Dunia luar

1.5K 429 61
                                    

Lisa sebenarnya cukup paham jika Scoups ingin memanfaatkan kekuatannya. Dalam hal baik tentu saja.

Tapi tahukah pria itu, jika Lisa ini adalah orang malas?

Dalam arti, dia bukan lah seseorang yang suka ikut campur atau mau repot pada orang lain. ---kecuali Bambam dan Ibunya.

Dan sekarang, pria kharismatik ini malah dengan otoriter nya menyuruh gadis ini untuk ikut dalam tugas yang entah apa itu.

"Jadi.. Tugas apa yang harus kita lakukan?", akhirnya Lisa mau bertanya setelah mereka berjalan keluar dari ibukota.

Sungguh. Sekarang dia mau gak mau akan terus bertanya karena pengalamannya untuk hal seperti ini adalah nol.

"Ada rombongan pembawa bahan baku yang katanya memerlukan pengawalan sampai tujuan", Seungkwan menjelaskan.

Scoups sendiri berjalan dibelakangnya, sementara Mingyu didepan, sedangkan Lisa dan Seungkwan berjalan di tengah berdua.

"Apa jauh dari sini? Rutenya lewat mana? Kenapa harus dikawal?".

Rentetan pertanyaan di kepala Lisa langsung dia ucapkan, mumpung Seungkwan yang diajak bicara.

Pemuda Boo itu sedikit berfikir sejenak, sepertinya harus memikirkan kata yang mudah agar Lisa bisa paham tanpa mengulang dua kali.

"Rute yang dilewati rombongan akhir akhir ini agak berbahaya karena banyak penyihir perampok  yang tiba tiba sering menjarah",

"Dan karena ini adalah bahan baku penting, jadi harus benar benar dipastikan aman sampai tujuan", pungkasnya.

"Kenapa tidak lewat jalur lain saja?", lihatlah.. Lisa bahkan masih saja punya pertanyaan.

"Kota yang dituju hanya ada satu rute, apa kau tak melihat peta yang kuberi tadi?", kali ini Scoups menyahut.

Terdengar agak jengkel karena Lisa terus bertanya.

Lisa langsung menoleh,"Kau yang bilang untuk menyuruhku mencoba.. Sekarang aku tertarik sedikit tapi malah dimarahi".

"Bagian mananya aku memarahimu?", alis Scoups terangkat sebelah tak terima.

"Alismu", gadis itu tanpa segan menunjuk sebelah alis pria itu,"Kenapa selalu terangkat sebelah saat bicara padaku.. Terlihat menyebalkan".

Tanpa menunggu jawaban, Lisa menarik tangan Seungkwan menjauh, menyusul Mingyu yang ada di depan.

"Apa dia baru saja menghina alisku?", gumamnya tak terima.

.
.

Wow

Decakan kagum itu yang pertama kali keluar saat Lisa tahu rute yang Scoups bilang berbahaya, ternyata enak dipandang.

Gadis itu pikir, kata berbahaya yang dimaksud adalah hutan rimba, tebing batu terjal atau gurun panas.

Ternyata hanya jalan setapak biasa. Tapi sangat indah, karena berbagai bunga warna warni tumbuh subur di bawah pepohonan.

Lisa menoleh lagi, kali ini dia mendekati Mingyu. Dia tidak mau bertanya pada Scoups, meskipun hanya satu langkah dibelakang.

"Mingyu... Sebenarnya mereka membawa bahan baku apa? Jika memang penting, kenapa tidak membayar prajurit kerajaan yang banyak?", bisiknya.

Pemuda jangkung itu agak menunduk,"Ini bahan baku  mata pencaharian utama di Kota Cyon.. Jika sampai dijarah, mereka bisa kesusahan kan?".

"Dan lagi, ini sudah kali kedua kasus penjarahan akhir akhir ini, jadi kementerian menugaskan Sytten", ucapnya lagi.

"Jadi dulu aman aman saja?".

Sytten -Place Of MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang