06

15.5K 1.5K 3
                                    

Saqir membantu Nio membawa barang-barangnya setelah mereka menyelesaikan kunjungan selama dua hari ke kediaman para bangsawan.

Saat mereka berdua berjalan menyusuri halaman istana, Nio bisa melihat Riel duduk di bangku taman melihat hamparan bunga.

Nio melepas tasnya lalu berlari kearah Riel.
"Tuan ! Aku pulang!" Ujar Nio dengan senyum merekah.

Riel langsung berdiri saat mendengar suara Nio.
"Nio.."

"Tuan!" Nio langsung memeluk Riel.

"Uah! Hei.. hati-hati !"

Nio memeluk Riel erat.
"Tuan, aku merindukan mu"

Riel tersenyum kaku kearah Saqir seolah bertanya apa yang terjadi selama tiga hari yang membuat Nio jadi seperti ini.

Saqir hanya membalas dengan senyuman tanpa memberi Riel jawaban.

"Nio.. bisakah kamu melepaskan ku ? Ra-rasanya agak canggung" ujar Riel.

"Oh! Maafkan aku tuan!" Nio langsung melepas pelukannya dari Riel.

"Ya, tidak apa-apa.. tapi apa terjadi sesuatu ?" Riel menatap Nio dengan raut wajah khawatir.

Nio mengelengkan kepalanya.
"Tidak terjadi apa-apa.. aku hanya rindu melayani mu tuan" ujar Nio.

Riel tersenyum.
"Ya, aku juga rindu teman mengobrol ku.. " Riel menatap pelayan wanita yang sejak tadi berdiri di belakangnya.
" ...tidak apa-apa, pergi lah.. pelayan pribadi ku sudah datang" ujar Riel.

"Baik tuan" pelayan wanita ini menunduk singkat lalu melangkah pergi.

"Mari bawa barang-barang mu ke kamar.. biar ku bantu" ujar Riel berjalan kearah tas Nio.

"Tidak tuan! Aku bisa membawanya sendiri !" Nio terlihat panik.

Nio sudah berusaha membujuk Riel tapi Riel tidak mendengarkan Nio, Riel bahkan meminta agar Saqir memberikan tas Nio dan tidak mengikuti mereka berdua.

Saqir menuruti apa yang Riel katakan, dia membiarkan tuan dan pelayan ini saling melepas rindu.

Tapi tugas Saqir belum selesai, dia harus melaporkan masalah kasus panti asuhan pada Ben.

.
.

*Kamar Nio*

"Semua sudah kan ?" Tanya Riel.

"Iya, hanya ini yang ku bawa saat pergi tiga hari lalu tuan" jawab Nio.

"Oh.. !" Riel berlari kecil kearah jendela kamar Nio.

"Putri Alexsa !" Panggil Riel dari jendela kamar, putri Alexsa mendongakkan kepalanya lalu tersenyum manis.

"Apa yang kamu lakukan disana Riel ?" Tanya Alexsa.

"Hanya bertamu ke kamar pelayan pribadi ku.. apa yang Anda lakukan pagi-pagi seperti ini yang mulia ?" Tanya Riel.

Alexsa mengusap pelan perutnya.
"Hanya jalan kaki pagi agar bayi ku dan yang mulia Ben sehat"

Deg.
Riel tiba-tiba terdiam beberapa detik lalu kembali tersenyum.

"Ku doakan kandungan Anda sehat sampai Anda melahirkan nanti yang mulia" ujar Riel.

Putri Alexsa tersenyum.
"Terima kasih, ku lanjutkan jalannya dulu ya"

Riel mengangguk mengiyakan apa yang Alexsa katakan, Nio memperhatikan wajah Riel.

'Apa yang terjadi ? Sesaat aku bisa melihat pancaran kesedihan dari matanya' batin Nio.

.
.

Bersambung ...

I'M A HUSBAND ! (BL21+TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang