07

27.5K 2.4K 39
                                    

"Aahh! AHh! Hangg! Yang mulia.. Ah!" Desahan terus keluar dari mulut Riel, dia meremas kuat tali yang sejak tadi mengikat kedua tangannya.

Ben yang melihat pergelangan tangan Riel memerah langsung melepas ikatan tali tadi, dia mengecup bergantian kedua tangan Riel.

"Maaf, aku tidak bermaksud menyakiti mu"

"Hah...hah.. ah-hah.. " Riel tidak begitu mendengar apa yang Ben katakan, kepalanya terasa berputar.

Tanpa sadar, Riel malah menggerakkan pinggulnya dan kembali mendesah.

Ben terkekeh pelan melihat apa yang Riel lakukan.
'Ku rasa dia menikmatinya' batin Ben karena beberapa waktu lalu Riel berusaha mendorong Ben tapi sekarang dia bergerak dengan sendirinya.

Ben menyentuh pinggang Riel lalu tanpa aba-aba dia langsung menghantam hole Riel bertubi-tubi tanpa henti yang membuat pria muda ini klimaks.

"Ah.. hah, ini sudah.. hah, selesai" gumam Riel dengan nafas putus-putus.

Ben mendekat lalu berbisik di telinga Riel.
"Kita belum selesai"

Deg.
Riel membulatkan kedua matanya saat Ben kembali bergerak.

"Aaahh!!" Desahan Riel bergema di dalam kamar, orang yang lewat kamar itu pun bisa mendengar suara Riel tapi mereka memilih pura-pura tidak tau.

Saat pagi tiba, Riel membuka matanya dengan wajah kusut.
"Aku hampir mati" kata Riel dengan suara seraknya karena Ben tidak membiarkan Riel beristirahat padahal malam tadi adalah pengalaman pertama Riel.

Tubuhnya terasa sangat sakit tapi dia memaksakan dirinya untuk bangun dari tempat tidur karena pagi ini dia mendapat undangan sarapan bersama keluarga inti istana.

Saat Riel berdiri dengan menopang tubuhnya di dinding, dia bisa melihat kasur yang saat ini seperti kapal pecah.

"Wah.. sangat dahsyat badai malam tadi" kata Riel dengan senyum kaku.

Dia berusaha melangkah kearah kamar mandi.
"Hah.. sakitnya membuat kaki ku kram, lebih baik aku ma-"

Krekk~

Deg!
Mata Riel membulat saat pintu kamar mandi terbuka, dia bisa melihat Ben berdiri di hadapannya dan lebih parah lagi tanpa busana.

"Ugh!" Wajah Riel berubah jadi tomat masak.

"Oh, kamu sudah bangun.. aku berniat memandikan mu setelah aku selesai mandi tapi sepertinya kamu tidak sabar.. ya sudah"

Ben tiba-tiba mengangkat tubuh Riel.
"Uaahh! Yang mulia, tidak! Aku bisa mandi sendiri !"

Ben tersenyum.
"Mari berendam air hangat untuk meredakan rasa lelah.. pelayan sudah menyiapkannya untuk mu tapi aku mau ikut berendam juga" ujar Ben.

Sesuai kata-katanya, Ben ikut masuk ke dalam bathtub lalu memeluk Riel dari belakang.

Ben menyandarkan dagunya di bahu Riel.
"Terima kasih untuk malam tadi, kamu luar biasa Riel"

Riel menghela nafasnya berat, walau pun sudah di jamah oleh Ben tetap saja Riel masih tidak terima dia di perlakukan seperti seorang istri karena bagi Riel dia sama berjenis kelamin laki-laki dan harusnya menjadi seorang suami.

'Sepertinya dia tidak mengerti, harus ku jelaskan lagi' batin Riel menyusun rencana untuk memberitahu Ben.

.
.

Bersambung ...

I'M A HUSBAND ! (BL21+TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang