raka pov:
"ah sudah sampai ini rumahku, mau singgah ga?" tawar ku basa basi sembari turun dari mobil.
"gausah, nanti aja aku mau langsung pulang aja, capek wkwk" tolaknya.
"makasih ya tumpangannya" ucapku berterimakasih
"iya"
setelah kulihat mobilnya semakin menjauh barulah aku masuk kedalam rumah.
"ma raka dah pulang" teriakku.
aku heran karena tidak ada jawaban.
"tumben rumah ini sunyi" ucapku dalam hati.
biasanya saat aku pulang kerumah pasti ada aja suara mama dan adekku, akupun memeriksa kamar mamaku namun ternyata kosong.
lalu aku memeriksa kamar adekku, terlihat bahwa adek ku masih menggunakan seragam sekolah dan menangis diam-diam.
"dek, kenapa?" tanyaku panik.
adikku hanya diam, tak lama kemudian dia memberanikan diri untuk berbicara.
"tadi guru dedek ngasi surat undangan study tour, setelah dibagikan surat undangan."
"teman edek langsung ngejek" lanjutnya sembari mengusap air mata.
"mereka bilang kalo edek gak mungkin mampu ikut study tour karena edek gak punya ayah"
"kenapa ayah meninggalkan kita bang, apa karena edek anak pembawa sial?"
"kalo punya ayah pasti hidup kita ga kesusahan"
aku terdiam dan tak bisa berkata-kata, benar kata adikku kalo ada ayah disisi kami, hidup kami tak akan semenyedihkan ini.
"dek..., ada sebagian orang yang seharusnya tidak pantas menjadi ayah"
"kebetulan orang itu adalah ayah kita" ucapku dengan mata berkaca-kaca.
"tak apa" ucapnya pelan.
"edek emang tak pernah berpikir kalo edek bisa ikut study tour" kata adek ku sambil merobek surat undangan study tour.
"sialan" umpatku.
aku memalingkan wajah, dan menutup wajahku dengan telapak tangan, aku tidak sanggup lagi menahan air mata, tanpa sadar air mata ku pun keluar.
"aku menangis bukan karena sedih"
"aku benar benar marah" ucapku kesal.
"betul sih apa yang mereka omongin, tapi edek sakit hati, akhirnya edek bilang ke gurunya kalo edek gak ikut study tour" lanjut adekku.
"adek harus pergi study tour" paksa ku.
"abang akan mendapatkan uang nya sebelum hari minggu"
~~~
lelah menangis adikku langsung tertidur, setelah itu aku kembali ke kamarku untuk berganti baju, tak lama kemudian aku mendengar ada seseorang yang membuka pintu rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOY [gay]
Teen FictionWarning mengandung adegan dewasa! Mengisahkan tentang Raka, yang merupakan seorang siswa teladan. Nilainya selalu sempurna, meskipun wali kelasnya mengatakan, bahwa ia terasa seperti siswa gaib. Ini karena Raka tidak pernah macam-macam, dan sangat...