"...Tapi kayaknya nyokap lo nggak bakal suka kalo tau bahwa ternyata lo udah punya anak."
"Lo nggak akan ngelakuin itu...," Jerry menggelengkan kepalanya dan tangannya mengepal menahan emosi.
"Gue nggak bakal ngelakuin itu kalo lo mau nikah sama gue. Pura-pura, tentunya. Gampang, 'kan? Lo tetep bisa kok ketemu sama anak lo dan ibunya meskipun kita udah nikah nanti. Cuma setahun, abis itu kita pisah."
"Nggak, gue nggak mau. Kenapa harus gue? Lo naksir sama gue?" tanya Jerry penuh selidik.
Sera segera menggeleng setelah mendengar pertanyaan Jerry, "Nggaklah! Maksud gue, 'kan kita udah ngaku pacaran di depan Juan. Masa gue nikahnya sama orang lain? Gue bakal ngasih lo saham gue di Grand Royal sebagai balesannya. Saham gue cukup banyak di sana."
"Gue nggak tertarik sama saham lo. Buat gue, pernikahan itu sakral, bukan sesuatu yang bisa dipermainkan. Silakan lo cari cowok lain aja," ujar Jerry sebelum masuk ke dalam rumah Sera.
Terlihat Tania dan dokter Hana sedang berbincang di ruang keluarga sedangkan Adam sudah kembali ke kantornya.
"Ma, Tante, sebenernya ada yang mau aku omongin."
"Duduk, Jer," Tania tersenyum, mempersilakan Jerry untuk duduk.
"Ada apa, Jer?" tanya dokter Hana ingin tahu.
Jerry duduk di hadapan Tania dan dokter Hana, "Sebener─”
"Sayang? Kenapa masih di sini?" tanya Sera menyela ucapan Jerry.
"Tadi katanya kamu mau pergi ketemu... Aduh, aku lupa namanya. Temen cewek kamu dan anak cowoknya itu yang di rumah sakit. Siapa namanya?"
"Apa-apaan dia ngomong kayak gitu?" batin Jerry sambil melirik ibunya yang mengernyitkan dahinya setelah mendengar ucapan Sera.
"Oh, iya! Kamu mau ketemu Ni─”
"Hahaha..., kamu ini ngomong apa sih? Aku nggak mau ke mana-mana," Jerry merangkul Sera agar tubuh gadis itu mendekat ke arahnya sambil tertawa canggung.
"Oke, gue bakal ikutin permainan lo, tapi jangan pernah ngomong tentang Nino di depan nyokap gue," bisik Jerry dan membuat gadis di sampingnya itu tersenyum penuh kemenangan.
"Jadi, tadi kamu mau ngomong apa?" tanya dokter Hana, mengingatkan kembali kalau tadi Jerry ingin mengatakan sesuatu.
"Jerry pengen ngomongin rencana pernikahan kami sama Mami dan dokter Hana," jawab Sera yang semakin membuat Jerry kesal.
"Iya,'kan? Kamu pengen ngomongin itu, 'kan?" tanya Sera sembari menahan tawa melihat Jerry yang hanya bisa tersenyum canggung.
"Jadi, kapan kalian mau menikah?" tanya Tania sambil tersenyum.
Tania benar-benar senang ketika mengetahui bahwa putrinya telah memiliki kekasih dan bahkan sudah berencana untuk menikah. Hal-hal yang selama ini ditakutinya tidak terjadi dan benar-benar membuatnya merasa lega.
"Jangan kelamaan. Kami ini udah nggak sabar pengen nimang cucu," tambah dokter Hana.
"Jerry pengennya bulan depan."
Ucapan Sera barusan membuat Jerry membelalakkan matanya.
"Ya Tuhan! Kenapa cewek ini jadi ngebet pengen nikah sama gue?" batin Jerry heran.
"Kalo bulan depan kecepetan, kita bisa me─”
"Nggak!" Tania menyela ucapan Jerry, "Itu nggak kecepetan kok. Kalo gitu kalian nikah bulan depan, ya. Kalian tenang aja, biar Mami yang ngurus. Kalian tinggal terima beres aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Married! [THE BOYZ]
Fanfiction"Let's get married!" - Sera "Pernikahan itu sakral, bukan buat mainan." - Jerry "Aku masih sayang kamu." - Juan "I'm sorry." - Rachel