Soobin POV
Malam ini aku kembali mengunjungi bar itu. Bar kecil yang terletak di sudut kota Busan. Hingar-bingar mulai terdengar menyeruak memaksa masuk kedalam telingaku, ditambah dengan lampu disko yang berkedap-kedip cepat membuatku sedikit memicingkan mata agar tidak merasa pusing dadakan. Kuseret sepatuku untuk menuju meja bar ditempat yang menurutku paling strategis untuk kembali memulai pekerjaan yang aku tekuni akhir-akhir ini. Sambil berjalan, kulepas jas hitam yang membungkus tubuhku dan melepaskan dua kancing kemeja teratasku. Setelah menghempaskan tubuhku diatas sofa berselimut beludru merah, kulihat seorang perempuan dengan pakaian minim menghampiriku, menanyakan padaku apa pesananku untuk minuman dan apa pesananku untuk- yah, kalian pasti tahu.
"Cocktail." Jawabku cepat sambil memanjangkan leher untuk mencari-nya.
"Baiklah itu minumannya. Kalau-"
"Tidak, aku tidak tertarik." potongku cepat sebelum sang wanita itu menyelesaikan kalimatnya. Toh, tanpa menunggu sampai dia selesai bicara, aku sudah tahu apa yang mau ditawarkannya.
Dia mengangguk tanda mengerti. Kemudian meminta izin untuk segera pergi dan mengambilkan pesananku. Aku terdiam, tidak berniat membalasnya. Aku terlalu fokus untuk menscan semua objek yang masuk kedalam pandanganku agar dapat menemukan sosoknya dengan segera. Aha, itu dia! Masih dengan rambut hitam kuncir setengah. Dia berlenggak-lenggok seraya membawa nampan berisi penuh dengan gelas pesanan para konsumen disana. Tidak berubah, dia tetap terlihat cantik malam ini. Dan bajunya itu, ya ampun! Bukankah di luar sedang turun salju? Berani sekali dia kembali memakai baju kemeja tipis dan celana kainnya. Merasa kuat, huh? Tidak takut sakit?
"Tuan, ini minumannya." interupsi pelayan yang tadi menangani pesananku. Dengan cepat aku mengambil dompetku dan mengeluarkan sejumlah uang secara acak untuk diberikan padanya. Setelah berterima kasih yang dibubuhi dengan kerlingan genit dari matanya, dia segera pergi setelah mendengar namanya dipanggil oleh tamu yang ingin memesan di seberang ruangan.
Aku kembali memfokuskan mataku untuk mengamatinya. Lagi-lagi memori masa kecil menghampiriku tetapi hanya sebentar, sampai tiba-tiba memori akan kenangan pahit perpisahan kami mengambil alih semuanya. Aku ingat malam itu saat orang tua kami untuk sekian kalinya bertengkar karena hadirnya orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga mereka. Masih segar di ingatanku kala Yeonjun meringkuk disudut kamarnya sambil menangis terisak. Aku yang masih kecil dan tidak tahu apa-apa pun hanya bisa menutup kedua telingaku sambil bersandar dibalik pintu kamarku.
Dan yang membuatku bagai disambar petir di siang bolong adalah saat mendengar kabar bahwa keesokan harinya Yeonjun dibawa kabur oleh ibu dan menghilang bersama-sama di tengah kegelapan malam. Aku frustasi, berteriak seraya membanting semua barang di dekatku dan menyalahkan ayah saat aku mendengar berita yang cukup membuat batinku terguncang. Segala cara aku kerahkan untuk memaksa ayahku agar mau mencari mereka. Nihil, karena ayahku bagaikan gunung batu yang menjulang tinggi tidak tergoyahkan. Yang ada aku harus menerima kenyataan pahit bahwa ayahku memindahkanku ke luar negeri untuk membuatku semakin jauh dan melupakan mereka, terutama Yeonjun.
Kini umurku sudah 27 tahun. Seorang pria mapan dengan jabatan direktur perusahaan Choi Enterprise yang setahun lalu diwariskan pria tua itu kepadaku. Ah, setahun yang lalu dia sudah bersatu dengan tanah. Perihal itulah yang membuatku harus datang jauh-jauh kembali ke Busan untuk mengambil alih semua tetek bengek kursi pemerintahan perusahaannya. Jujur saja, jabatan warisan ini hanya bisa membuatku muak. Bagaimana tidak? Setiap hari kau harus mendengarkan kasak-kusuk yang menghina bahwa aku terlalu muda atau aku tidak kompeten untuk memegang jabatan besar itu sendirian. Dan akhirnya? Para tua bangka itu sepertinya sudah bungkam ketika dalam setahun masa kepemimpinanku nilai saham Choi Enterprise meningkat sampai dengan 10 persen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma: Oneshots [Soobjun]
Romance[Berisi kumpulan oneshot kapal soobjun] Saat Yeonjun kecil selalu saja dilarang bermain oleh si kakak, Soobin. Yeonjun hanya bisa menangis, dan Soobin akan mendekapnya dengan berbagai alasan. Cast: Choi Soobin Choi Yeonjun Warn! BL, BoyxBoy, incest(...