipenuhi kobaran api. Dua lelaki dari keluarga utama dan keluarga minor tersebut bahkan mengumpat dengan keras ketika tau bahwa Kim masih berada di dalam bangunan ketika bom meledak. Ekspresi kedua lelaki tampan itu tak jauh berbeda, kalut, marah, dan khawatir bercampur menjadi satu. Mereka berdua seakan ingin memasuki bangunan padahal api masih menyala besar, sedangkan Big, entahlah, lelaki itu tiba-tiba saja hilang.
"CEPAT CARI BANTUAN. AMBULAN, PEMADAM, ATAU APA PUN. TIDAK PEDULI APA, KIM HARUS SELAMAT." Vegas berteriak pada dua pengawalnya membuat keduanya pergi untuk melakukan perintan dari Tuan mereka, "SIALAN!"
"Pete, Porsche." Kinn memanggil keduanya dengan suara pelan penuh kekhawatiran. Lelaki itu sepertinya tengah menyalahkan dirinya sendiri karena melupakan sang adik.
Porsche tidak langsung pergi, lelaki itu menepuk pundak Kinn dan berkata, "Aku yakin Kim akan baik-baik saja, Kinn. Dia adikmu kalau kau lupa." Setelah berkata demikian, Porsche berlari pergi menyulus Pete untuk mencari bantuan.
"Aku benar-benar akan membuat orang yang sudah meledakkan bom di tempat ini merasakan neraka dunia." Vegas berujar penuh penekanan dengan amarah yang meluap-luap kendati raut khawatir tak lepas dari wajah tampannya.
Sedangkan Kinn, lelaki itu mengepalkan tangannya erat dan berujar dengan lirih, "Aku tak akan memaafkan diriku sendiri jika sesuatu terjadi pada Kim."
Saat kedua lelaki tampan itu tengah bergelut dengan pikiran mereka masing-masing. Sebuah suara batuk tiba-tiba saja terdengar tak jauh dari tempat mereka berdiri. Ternyata itu adalah Kim yang berjalan tertatih hingga harus dipapah oleh Big. Keadaannya cukup kacau, bajunya sobek dibeberapa bagian dan samar-samar terlihat lebam diwajahnya yang kini dipenuhi debu.
Tanpa berkata apa pun, Kinn langsung mengambil Kim dari Big dan memeluk tubuh yang lebih kecil darinya itu dengan erat. Kelegaan benar-benar memenuhi rongga hatinya ketika melihat Kim kembali dalam keadaan utuh. Bahkan bibirnya sejah tadi tak berhenti merapal kata terima kasih dan syukur.
Sedangkan Vegas, lelaki itu juga tak kalah lega daripada Kinn. Wajahnya yang tadi begitu keras dipenuhi amarah kini sudah melunak ketika melihat Kim kembali dalam keadaan baik-baik saja dan masih bernapas.
Tapi kelegaan keduanya tak berlangsung lama ketika kedua mata Kim tiba-tiba saja tertutup dan tubuhnya melemas.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Who am i? (END)
FanfictionSeperti kata pepatah, "Sepandai-pandai tupai melompat. Pasti akan jatuh juga." Theerapanyakul Family. DLDR BXB