Bab 32. Twisted Feeling

976 170 5
                                    


Untuk bab ini, sebaiknya kalian membacanya sambil mendengarkan lagu Destiny-Miiaa.

"Hana, dengarkan aku dulu!" Seorang pria berambut coklat sedikit ikal menggenggam tanganku dengan erat.

Aku menoleh ke arahnya. Wajahnya tampak sangat depresi dan terlihat ingin menangis. Sementara bagian bawah tubuhnya hanya di tutupi oleh handuk.

"Jihyun, tidak ada lagi yang harus kau jelaskan."

Aku melirik ke arah seorang wanita yang masih telanjang duduk di tempat tidur. Tempat tidurku dan Jihyun selama 1 tahun ini. Wajahnya tidak memperlihatkan rasa bersalah, malah terlihat memandang rendah diriku.

"NGGAK! Kau harus mendengarkanku. Ini semua salah paham!" Pria ini memohon sambil terus menggengam tanganku.

"Salah paham?" tanyaku sambil mencebik. "Jadi maksudmu yang kau lakukan dengan jalang itu adalah salah paham? Bagaimana bisa?"

Wanita itu menyisir ujung-ujung rambutnya dengan jari lalu memakai kembali pakiannya. Ekspresinya masih sama, ekspresi mencemooh.

"Aku mencintaimu, Hana. Aku gak bisa tanpamu." isak Jihyun.

"Kau tidak akan melakukan semua ini jika kau memang mencintaiku setulus itu." Ucapku datar. "Sekarang lepaskan aku. Pertunangan kita batal. Aku tidak akan menikah denganmu."

Aku melepaskan cincin yang melingkar di jari manisku dengan perlahan, lalu menjatuhkannya ke lantai. Melihat itu, Jihyun terduduk lemas sambil mengambil cincin itu kembali.

"Kau bebas melakukan apapun sekarang. Bahkan untuk menikahinya." Aku kembali melirik ke arah wanita itu. Aku mengenalnya. Dia adalah sekretaris di tempat Jihyun bekerja. Aku sudah menduga kalau jalang ini tertarik dengan tunanganku. Namun aku tidak menyangka bahwa hubungan mereka akan seperti ini.

"Baguslah. Aku sempat khawatir anak yang ku kandung akan berakhir tanpa ayah." ucap wanita itu angkuh.

Hah!

Bahkan wanita itu sudah hamil.

"Park Yeejin!!" Jihyun berteriak keras menyebut nama wanita itu. Ada nada kemarahan di dalam suaranya. Park Yeejin tampak terperanjat, lalu duduk kembali di tepi tempat tidur. Sepertinya dia sangat kaget karena Jihyun yang selalu ramah dan tersenyum membentaknya seperti itu.

"Han Jihyun. Aku tak mau lagi berhubungan denganmu. Kau boleh menempati apartemen ini bersama kekasih barumu. Aku tak akan, meminta uang depositnya."

Berakhir.

Ini sudah berakhir.

Sebaiknya aku cepat menyelesaikan ini sebelum air mataku tumpah.

"Selamat tinggal, Jihyun. Dulu aku selalu mencintaimu. Namun sekarang, rasa cinta itu sudah hilang."

Aku membalikkan badanku dan melangkah pergi tanpa menoleh sedikitpun ke arah mereka. Tak ku hiraukan teriakan Jihyun yang terus memanggil namaku. Aku hanya ingin secepatnya pergi dari tempat ini.

3 tahun, dan semuanya berakhir begitu saja.

Awal pertemuan yang tidak di sengaja. Yang awalnya hanya aku salah masuk ke taksi yang ternyata sudha di oesan lebih dulu olehnya. Dan ketidaksengajaan itu berkembang hingga kami jatuh cinta.

Blossom of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang