Suara alarm dari jam digital di kamar itu berhasil membuat Sera terbangun dari tidurnya. Perempuan yang kini mengenakan kaus dan celana tidur milik Jerry itu membuka matanya perlahan. Ia terkejut mendapati dirinya berada di sebuah tempat yang sangat asing baginya.
"Oh iya, gue kan emang lagi nginep di apartemennya Jerry," gumamnya menenangkan diri.
Kemudian Sera menoleh ke sebelahnya dan mendapati Jerry sedang terlelap di sampingnya dengan posisi memeluk dirinya seperti memeluk guling.
"AAAAAAAAA!!!!"jerit Sera yang dengan sukses membuat Jerry terbangun.
"Berisik banget sih...," gerutu Jerry.
Laki-laki berambut cokelat itu membuka matanya dan mendapati dirinya memeluk Sera. "Astaga!" Jerry langsung melepas pelukannya dari Sera dan bergeser menjauh.
"Lo kenapa di sini?" tanya Jerry sambil beranjak dari tempat tidurnya dan berdiri menjauh dari Sera.
"Harusnya gue yang nanya. Kenapa lo tidur di sini?! Kan semalem lo tidur di sofa?!" tanya Sera heran.
Sera mengecek ke bawah selimut yang membalut tubuhnya dan merasa lega karena menemukan dirinya masih berpakaian lengkap.
Jerry melihat ke arah tubuhnya lalu ke arah Sera, "Tenang! Kita nggak ngapa-ngapain semalem. Pakaian kita masih lengkap."
Terdengar suara ketukan di pintu kamar Jerry. "Jer, ayo bangun. Mama udah nyiapin sarapan."
Pintu kamar Jerry terbuka dan memperlihatkan dokter Hana berdiri di depan pintu kamar putranya. Perempuan paruh baya itu terkejut melihat Jerry dan Sera berada di dalam sana.
"Sera?" tanya dokter Hana bingung.
"Ma, ini gak sep─"
Ucapan Jerry langsung disela oleh dokter Hana, "Katanya nggak saling kenal? Kok malah tidur sekamar?"
"Begini, dok. Ja─"
"Kalian bohong, kan? Jadi, sejak kapan kalian berdua pacaran? Sera, kenapa kamu bohong dan bilang nggak kenal sama Jerry? Terus kenapa kemaren kamu kabur dari rumah sakit? Jerry, kenapa kamu nyembunyiin hubungan kamu sama Sera?" dokter Hana langsung memberondong Jerry dan Sera dengan banyak pertanyaan.
"Dok, kami nggak pa─" Sera menghentikan ucapannya ketika mendengar ponsel milik dokter Hana berbunyi.
"Sebentar, ada telepon. Mendingan kalian sekarang ke meja makan. Kita sarapan dan kalian jelasin hubungan kalian berdua."
Dokter Hana bergegas keluar untuk mengangkat telpon, meninggalkan Sera dan Jerry yang kebingungan.
"Gimana nih? Nyokap lo jadi salah paham gitu. Lo juga sih, kenapa tidur di sebelah gue?! Pake meluk segala lagi. Kalo tau gini, mending gue aja yang tidur di sofa," gerutu Sera kesal.
"Kenapa jadi nyalahin gue? Astaga, gimana cara jelasinnya kalo begini," Jerry mengacak rambutnya frustasi.
Sera melipat tangannya, "Emang ini salah lo! Lo 'kan yang nyuruh gue tidur di sini."
"Udahlah, mending sekarang kita ke ruang makan dan jelasin semuanya ke nyokap gue."
Jerry keluar dari kamarnya menuju ruang makan yang diikuti oleh Sera di belakangnya.
"Ayo duduk," titah dokter Hana ketika melihat Jerry dan Sera menghampiri dirinya di ruang makan.
"Sarapan dulu. Mama udah bawain sarapan buat kita semua."
Dokter Hana membuka tudung saji di atas meja makan. Terlihat semangkuk besar nasi uduk dan berbagai jenis lauk pauknya terhidang di atas meja.
Jerry dan Sera pun duduk berdampingan di hadapan dokter Hana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married! [THE BOYZ]
Fanfiction"Let's get married!" - Sera "Pernikahan itu sakral, bukan buat mainan." - Jerry "Aku masih sayang kamu." - Juan "I'm sorry." - Rachel