Sneeze

609 51 1
                                    


Hidung mancungnya memerah akibat digesek terlalu sering. Ingus yang kadang keluar tidak ingat waktu dan tempat. Yeonjun nampak sayu dengan kedua mata yang memancarkan aura letih. Semua ini gara-gara tadi malam ia diajak oleh Wooyoung untuk menemaninya membeli kado untuk ulang tahun kekasihnya. Awalnya si rubah itu menolak karena memang sedang tidak enak badan, tetapi melihat muka melas sahabatnya itu membuat ia luluh dan akhirnya mengabulkan ajakan tersebut. Alhasil, paginya ia terserang flu dan demam. Wooyoung yang belum tahu kondisi Yeonjun belum terlihat di dalam kelas.

"Sebaiknya kau ke UKS saja, Jjunie." Beomgyu menggeser tempat duduknya agar lebih merapat ke Yeonjun.

"Beomgyu benar. Sakitmu sudah parah." Heeseung menimpali.

Mau tidak mau akhirnya Yeonjun meninggalkan kelas dan berjalan menuju UKS. Awalnya Beomgyu dan Heeseung menawarkan diri untuk mengantarnya, namun Yeonjun menolak. Lagipula tidak enak juga jika ia minta diantar, bisa-bisa mereka berdua malah telat masuk pelajaran pertama nanti.

Ia merogoh tissue yang ia bawa dari rumah, mengeluarkannya kemudian memakainya.

Si mata rubah berjalan melewati koridor depan ruang kelas 12 IPA-1 dan tidak sengaja menggulirkan netranya ke dalam kelas. Seperti murid pada umumnya, ia sedikit melihat-lihat wajah para siswa yang menurutnya menarik.

"Mark sungguh keren," ia menggumam pelan sembari mengalihkan pandangannya ke arah siswa yang tengah bermain kertas.

Sampai Yeonjun merasa dirinya akan segera bersin—

Hatchi!

Bersin yang tiba-tiba tak dapat ia hindari. Ia merasa agak pusing, menunduk dengan tujuan melanjutkan perjalanan menuju UKS. Kemudian ia dihadapkan dengan sebuah seragam sekolah yang sama dengannya. Yang ia lihat hanya kerah baju dan dadanya yang bidang.

Yeonjun mendongak dan betapa terkejutnya ia mendapati sosok laki-laki jangkung berdiri di depannya dengan wajah yang, eum... tampan. Tapi anehnya dia sangat amat dingin dan mengeluarkan aura tidak menyenangkan.

"Kau— beraninya,"

Yeonjun hanya melongo tidak mengerti. Memangnya ia salah apa? Ia pun celingak-celinguk berharap bahwa iblis berwujud manusia di depannya ini bukan sedang berbicara padanya. Tapi nihil, yang ada di sini hanyalah Yeonjun dan orang di depannya ini.

"Kau berbicara denganku?"

Dahi si pemuda jangkung berkerut. Lelaki di depannya ini kelewat polos atau bagaimana? Jelas-jelas tadi lelaki bermulut bebek ini bersin tepat di depannya. Si jangkung hanya takut dirinya akan tertular virus yang cepat menyebar itu, juga sangat risih.

"Siapa lagi kalau bukan kau," si jangkung mendelik hingga membuat Yeonjun sedikit takut.

Soobin menghela nafas kesal. Masih pagi dan dirinya sudah disambut hujan lokal tanpa peringatan terlebih dahulu.

"Loh Bin? Kenapa hanya berdiri?" Taehyun tiba-tiba muncul dari dalam kelas. "Lalu siapa lelaki manis ini?" cengiran temannya itu membuat Soobin semakin naik pitam. Tidak tahu saja dia kalau Soobin habis terkena semprotan virus.

"Berisik. Kau masuk saja duluan, aku masih ada urusan disini." Melihat Taehyun memandang siswa di depannya penuh minat agaknya membuat Soobin terganggu.

"Hei, siapa namamu?" bukannya mengindahkan perkataan Soobin, dengan entengnya Taehyun malah berusaha sksd dengan siswa manis di depan mereka. Sedangkan Yeonjun hanya terdiam dan menahan nafas. Siapa yang tidak kaget coba diapit diantara dua siswa populer di sekolah. Yang satu vokalis band kebanggaan sekolah, dan satu lagi ketua basket jagoan sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Enigma: Oneshots [Soobjun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang