Chapter 1 / SMA ANGKASA

37 2 0
                                    

Ditulis: 22/02/2023

***

SMA ANGKASA

Selasa tahun pertama di sebuah kota pelajar. Dalam ruangan berornamen klasik dari sebuah rumah sudut kota. Tirai jendela kamar berwarna biru pastel dibuka. Hari pertama seorang Rayna kembali masuk sekolah. Namun bukan sekolahnya yang dulu. SMA Angkasa. Salah satu sekolah favorite di negara Indonesia yang ia tempati sekarang. Selepas kejadian itu, Arkian mengurus semua surat pindah untuk adiknya tersebut agar selalu bersama dengannya.

"Good morning, my little sister. Kok belum siap untuk ke sekolah."

"Bang Arki, aku boleh nambah libur gak? Besok aja ya aku ke sekolahnya." pinta Rayna namun ditolak. Anak teladan berprestasi memang seperti itu. Bagi Arkian sekolah merupakan nomor satu. Ia tidak pernah membenarkan siswa yang bolos sekolah. Apalagi di era sekarang makin canggihnya teknologi malah membuat sebagian anak menjadi malas untuk belajar.

Selepas melakukan ritual persiapan berangkat ke sekolah, Rayna bergegas menuruni tangga dan berniat untuk berpamitan.

"Aku berangkat sekolah, bang"

"Emang kamu tau dimana sekolah kamu?"

"Gak tau, bang. Hehe." Sebenarnya di rumah mereka disediakan supir pribadi profesional oleh Arkian untuk selalu siap menemani sang adik. Namun, dia ingin memastikan dengan sendiri akan keselamatan sang adik di hari pertama sekolah baru yang ia telah pilihkan.

"Abang yang antarin kamu hari ini. Sekalian mau bincang dengan kepala sekolah."

***

Di balik kaca, bersama seragam yang ia kenakan berlambangkan SMA Angkasa, berkata Rayna dalam diam 'Selamat datang awal baru untukmu Rayna Sanitya Nabastala'. Tentu saja di lingkungan sekolah baru. Hembusan nafas yang gausar, ia melangkahkan kaki selepas turun dari sebuah mobil yang dikendarai oleh Arki. Bagi kepribadian seperti Rayna, ia tidak pernah berpikir untuk mendapatkan banyak teman. Kehidupannya selama di Australia juga tidak ada yang menarik baginya. Jumlah teman pun dapat dihitung dengan jari. Rayna terkadang tidak cukup punya keberanian, apalagi ia baru saja kehilangan nyawa orang yang paling disayangi. Menjalin dan membuat orang kembali masuk dalam kehidupannya, lalu kehilangan. Trauma yang sulit bukan mustahil terobati

"Nak Rayna, ya?" tanya seorang guru, pelan dianggukan oleh Rayna.

"Hari ini ibu ada jadwal di kelas kamu, ayok sekalian ibu antarin ke kelas."

SMA Angkasa memang terlihat berbeda dari sekolahnya dulu. Lihat saja arsitektur, warna dan susunan ruangan demi ruangan jelas tampak berbeda. Seperti namanya, sekolah tersebut sangat besar dan luas serta terlihat begitu lengkap akan fasilitas penunjang yang dibutuhkan siswa. Sekolah ini juga dilengkapi asrama bagi seluruh siswanya. Terkesan elit, namun semua anak punya kesempatan untuk menjadi bagian dari sekolah tersebut, terdapat beasiswa penuh bagi yang punya bakat dan prestasi. Perjalanan menusuri sekolah menuju kelas, terbesit dipikiran Rayna jika sekolah ini saja besar, bagaimana dengan perpustakaannya. Ia harus selalu kesana jika istrahat telah tiba.

"Ini kelas kamu, Rayna. Silahkan masuk." 11-Einsten 1. Jika sekolah pada umumnya menggunakan IPA/IPS, berbeda halnya dengan SMA Angkasa. Satu hal unik lagi adalah menggunakan nama Einsten untuk kelas IPA dan Galileo untuk kelas IPS.

"Mohon perhatiannya anak-anak. Kalian kedatangan murid baru. Nak silahkan perkenalkan nama kamu terlebih dahulu."

Semua pasang mata tertuju pada Rayna. Cantik, manis itulah kata keluar dari bibir mereka. Rayna sebenarnya merasa sangat canggung dan tidak terbiasa menjadi pusat perhatian. Suara merdu ia pun keluarkan, memulai perkenalkan diri dengan logat Australia yang masih kental pada dirinya.

Rayna NabastalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang