Chapter 2 / Dia Bagaskara

18 1 0
                                    

Ditulis: 24/02/2023

****

DIA ADALAH BAGASKARA

Malam gelap diterangi bintang dan bulan. Malam itu tidak terjadi hujan sehingga galaxy dapat dilihat dengan indahnya. Dalam ruangan yang bernuansa astronomi, dinding berwarna biru pastel. Rayna sedang melakukan rutinitasnya setiap hari. Bukan maskeran, bukan menonton drama korea atau sebagainya. Namun, membaca. Sosok tokoh novel bernama 'Bagaskara' sangat membuat ia terkesimah, terhanyut dalam bayangan 'dapatkah sosok itu ada di dunia nyata?' Sosok yang sangat berbakti kepada kedua orangtuanya, setia, dia selalu bangga pada diri dan keluarganya walaupun berada masa terpuruk. Namun, tetap bersyukur.

"Bagaskara...., Apakah kamu dapat menjadi nyata?" tanya Rayna dalam pikirnya, kemudian mengambil sebuah pena dan buku catatan harian berwarna biru-pink pastel. Rayna mulai memainkan pena membentuk satu demi satu kata dalam lembaran bukan putih namun pink pastel.

Rayna Nabastala kembali dalam tulisannya.
Apa yang terjadi hari ini, jujur saja sangat menyenangkan. Berjumpa kawan baru yang sangat asik, dapat membuat aku sekejab dan sebentar melupakan tragedi yang pernah menimpa diri.
Kehidupan ini sungguh tak terduga. Setiap detik kulewati, setiap hembusan napas yang diberikan, aku sangat mensyukurinya.
Allah Maha Baik, Rencana-Nya selalu yang terbaik. Merenggut yang aku sayang, memberikan kembali warna kebahagiaan.
Seperti Bagaskara, sosok yang aku kagumi dalam cerita fiksi "Aku dan Bagaskara" menjadikan aku kembali dan terus menyadari akan realita bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini. Selalu nikmati, jalani dan syukuri setiap takdir yang diberikan. Sebab kebahagiaan akan datang ketika kita selalu bersyukur dan melibatkan Allah. Dia adalah Bagaskara.

Rayna_24 Feb 20xx

Buku catatan harian kembali pada posisinya. Jam menunjukkan pukul 22.00. Waktunya untuk masuk dalam mimpinya. Dipanjatkan doa sebelum tidur oleh Rayna dan berharap sang Ayah dan Bundanya bertamu dalam mimpinya walau hanya sebentar.

"Hai, Rayna. Aku tebak kamu baru saja merindukanku?" tanya seorang anak lelaki yang sangat asing bagi Rayna. Yah benar sekali jika kalian tebak dia adalah Bagaskara. Sosok yang dikagumi. Wajahnya sunggu nyata tertangkap di retina Rayna.

"Kamu Bagaskara?" tanya Rayna yang begitu semangat.

"Kamu selalu menjadi tokoh utama dalam diaryku belakang ini."

"Apakah kamu sungguh mengenalku?"

"Ya. Aku mengenalmu. Seluruh penghuni langit menceritakanmu. Kamu gadis yang jauh lebih hebat, Rayna."

"Mulai besok, Rayna harus menjadi lebih hebat. Rayna harus menjadi lebih ceria dan bahagia dari sebelumnya."

"Karna kamu suka dengan aku yang bahagia menjalani hidup, kamu harus berjanji padaku untuk bahagia pula dalam menjalani hidupmu."

Mimpi hanyalah bunga tidur. Walau tampak nyata, sesunggunya tidaklah nyata. Rayna terbangun dari mimpinya. Suara burung berkicau dan ayam yang berkokok, waktu pagi telah menyongsong. Melanjutkan hidup yang lebih bahagia dan siap akan semua takdir yang telah diberikan oleh Sang Pencipta.

"Hello, selamat pagi Rayna Sanitya Nabastala. Kamu sangat siap untuk hari ini." di depan cermin kamar miliknya berkata Rayna. Senyum khas yang tidak semua orang dapat melihatnya.

***

Seminggu bersekolah, upacara kembali dilaksanakan. Tentu saja ada hal spesial diumumkan. Selain harus menyaksikan murid yang melanggar aturan, akan ada pengumuman bahwa SMA Angkasa menjadi juara umum pada Turnamen Bakat Siswa Nasional tingkat SMA.

Rayna NabastalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang