Bertemu

2.4K 499 35
                                    

Ctik

Ctik

Ctik

Suara pensil mekanik terdengar teratur malam itu.

Di sebuah kamar sedang, di sebuah kota kecil yang nyaman dan letaknya sangat jauh dari bisingnya jantung kerajaan.

Kota Yotte namanya.

Lisa menopang dagu dengan tangannya yang terus menekan ujung atas pensil itu tak berhenti.

Seperti nya gadis berambut hitam legam itu bosan, atau mungkin sedang memikirkan suatu hal.

Tasss

Tiba tiba sebuah kubus mini dengan sisi transparan muncul. Bukan hanya satu, tapi ada puluhan namun hanya sebesar ujung kuku.

Kubus itu terlihat bening, namun juga berkilau. Bukan hanya bentuk kubus, berbagai bola bola kecil transparan ikut muncul seperti balon tiup yang melayang kesana kemari.

Lisa tersenyum tipis melihatnya.

Tasss

Dan sekali jentikan, semua benda transparan tadi tiba tiba hilang dengan diakhiri kilatan kecil seperti kelip bintang.

Flashback

"Kau tidak ingin mencoba kekuatan itu?".

Lisa melirik kearah sahabatnya, Bambam.

"Kau gila?".

Bukannya menjawab, Lisa malah mengatai laki-laki manis itu.

"Lalu kekuatan mu itu kau gunakan untuk apa?", Bambam masih berusaha merayu.

"Tidak ada".

"Itu mubazir kan? Kau terlahir istimewa, Lis".

Lisa mendengus mendengar ucapan itu lagi. Bukan hanya sekali, tapi sudah ratusan kali bahwa sahabat nya itu selalu memuji dengna kalimat itu.

'Istimewa...? Huh.. ', batin Lisa mencemooh.

Namun gadis itu hanya diam, tentu saja dia tetap harus menghargai pujian Bambam.

Flashback off

"Memangnya ada.. Tempat yang menampung orang seperti ku?", gumam Lisa.

Jujur, Lisa bahkan tak punya ambisi apapun dengan keistimewaan nya ini. Gadis itu hanya suka memainkannya secara random tanpa ada keinginan apapun.

Lisa adalah gadis santai yang ingin hidup nyaman dan normal. Bangun tidur, mandi, makan, lalu berangkat kerja. Pulang kerja, mandi, makan dan tidur.

Hanya itu saja rutin yang dia lakukan. Jika ditanya bosan tidak? Tentu saja Lisa langsung mantab bilang, TIDAK.

Aneh.

Tapi memang itulah gadis itu. Bambam dulu mengenalnya di tahun pertama bahkan sampai shock, dan menjadi terbiasa akhirnya.

.
.

.
.

Ada kerumunan di papan pengumuman tepat di tengah pusat kota pagi itu.

Orang orang berbondong-bondong melihat isi dari tulisan berwarna tinta merah itu.

Lisa seperti biasa.
Gadis itu tak tertarik, dan lebih memilih berjalan ke tempat kerja nya. Hari ini dia gajian, dan dia punya keinginan untuk membelikan sebuah tas kulit untuk ibunya Bambam.

Mereka sudah seperti saudara, jadi dia sudah menganggap Ibunya Bambam adalah Ibunya sendiri.

"Ada seorang vampir gila yang katanya kabur dari Vanglash".

Sytten -Place Of MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang