Illicit (3)

599 48 7
                                    

Happy reading


Takut-takut Yeonjun kembali memandang plang besi yang menempel di pintu bertuliskan angka 512. Sesekali kepalanya menunduk untuk memastikan bahwa dia tidak salah kamar ataupun alamat pada selembar kertas yang dibawanya. Bibir bawahnya ia gigit hingga meninggalkan kesan merah pada peredaran darah yang dipaksa berhenti sedangkan tangannya berkali-kali meremas secarik kertas yang digenggamnya, membuatnya semakin lusuh dan sulit untuk membaca tulisan yang tertera.

Yeonjun memejamkan matanya resah, haruskah dia berubah pikiran? Oh tidak! Bukan hal itu yang harus dia takutkan sekarang, yang penting sekarang adalah bagaimana caranya mendapatkan uang dengan cepat agar keselamatan nenek Kim dapat terjamin.

Ingatannya kembali memutar ulang kejadian beberapa jam lalu, saat dirinya tiba-tiba menerima telepon dari rumah sakit yang mengatakan bahwa neneknya itu sedang dalam keadaan kritis dan harus secepatnya dioperasi. Dengan pikiran yang kalut pun Yeonjun memohon pada Jessi agar membiarkannya bekerja seperti pekerjaan yang Wooyoung lakukan untuk mendapat uang secara instan. Apalagi kalau bukan bekerja sebagai gigolo? Atau lebih tepatnya lelaki yang menjajakan dirinya pada tante girang dan pria hidung belang demi beberapa lembar uang dengan cetakan nominal yang besar.

Yeonjun menjejalkan kertas yang sudah kusut itu ke dalam kantong mantelnya. Mulai membuka hazelnya dan berjalan mondar-mandir di depan pintu yang masih belum disentuhnya.

'Oh ayolah, mana keberanianmu tadi?' Yeonjun bertanya pada dirinya sendiri. Bukankah tadi dia sendiri yang meminta Jessi untuk mencarikannya pelanggan yang terpercaya agar tidak menyakitinya. Tetapi itu semua dia tolak setelah wanita itu memberitahu bahwa ada orang misterius menawarkan harga seratus juta won untuk keperjakaannya. Ini dia! Seratus juta! Bahkan lebih dari cukup untuk membayar operasi nenek dan seluruh biaya perawatannya. Dengan membulatkan tekadnya, Yeonjun berjanji pada dirinya sendiri bahwa apapun yang terjadi dia harus mengambil kesempatan ini.

Bunyi sepatu yang Yeonjun pakai bergema dalam lorong panjang hotel yang dikunjunginya. Yeonjun kembali memastikan bahwa dia tidak salah, entahlah ini sudah yang keberapa kalinya dia menengok untuk melihat design interior klasik yang menghiasi lorong tersebut. Lampu kristal yang berjejer rapi tertempel didinding menghadirkan cahaya temaram terkesan sangat elit. Ditambah dengan beberapa lukisan besar menggantung menambah kesan kemegahan, dinding bercat orange dengan lapisan wallpaper karpet turki dibawahnya.

Yeonjun menelan ludahnya, hanya dalam satu hari ia bertransformasi dari pelayan di bar menjadi pria murahan kelas tinggi. Bukankah itu susunan kata yang kontradiksi sekali. Walaupun dengan embel-embel kelas tinggi karena hotel yang disewa oleh pembelinya merupakan hotel yang tidak tanggung-tanggung harganya. Tapi tetap saja ada kata 'murahan' yang tertera pada julukan pekerjaannya yang baru.

Dengan tangan gemetar Yeonjun menekan tombol-tombol angka yang tertera di kotak dekat pintu setelah menggesekan kartu. Oh, perpaduan klasik dan modern? Pintunya tak lagi menggunakan kunci manual yang harus diputar agar terbuka. Melainkan dengan memasukan password yang sudah diberikan oleh si penyewa kamar. 1309. Eh? Yeonjun menautkan alisnya bingung. Bukankah ini tanggal dan bulan ulang tahunnya? Atau jangan-jangan kebetulan. Baiklah, pikiran positif Yeonjun menuntun pria cantik ini berpikir pada kemungkinan kedua.

"S-selamat malam." sapa Yeonjun nyaris tak terdengar. Yeonjun masuk dengan langkah kecil-kecil setelah membuka pintunya sedikit. Kamar itu gelap, sangat gelap. Yeonjun bisa melihat bahwa satu-satunya penerangan yang ada dalam kamar itu hanyalah dua lampu kecil yang terletak sedikit jauh dari pintu masuknya dan cahaya bulan yang masuk melalui jendela-jendela kaca yang berjejer rapi disampingnya.

Yeonjun tertegun, hanya untuk satu malam, sang pelanggan sengaja menyewa kamar hotel yang lebih mirip apartemen ini? Karena selama berjalan masuk Yeonjun dapat mengamati bahwa kamar ini juga dilengkapi dengan dapur kecil, ruang tamu dan mini bar disamping kanan dan kiri.

Enigma: Oneshots [Soobjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang