Pagi hari yang cerah, Moona dan Arissa sedang bersiap-siap untuk berangkat menuju ke sekolah.. Karena hari itu adalah hari senin, jadi Moona dan Arissa harus pergi ke sekolah lebih awal untuk mengikuti upacara bendera.
"Ar, kamu berangkat nya sama papa aja, aku mau bawa sepeda motor saja."
"Loh tumben.. Biasanya kamu paling males kalau bawa sepeda motor ke sekolah." Ucap Pak Zavi.
"Ya.. Moona kepengen aja."
"Ya sudah sayang, kamu minta tolong sama mang andi buat ngecekin sepeda nya.. Kan udah lama sepeda itu engga kepake." Kata Bu Rose yang mengerti dengan perkataan putri nya.
Moona pun keluar dan mencari mang Andi.
"Kemana sih ni mamang?"
"Oh ya.. Mungkin di kebun."Moona lalu bergegas menuju ke kebun belakang rumah mencari Mang Andi.
"Nah.. Ternyata di sini."
"Ada apa neng?" Tanya Mang Andi dengan keheranan.
"Mang, bisa tolong keluarin sepeda motor nya soalnya mau Moona pake buat ke sekolah." Pinta Moona.
"Siap neng."
Mang Andi pun bergegas menuju ke garasi untuk mengeluarkan sepeda dan mengeceknya jikalau ada yang tidak beres dengan sepeda itu.
Moona kembali ke dalam rumah untuk berpamitan kepada kedua orang tua nya.
"Pah, Ma.. Moona berangkat dulu."
"Eeh... Nak, tunggu." Cegah Pak Zavi.
"Ada apa Pah?" Tanya Moona.
"Tadi Arissa katanya mau berangkat naik taksi saja, nah... Gimana kalau kamu barengan aja sama Arissa ke sekolah?" Ucap Pak Zavi yang membuat Moona sedikit terkejut.
"(Tujuan ku ke sekolah pake sepeda kan supaya tidak bersama, sama Arissa ke sekolah.. Kalau gini caranya ya.. Percuma anjir gw bawa sepeda.)" Gerutu Moona di dalam hati nya.
"Gimana? Kamu tidak keberatan kan?"
Melihat Pak Zavi yang berharap penuh agar Arissa bisa barengan ke sekolah bersama dengan Moona. Moona pun tidak bisa menolak lagi."He'eh" Kata Moona sambil menganggukkan kepala nya.
Jam menunjukkan pukul 06.30, Moona dan Arissa bersiap untuk berangkat ke sekolah tapi sebelum itu mereka berpamitan kepada kedua orang tua nya.
Setelah mereka berdua berangkat tanpa mereka sadari, ternyata Pak Zavi mengikuti mereka dari belakang bersama dengan supir pribadi nya, yaitu Mang Andi.
"Mang, Hati-hati jangan sampai ketauan mereka."
"Siap pak bos."
Setelah 10 menit perjalanan, akhirnya mereka berdua pun sampai di sekolah.. Moona langsung memarkirkan sepeda nya dan berjalan bersama Arissa menuju ke kelas.
Di sisi lain Pak Zavi juga sudah sampai di sekolah, setelah sampai di depan gerbang.. Pak Zavi langsung berbicara dengan satpam nya.
"Baik, sebentar pak." Ucap satpam itu, ia pun langsung bergegas meninggalkan Pak Zavi dan berjalan ke arah area sekolah.
Tak sampai 5 menit, satpam itu pun kembali.
"Mari Pak saya antar."
Pak Zavi dan satpam itu pun lalu berjalan menuju ke ruang kepala sekolah..
Setelah sampai di depan ruang kepala sekolah, satpam itu membuka pintu dan mempersilahkan Pak Zavi untuk masuk.
"Kalau begitu saya permisi." Pamit satpam itu meninggalkan Pak Zavi dan kepala sekolah.
"Silahkan duduk Pak Zavi." Kata Kepala Sekolah itu.
"Terima kasih Pak Wibowo." Ucap Pak Zavi sambil duduk di depan Pak Wibowo, kepala sekolah di situ.
"Jangan panggil *Pak*, panggil saja Wibowo.. Kita kan sudah bersahabat dari SD."
"Hahaha... Baiklah kalau begitu."
"Jadi.. Ada apa Zav? Tumben kamu datang ke sini?"
"Begini, ada yang mau aku bicarakan mengenai Arissa." Ucap Pak Zavi dengan nada yang cukup serius.
"Arissa... Arissa..?" Kata Pak Wibowo mengingat-ingat nama itu.
"Oalah, iya, aku ingat.. Arissa anak kelas 3-A, yang 1 kelas sama Moona kan?"
"Memangnya ada apa Zav?""Begini ceritanya...." Pak Zavi menjelaskan panjang lebar bahwa mulai sekarang Arissa merupakan bagian dari keluarga *Zarvira*
"Jadi aku mau kamu merubah data dan nama Arissa menjadi, Arissa Zarvira."
"Jadi Arissa ini adalah anak yang kau cari selama beberapa tahun terakhir ini?"
"Ya... Begitulah Wo."
Mereka pun akhirnya berbincang-bincang dalam waktu yang cukup lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sister, My Love!
Ficção Adolescentehayy.. namaku adalah Moona, lengkapnya Moona Zarvira.. ku pikir aku adalah anak tunggal tapi ternyata tidak, orang tua ku merahasiakan hal itu kepadaku selama bertahun-tahun lamanya.. mereka baru mengatakan hal itu saat aku sudah memasuki kelas 3 SM...